Free

Lifting Minyak dan Gas Bumi Butuh Pemanis

Penghargaan terhadap kesucian kontrak, kepastian peraturan, dan fasilitas fiskal yang menarik merupakan tiga hal yang paling penting untuk dapat menarik minat investor migas asing.

4 Jun 2021 - 09.00
A-
A+
Lifting Minyak dan Gas Bumi Butuh Pemanis

Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam. Istimewa - SKK Migas

Bisnis, JAKARTA — Indonesian Petroleum Association menyatakan target pemerintah untuk mencapai produksi siap jual (lifting) minyak mentah 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030 butuh dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

Presiden Indonesian Petroleum Association Gary Selbie mengatakan kebutuhan dukungan kebijakan dari pemangku kepentingan di sektor lainnya bisa berupa fasilitas fiskal.

“Kerja sama di antara seluruh pemangku kepentingan merupakan salah satu prioritas IPA pada 2021. Kementerian Keuangan merupakan salah satu stakeholder yang penting di industri hulu migas, selain Kementerian ESDM,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (3/6/2021).

Dia menambahkan penghargaan terhadap kesucian kontrak, kepastian peraturan, dan fasilitas fiskal yang menarik merupakan tiga hal yang paling penting untuk dapat menarik minat investor migas asing. Alasannya, dia menilai Indonesia memiliki cadangan migas yang cukup besar dan belum dieksplorasi dan produksi.

Saat ini, IPA telah dilibatkan dalam banyak diskusi dengan Kementerian ESDM untuk menghasilkan kebijakan yang lebih dapat menarik investasi pada industri hulu migas nasional.

“Namun, kebijakan yang diterbitkan tersebut perlu mendapat respons yang positif dari pemangku kepentingan lainnya karena aktivitas hulu migas sangat terkait dengan kementerian atau lembaga lainnya, baik di tingkat nasional maupun daerah,” ungkapnya.

Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi rata-rata per hari migas nasional pada kuartal I/2021 tercatat sebanyak 679.500 barel minyak per hari (BOPD) minyak bumi dan 5.539 MMSCFD gas bumi.

Angka itu sekitar 97,3% dari target produksi 2021 yang sebesar 705.000 bopd untuk minyak bumi dan 5.638 MMscfd untuk gas bumi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap bisa mendorong tingkat investasi industri hulu migas seiring dengan adanya tren harga minyak dunia yang membaik pada tahun ini.

“Tren investasi juga sudah mulai kelihatan membaik, setelah pada 2020 karena pandemi, investasi hulu migas di dunia menurun 30%, dan sekarang ini sudah mulai membaik,” jelas Dwi.

Sayangnya, kinerja produksi hulu minyak dan gas bumi dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir terus merosot.

Saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR pada Rabu (2/6/2021), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan ada beberapa penyebab utama merosotnya kinerja produksi hulu migas dalam negeri.

Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

ALAMI PENURUNAN

Dalam 2 tahun terakhir permintaan energi fosil itu mengalami penurunan, sehingga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) banyak yang mempertimbangkan untuk melanjutkan program peningkatan.

“15 KKKS besar ini umumnya di bawah rata-rata dari target,” ujar Arifin.

Dia melanjutkan penyebab lainnya turunnya produksi dalam negeri adalah kondisi banyaknya sumur migas yang saat ini sudah berusia tua. Hal itu membuat kinerja pengeboran minyak mengalami penurunan.

Pada beberapa sumur, lanjutnya, kandungan air yang keluar dari proses pengeboran lebih banyak dibandingkan jumlah minyak yang dihasilkan. Kondisi yang disebut water cut tersebut telah banyak dialami KKKS.

Dengan kondisi itu, banyak KKKS yang meninggalkan sumur-sumur tersebut karena sudah tidak lagi mencapai nilai keekonomiannya.

“Inilah yang menyebabkan sumur tua ditinggalkan KKKS sebelumnya karena lebih banyak produksi air dibanding minyak,” jelasnya.

Sepanjang Januari 2021-20 Mei 2021, Kementerian ESDM mencatat realisasi lifting migas dalam negeri telah mencapai 1.59 juta barel minyak ekuivalen per hari (boepd).

Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan target APBN 1,71 juta boepd dan proyeksi pada tahun ini 1,66 juta boepd.

Adapun, perinciannya adalah realisasi lifting minyak hingga Mei 2021 adalah sebesar 630.000 bopd, sedangkan lifting gas bumi 1.000 MMscfd.

Dalam kesempatan sama, Arifin juga mengungkapkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada 2021 bakal lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Data Kementerian ESDM menyebutkan realisasi PNBP dari sektor ESDM telah mencapai Rp72,8 triliun atau 43% dari target yang ditetapkan pada tahun senilai Rp166,97 triliun. Realisasi itu tercatat telah meningkat dari capaian per kuartal I/2021 senilai Rp55,11 triliun. (Muhammad Ridwan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.