Free

Omicron Sudah Masuk Indonesia? Kemenkes Beli Alat Pendeteksi

Pemerintah sejauh ini menyebutkan belum ada data yang menunjukkan kehadiran Omicron. Sementara, kalangan epidemiolog menyebutkan besar kemungkinan Omicron telah masuk ke Indonesia, meski belum terdeteksi.

Redaksi

10 Des 2021 - 21.00
A-
A+
Omicron Sudah Masuk Indonesia? Kemenkes Beli Alat Pendeteksi

Ilustras-Kementerian Kesehatan membeli alat pendeteksi varion Omicron untuk mendeteksi kehadiran varian tersebut di Indonesia. Epidemiolog menyatakan besar kemungkinan Omicron sudah masuk Indonesia./Antara

Bisnis, JAKARTA - Pertanyaan soal kehadiran varian Omciron di Indonesia hingga saat ini masih menggelinding. Pemerintah sejauh ini menyebutkan belum ada data yang menunjukkan kehadiran Omicron. Sementara, kalangan epidemiolog menyebutkan besar kemungkinan Omicron telah masuk ke Indonesia, meski belum terdeteksi.

Terkait deteksi Omicron, pemerintah telah memberi alat tes polymerase chain reaction (PCR) khusus. PCR khusus ini dihadirkan  untuk mendeteksi varian baru Covid-19 berjenis B.1.1.529 atau varian Omicron.

Informasi terkait pembelian alat tes PCR khusus itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.

"Kami melakukan metode baru [untuk mendeteksi Omicron] dengan menggunakan PCR khusus yang namanya SGTF (S-gene target failure)," ujar Dante saat kunjungan lapangan bersama wartawan ke Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (10/12/2021).

Test kit ini akan mendeteksi dan mengidentifikasi varian Omicron secara khusus dan mempercepat proses pengujian. 

"Kita sudah punya 30 kit. Satu kit itu sekitar 124, jadi kita punya 3.000 lebih kit yang akan mengidentifikasi Omicron dengan cara bukan WGS, tapi dengan menggunakan RNA," kata Dante.

Dante memastikan, sampai saat ini Varian Omicron masih belum ditemukan di Indonesia. Meskipun demikian, dia menyatakan pemerintah tetap mewaspadai masuknya varian Omicron yang telah menyebar di sejumlah negara.

"Walaupun belum ada, kami tetap waspada dan memperketat identifikasi terutama di daerah pintu masuk, baik pintu masuk darat, laut, maupun udara. Semua kasus yang PCR-nya positif, dilakukan genome sequencing," jelasnya, seperti dikutip Tempo.

Besar Kemungkinan Omicron Sudah Masuk Indonesia

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan varian Omicron saat ini sudah ada di Indonesia. Analisisnya terkait keberadaan varian baru di tengah masyarakat didasarkan pada daya sebar Omicron yang supercepat.

"Sifat Omicron ini begitu cepat menular. Harus saya ingatkan, sifat eksponensialnya itu cenderung super, 2 kali setidaknya dari Delta,” kata Dicky lewat keterangan video, dikutip Jumat (10/12/2021).

Apalagi, negara tetangga Indonesia sudah mendeteksi varian tersebut seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. "Bahkan (negara dengan) kapasitas surveillance-nya lebih kuat dari Indonesia pun sudah mendeteksi," ujar Dicky.

"Jadi besar kemungkinan, analisis saya, hipotesis saya, ketika Indonesia menemukan (kasus infeksi Omicron) itu sudah di komunitas," lanjutnya.

Dia juga menyoroti masa karantina orang dari luar negeri di Indonesia yang sangat singkat. Sebelum kebijakan terbaru diterapkan, lama masa karantina sempat hanya 3 hari saja. "Jadi dengan masa karantina yang pendek, kemudian surveillance genomic yang rata-rata 0,2 persen sebelumnya, itu menempatkan kita dalam situasi yang sangat rawan,” katanya.

Belum ada Laporan Omicron di Indonesia

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio memastikan, hingga saat ini belum ada laboratorium yang melaporkan varian Corona B.1.1.529 atau Omicron dari pemeriksaan spesimen menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).

"Saya pastikan sampai saat ini belum ada laboratorium yang melaporkan adanya Omicron," kata Amin, saat dihubungi, Jumat (10/12/2021

Seperti diketahui, varian Omicron atau B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Sementara, kasus infeksi B.1.1.529 pertama yang terkonfirmasi diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.

Omicron Menyebar di 57 Negara

Kasus infeksi varian Omicron di dunia tercatat dialami 1.780 orang tersebar di 57 negara.

“Virus yang bersirkulasi di Indonesia masih didominasi oleh Delta,” ucap Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio,  Jumat (8/12/2021).

Para pakar bisa saja menduga varian Omicron semestinya sudah terdeteksi di Indonesia. Namun, hal itu harus berdasarkan bukti ilmiah.

"Jadi prediksi atau perkiraan bisa saja dibuat oleh siapa pun berdasarkan hipotesis-hipotesis tetapi semua harus ada bukti, kalau kita bilang itu sudah ada, buktinya mana," ujarnya.

Lebih lanjut, Amin menjelaskan, metode S gene target failure (SGTF) dalam pemeriksaan tes PCR hanya sebagai screening awal untuk mendeteksi dugaan varian Omicron.

Dia menegaskan, setiap varian baru virus Corona hanya bisa dikonfirmasi melalui metode WGS. "PCR itu tujuannya untuk screening awal, kalau varian Omicron harus dikonfirmasi dengan whole genome sequencing," ujarnya. (Fitri Sartina Dewi, Indra Gunawan, Nancy Junita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.