Perbankan Pacu Penyaluran KPR, Milenial Jadi Sasaran

Milenial menjadi segmen tgerbesar dalam penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Kalangan perbankan memang menggenjot KPR menjelang akhir tahun.

Redaksi

16 Nov 2021 - 15.47
A-
A+
Perbankan Pacu Penyaluran KPR, Milenial Jadi Sasaran

Ilustrasi perumahan di Cihanjuang, Bandung, Jawa Barat./Bisnis

Bisnis, JAKARTA – Menjelang akhir tahun, bank-bank nasional bergegas menawarkan kredit pemilikan rumah/kredit pemilikn apartemen (KPR/KPA) sejalan dengan rendahnya tingkat bunga kredit.

Tak hanya bank BUMN, bank-bank swasta nasional pun masuk ke dalam ceruk ini. Tawaran menarik digulirkan mulai dari bebas uang muka alias down payment DP 0% hingga angsuran yang dapat dicicil sampai 30 tahun.

Tingginya minat bank untuk membiayai KPR/KPA tak lepas dari iklim ekonomi yang mulai kembali pulih seiring dengan melandainya pandemi Covid-19.

Sumber Pembiayaan Konsumen Membeli Properti Residensial (% Konsumen Pembeli Properti Residensial)

Sumber: Bank Indonesia

Properti subsektor hunian sejauh ini merupakan yang paling aman. Sebagian besar pembeli rumah atau unit apartemen dalam kondisi pandemi memang untuk ditempati. Bekerja dari rumah dan sekolah/kuliah dari rumah, tentunya menuntut hunian yang nyaman dan jauh dari hiruk pikuk yang mengganggu.

Perbankan melihat para pekerja yang membutuhkan hunian yang nyaman dan terjangkau lantas menjembataninya dengan KPR/KPA. Di tengah daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi, tentunya memerlukan pembiayaan yang murah, mudah, dan terjangkau.

Prosedur yang tak berbelit-belit serta jangka waktu persetujuan kredit yang singkat menjadi nilai tambah bagi masyarakat dalam memutuskan layanan perbankan yang diinginkan.

Seagai contoh, inovasi yang digelontorkan salah satu bank pelat merah yang tidak ingin pemilik rumah/apartemen merasa terbebani dengan angsuran yang memberatkan. Pemilik rumah dapat memanfaatkan angsuran kredit secara berjenjang sesuai dengan kemampuannya.

PROSPEK CERAH

Kalangan perbankan melihat prospek industri properti khususnya hunian tetap cerah. Beberapa bank bahkan sudah menyiapkan target-target hunian yang dapat dibiayai ke depannya.

Sebagaimana dikemukakan Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Nixon L. P. Napitupulu seperti dikutip Antara, bank pelat merah itu menargetkan dapat membiayai 250.000 hingga 300.000 unit rumah pada 2022.

Target itu, dalam pandangan Nixon, tidak berlebihan. Pertimbangannya permintaan terhadap hunian masih tinggi pada tahun 2022. Terkait hal itu pelayanan perbankan menjadi kunci terutama terkait kemudahan mendapatkan kredit perbankan.

Mengutip survei terhadap 99 orang di Jakarta berusia di antara 25 sampai 30 tahun, menikah dan menjadi orang tua adalah dua alasan utama yang mendorong orang dewasa muda untuk memiliki rumah.

Bahkan membeli rumah diyakini sebagai bukti pencapaian kesuksesan dalam berkarier. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan rumah lebih didorong oleh faktor untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengungkapkan prospek sektor perumahan tahun depan masih sangat bagus, pasalnya selain angka backlog yang tinggi, pertumbuhan rumah tangga baru/ keluarga baru (household) juga masih positif.

Untuk saat ini, investasi di sektor perumahan bagi keluarga yang baru menikah menjadi waktu yang tepat setelah hampir 2 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Menurut Anton, pertimbangan investasi di sektor ini antara lain karena banyaknya aset properti yang dijual di bawah harga pasar, bahkan masih ada yang memberikan diskon.

Dia mengutarakan melandainya kasus positif Covid-19 dan sentimen ekonomi bisnis membaik menjadi momentum positif yang akan mendorong pertumbuhan bisnis properti.

Sumber: Bank Indonesia

Perubahan yang cepat sangat positif di hampir seluruh wilayah melandai, tentu saja berdampak positif terhadap kegiatan bisnis, termasuk properti. Pengusaha berharap tren penjualan membaik di semester pertama 2022 akan berlanjut.

Bagi keluarga baru, ataupun generasi milenial, terutama pembeli rumah pertama menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi properti dengan tingkat suku bunga KPR yang di bawah 10 persen. Siklus bergerak naik, kata Anton, inilah yang diharapkan akan menjadi gain dari investasi properti. Momennya masih ada, masih terbuka. Sekarang waktu tepat cari peluang investasi properti.

MENYASAR MILENIAL

Bangkitnya sektor properti sedikit banyak ditunjang pasar dari segmen milenial, bahkan tidak sedkit pengembang perumahan menjadikannya sebagai pasar utama.

Segmen milenial ini memang menjadi pasar potensial, selain mudah digandengan dengan perbankan juga dimungkinkan memanfaatkan fasilitas kredit dengan jangka waktu sampai 30 tahun. Hal ini mengingat sebagian besar dari kalangan milenial ini menempati posisi yang mapan di perusahaan.

Ketua Umum Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida memperkirakan pangsa pasar milenial ini mencapai 70%. Alasan kelompok ini banyak didekati perbankan adalah karena memiliki pendapatan yang lebih stabil.

Totok mengatakan potensi generasi milenial untuk membeli properti relatif besar. Kemampuan kelompok ini memenuhi gaya hidupnya selama ini karena ditopang penghasilan yang cukup memadai.

Jika penghasilan milenial itu digabung dengan pasangannya, tentu daya beli mereka akan jauh lebih besar lagi. Jadi mestinya generasi milenial mampu mencicil rumah Rp2,5 juta sampai Rp3 juta per bulan, ungkap Totok.

Totok optimistis industri properti tumbuh dengan sentimen positif seperti suksesnya program vaksinasi Covid-19 yang akan memicu pertumbuhan ekonomi pada tahun mendatang.

Dia menjelaskan terdapat beberapa kombinasi insentif pemerintah yang diterapkan untuk memerangi dampak negatif Covid-19 terhadap perekonomian, antara lain, UU Cipta Kerja No. 11/2020, yang memangkas birokrasi perizinan, sehingga menciptakan lingkungan yang ramah bisnis.

Totok mengungkapkan kebijakan insentif pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah baru yang diberlakukan mulai Maret 2021, mendongkrak total penjualan properti menembus sekitar Rp200 triliun hingga Juni 2021.

Tinggal kini mencocokkan selera dari generasi penerus ini terhadap tipe rumah. Namun yang jelas mereka mengharapkan hunian yang dapat menunjang pekerjaan.

REI menargetkan penjualan properti mencapai Rp 500 triliun hingga akhir tahun 2021 seiring perpanjangan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP), serta dengan catatan tidak ada gelombang ketiga kasus penularan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.