Pertamina Genjot Pengeboran Sumur Tajak di Blok Rokan

Sepanjang tahun ini, Pertamina Hulu Rokan telah berkomitmen untuk mengebor sebanyak 161 sumur untuk menahan laju penurunan produksi di wilayah kerja Rokan.

Muhammad Ridwan

10 Nov 2021 - 07.26
A-
A+
Pertamina Genjot Pengeboran Sumur Tajak di Blok Rokan

Fasilitas produksi Blok Rokan di Minas, Riau. Pertamina Hulu Rokan telah berkomitmen untuk mengebor sebanyak 161 sumur untuk menahan laju penurunan produksi di wilayah kerja Rokan./Dok: SKK Migas

Bisnis, JAKARTA — Intensitas kegiatan operasi dan pengeboran di Blok Rokan terus meningkat seiring dengan upaya PT Pertamina Hulu Rokan menahan laju penurunan produksi di wilayah kerja minyak dan gas bumi tersebut.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi pengeboran di Blok Rokan terus mengalami kemajuan. Proses tersebut pun disebut masih berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan tahun ini.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan hingga kini sudah sebanyak 187 sumur yang telah dibor di Blok Rokan. Jumlah tersebut terdiri atas 103 sumur dibor oleh PT Chevron Pacific Indonesia dan 84 sumur telah dibor oleh Pertamina Hulu Rokan.

Sepanjang tahun ini, Pertamina Hulu Rokan telah berkomitmen untuk mengebor sebanyak 161 sumur untuk menahan laju penurunan produksi di wilayah kerja Rokan. "Masih sesuai target," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/11/2021).

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee Suardin mengatakan intensitas kegiatan operasi Pertamina di WK Rokan meningkat, sejalan dengan target 161 sumur tajak untuk periode sejak alih kelola pada 9 Agustus lalu hingga akhir tahun ini.

Hingga kini, imbuhnya, PHR telah mengoperasikan 16 rig, dan jumlah itu akan terus ditambah untuk mendukung upaya pencapaian target jumlah sumur tajak yang ingin dicapai. Tahun depan, target PHR lebih tinggi lagi, yakni 500 sumur tajak.

"WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung upaya pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta bopd  dan gas 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030. Produksi WK Rokan menyumbangkan hampir 25% produksi minyak nasional," ujarnya.

Dia memaparkan selama 2 bulan pengelolaan WK Rokan pascaalih kelola dari Chevron, PHR mencatat telah menyumbangkan penerimaan negara melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp607,5 miliar termasuk pajak-pajak ke daerah.

PHR juga telah berdiskusi dan berkoordinasi dengan Pemprov Riau terkait dengan potensi tambahan pajak bagi daerah. Salah satunya dipicu oleh perubahan skema Kontrak Bagi Hasil (production sharing contract), dari sebelumnya menggunakan skema cost recovery menjadi gross split.

”Karena itu, ke depan PHR optimistis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terkait penerimaan negara dan daerah dari kegiatan hulu migas di WK Rokan,” ungkapnya.

Terkait dengan pencapaian di Blok Rokan, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kemampuan Pertamina Hulu Rokan menjawab tantangan dalam mengelola ladang minyak terbesar di Indonesia itu.

Selain menjaga keberhasilan WK Rokan sebagai salah satu penghasil utama minyak nasional, PHR disebut telah memberikan multiplier effect terhadap perekonomian nasional, berupa manfaat secara langsung bagi negara dan daerah.

"Saya berharap momentum ini terus ditingkatkan sebab terkait energi bagi bangsa dan negara manfaatnya harus ganda. Selain pemenuhan kebutuhan energi nasional, harus mendukung penciptaan lapangan kerja, peluang bisnis bagi pengusaha lokal, maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.