Kurangi Beban akibat Krisis Listrik, China Tangguhkan Pajak IKM

Dewan Negara mengatakan penangguhan berbagai pajak --termasuk pajak korporasi dan pajak pertambahan nilai-- akan dimulai dari Senin (1/11/2021) hingga Januari 2022, dan akan mengembalikan total 200 miliar yuan ke kantong para produsen.

Sri Mas Sari

28 Okt 2021 - 17.43
A-
A+
Kurangi Beban akibat Krisis Listrik, China Tangguhkan Pajak IKM

Pekerja mengenakan masker di pabrik milik Yanfeng Adient Seating Co. di Shanghai, China, Senin (24/2/2020)./Bloomberg

Bisnis, BEIJING – Industri kecil dan menengah China akan mendapatkan penangguhan sejumlah pajak selama tiga bulan mulai November untuk membantu mereka mengatasi lonjakan biaya produksi akibat krisis listrik.

Diwartakan South China Morning Post, Kamis (28/10/2021), produsen kecil –mereka yang memiliki omzet kurang dari 20 juta yuan (US$3,13 juta) per tahun—akan mendapatkan penangguhan 100% pajak. Sementara itu, produsen dengan omzet 20 juta-400 juta yuan per tahun akan memperoleh penangguhan 50% pajak.

“Menghadapi situasi domestik dan internasional yang parah dan kompleks, kami harus segera mempelajari kebijakan pengurangan pajak skala besar berikutnya untuk entitas pasar,” kata Dewan Negara setelah pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang.

Dewan Negara juga mengatakan Beijing siap merespons kekhawatiran pebisnis, termasuk dengan menyesuaikan dan menyempurnakan manajemen ekonomi ‘secara tepat waktu dan tepat sasaran’.

Menurut kabinet China itu, penangguhan berbagai pajak --termasuk pajak korporasi dan pajak pertambahan nilai-- akan dimulai dari Senin (1/11/2021) hingga Januari 2022, dan akan mengembalikan total 200 miliar yuan ke kantong para produsen.

Secara terpisah, pemerintah juga akan mengizinkan perusahaan pembangkit listrik tenaga batu bara dan perusahaan pemanas untuk menunda pembayaran pajak mereka pada kuartal IV/2021 sekitar 17 miliar yuan. Dewan Negara mengatakan ini akan membantu perusahaan pembangkit yang kesulitan operasional.

Produsen hilir di sektor swasta China terpukul keras oleh harga komoditas yang tinggi, yang telah mendorong inflasi harga produsen ke level tertinggi dalam 26 tahun.

Produktivitas juga menurun di tengah krisis listrik, yang dipicu oleh harga batu bara yang tinggi dan persediaan batu bara yang rendah. Pembangkit listrik tenaga batu bara, yang tidak dapat menaikkan harga listrik tanpa persetujuan pemerintah, telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan, dengan melakukan penjatahan listrik sehingga mengurangi pasokan di seluruh negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.