Penanganan Pandemi Bawa Optimisme ke Bisnis Asuransi Umum

Penanganan pandemi Covid-19 membawa optimisme ke bisnis asuransi umum di Tanah Air pada tahun depan. Simak penjelasannya.

Denis Riantiza Meilanova

22 Nov 2021 - 19.39
A-
A+
Penanganan Pandemi Bawa Optimisme ke Bisnis Asuransi Umum

Penanganan pandemi Covid-19 membawa optimisme ke bisnis asuransi umum di Tanah Air pada tahun depan. (Bisnis/Arief Hermawan)

Bisnis, JAKARTA— Pelaku industri asuransi umum optimistis terhadap iklim bisnis tahun depan yang ditopang oleh penanganan pandemi Covid-19.

Wakil Ketua AAUI Bidang Information and Applied Technology Dody Dalimunthe mengatakan, optimisme ini sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 yang terus membaik. Kondisi pandemi yang membaik ini tentunya akan mendorong pemulihan ekonomi tahun depan.

Berdasarkan rekapitulasi data yang dilakukan Bisnis, pada kuartal III/2021, sebagian besar perusahaan asuransi umum pemimpin pasar mencetak pertumbuhan pendapatan premi secara tahunan. Dari 13 perusahaan yang telah melaporkan laporan keuangannya, hanya tiga perusahaan yang mencatatkan koreksi kinerja.

"Hal ini juga membawa optimisme industri asuransi umum karena peningkatan aktivitas ekonomi akan diikuti dengan peningkatan permintaan polis asuransi sebagai bagian dari stimulus usaha dan mitigasi risiko dalam usaha," ujar Dody kepada Bisnis, baru-baru ini.

Pertumbuhan industri asuransi umum tahun depan, menurutnya, juga tak lepas dari proses digitalisasi.  Teknologi digital menjadi nilai melekat bagi proses bisnis asuransi agar makin efisien dan efektif.

"Teknologi digital akan memangkas proses bisnis yang bersifat rutin dan menciptakan kemudahan akses, serta kenyamanan komunikasi dan koordinasi dengan proses yang cepat, mudah, dan murah," katanya.

Adapun, sampai dengan kuartal III/2021, industri asuransi umum belum mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2021, premi bruto industri asuransi umum tercatat mencapai 48,91 triliun. Realisasi ini tumbuh 3,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp47,34 triliun.

/>Sementara itu, Direktur Utama PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance) Fankar Umran mengatakan, pertumbuhan premi asuransi umum akan beriringan dengan pertumbuhan kredit perbankan. Untuk itu, ketika pertumbuhan kredit perbankan mulai pulih, industri asuransi umum akan mengikuti.

"Ketika kredit tumbuh di atas 6 persen, asuransi umum tumbuh di atas 15 persen. Ketika kredit turun dalam hampir 5 persen, asuransi turun seperti itu. Ketika kredit mulai recovery, ya akan sejalan," ujar Fankar dalam webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).

Menurut Fankar, industri asuransi umum merupakan bisnis ikutan yang mendapat efek domino dari pertumbuhan kredit perbankan. Sebagian besar polis asuransi dihasilkan dari proteksi terhadap produk perbankan yang bersifat mandatori untuk memiliki polis asuransi, seperti penjaminan kredit, asuransi properti, dan asuransi kendaraan bermotor.

"Jadi seolah-olah asuransi kerugian itu mengasuransikan asetnya, properti atau apapun itu karena mandatori pembiayaan. Maka banyak sekali kita lihat saat [kredit] kendaraan motor jatuh tempo 3—4 tahun, asuransi juga berhenti juga. Itu perilaku masyarakat kita," katanya.

Terpisah, Direktur Keuangan KSK Insurance Suharjo Lumbanraja mengatakan tahun depan membawa asa pemulihan ekonomi dan kinerja perusahaan.

Data secara historikal menunjukkan bahwa tren pertumbuhan asuransi umum berada pada rentang dua kali pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya, pada 2018, ketika ekonomi tumbuh 5,17 persen, industri asuransi umum tumbuh 9,87 persen.

Lalu pada 2019, pertumbuhan ekonomi 5,02 persen diikuti dengan pertumbuhan industri asurnasi umum sebesar 14,02 persen. Sementara itu, ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada 2020, pertumbuhan industri asuransi umum turun 4 persen seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi 2,07 persen.  

"Ketika 2022, proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh di 5,2 persen, maka asuransi umum secara year on year diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 9—11 persen. Ini karena memang pertumbuhan ekonomi dan asuransi sangat berkait erat," ujar Suharjo.

Menurutnya, pertumbuhan industri asuransi umum tahun depan akan didorong oleh asuransi kredit yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 20—25 persen. Hal ini didorong oleh kebijakan bank sentral dalam memberikan bunga murah.  

Kemudian, pertumbuhan juga akan ditopang oleh asuransi properti yang diproyeksikan tumbuh 7,3—9 persen dan asuransi kesehatan dan kecelakaan 5,8—8 persen.  

Sementara itu, lini asuransi kendaraan bermotor yang menjadi lini bisnis yang paling prospektif, diperkirakan juga akan tumbuh 1—5 persen. Suharjo mengatakan, peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada 2021 memberikan dampak positif bagi pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.