Peran Krusial Healthtech Startup Jinakkan Pandemi

Sejak Juli 2021, Kementerian Kesehatan mencatat layanan telemedicine isoman sudah digunakan oleh lebih dari 85.561 pasien yang melakukan konsultasi daring dan lebih dari 51.058 obat gratis telah dikirim.

Redaksi

6 Jan 2022 - 15.00
A-
A+
Peran Krusial Healthtech Startup Jinakkan Pandemi

Tampilan situs telemedicine Halodoc, yang menyediakan layanan konsultasi dan pemberian obat gratis bagi pasien terkonfirmasi Covid-19./Halodoc.com

Bisnis, JAKARTA — Geliat bisnis rintisan di sektor teknologi kesehatan diklaim mampu meringankan beban pemerintah selama 2 tahun terakhir dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. 

Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji menyebut, sejak awal pandemi, kementerian sudah bekerja sama dengan 11 perusahaan rintisan (startup) teknologi kesehatan (healthtech) penyedia layanan telemedicine.

"Kolaborasi itu untuk memberikan konsultasi daring dan obat gratis bagi pasien isolasi mandiri [Isoman] Covid-19 dan jumlahnya akan terus bertambah," ujarnya, Rabu (5/1/2022).

Dalam waktu dekat, Kemenkes pun berencana memperluas sasaran layanan tersebut hingga wilayah di luar Jawa dan Bali.

Setiaji mengatakan keberadaan healthtech sangat membantu pemerintah dalam penanganan pandemi. Dengan layanan telemedicine isolasi mandiri (isoman), pasien bergejala ringan atau orang tanpa gejala bisa berkonsultasi daring dan menerima obat yang dikirim langsung ke rumah.

Setiaji menyebut layanan itu membantu pasien mendapatkan penanganan secara cepat, mengurangi risiko penyebaran virus, sekaligus mengurangi beban rumah sakit.

Dengan keberadaan healthtech, rumah sakit dapat lebih fokus ke pasien positif Covid-19 dengan kondisi sedang dan berat.

Sejak Juli 2021, dia menjelaskan, layanan telemedicine isoman sudah digunakan oleh lebih dari 85.561 pasien yang melakukan konsultasi daring dan lebih dari 51.058 obat gratis telah dikirim.

Setiaji berharap ke depannya perusahaan healthtech dapat terus membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi, termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Omicron dan mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan.

VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto menyebut, sejak awal berdiri, platform healthtech bernuansa merah ini hadir untuk memberikan solusi agar masyarakat bisa lebih mudah mengakses layanan kesehatan.

"Lewat kemudahan teknologi, kami percaya Halodoc bisa memberikan manfaat kepada lebih banyak masyarakat, baik yang berada di kota besar maupun daerah terpencil sekalipun," ujarnya.

Menurutnya, dalam upaya memitigasi dan membantu penanganan pandemi di Indonesia, Halodoc bergandengan tangan dengan pemangku kebijakan untuk memperluas adopsi telemedisin, sehingga masyarakat makin mudah dalam menjaga kesehatan.

Sejak awal masa pandemi, dia melanjutkan, Halodoc telah berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19.

Salah satunya dalam memberikan layanan telekonsultasi gratis kepada pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa maupun dengan gejala ringan yang menjalankan isolasi mandiri.

Secara keseluruhan, Adeline mengatakan, terdapat 12 persen pasien positif Covid-19 di Indonesia yang terbantu dan memanfaatkan layanan kesehatan digital dari Halodoc.

Menurutnya, data tersebut merupakan gambaran penetrasi manfaat layanan telemedicine Halodoc dalam membantu masyarakat di tengah pandemi.

"Kami optimistis bisa tetap menjadi andalan dalam menjaga kesehatan masyarakat di tengah lonjakan kasus pada awal tahun ini," ujarnya.

BISA DIMANFAATKAN

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut, peran healthtech bisa dimanfaatkan dalam penanganan pandemi terlebih untuk isolasi mandiri di rumah.

"Bisa untuk membantu meringankan pemerintah yang mungkin fokus kepada masyarakat yang tidak terjangkau layanan healthtech," ujarnya.

Menurutnya, melihat permintaan yang tinggi di tengah pandemi, bagi healthtech sangat penting untuk meningkatkan jangkauan layanannya.

Huda mengatakan, perusahaan-perusahaan healthtech harus lebih banyak melibatkan dan mengintegrasikan layanan dokter di daerah tingkat 2 dan 3 ke dalam platform yang sudah tersedia. 

Keberadaan dokter yang makin banyak, dapat menarik partisipasi masyarakat terutama di daerah 

Setala, kalangan modal ventura menilai healthtech akan lebih mampu membantu penanganan pandemi dengan data rekam medis yang terintegrasi.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut salah satu isu yang membuat healthtech terhambat perkembangannya ialah regulasi elektronic medical record.

"Untuk dapat lebih berkembang, telemedicine dan peran klinik-klinik kecil harus dapat mengakses data tersebut," ujarnya.

Menurut Edward, healthtech dapat lebih maksimal membantu penanganan pandemi dengan akses terhadap data rekam medis yang telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan.

Saat ini, dia melanjutkan, Kemenkes telah membuat peta jalan integrasi data rekam medis elektronik dan telemedicine, termasuk untuk healthtech

Upaya tersebut sebagai bagian dari strategi pemenuhan kebutuhan kesehatan seluruh penduduk Indonesia dengan akses dan kualitas yang memadai.

"Hal ini akan membuka lebar peran layanan kesehatan di Indonesia baik layanan fisik maupun startup untuk mengambil kesempatan ini segera dan memanfaatkan momentum roadmap baru ini," ujarnya. (Thovan Sugandi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.