TNI Dituding Disusupi PKI, Ini Reaksi Panglima dan Pangkostrad

Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa Kostrad melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, Dudung menyebut tuduhan tersebut sama sekali tidak benar.

Redaksi

28 Sep 2021 - 13.38
A-
A+
TNI Dituding Disusupi PKI, Ini Reaksi Panglima dan Pangkostrad

Ilustrasi- Prajurit baru Cakra yang sedang mengikuti latihan standarisasi prajurit Kostrad gelombang IV TA 2017 sedang mengunjungi Museum Dharma Bhakti Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2017)./kostrad.mil.id/Penkostrad

Bisnis, JAKARTA - Dugaan mantan Panglima TNI Jenderal Purn. Gatot Nurmantyo bahwa TNI disusupi PKI direspons Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman.

Hadi menyatakan dugaan Gatot tidak didasarkan bukti ilmiah, hanya didasarkan pada hilangnya patung. Sementara, Dudung menyesalkan Gatot yang merupakan seorang senior  melontarkan tudingan keji tak berdasar.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebutkan tudingan Gatot yang menganggap TNI telah disusupi pendukung PKI tidak benar.

Apalagi, tudingan itu hanya didasarkan dari soal keberadaan patung di suatu tempat. "Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat," kata Hadi seperti dilansir Tempo.co, Senin (27/9/2021). 

Hadi mengatakan, persoalan pembongkaran patung di Museum Kostrad, sudah diklarifikasi oleh institusi terkait. Oleh karena itu, Hadi menganggap pernyataan Gatot sebagai nasihat senior agar lembaran sejarah yang kelam tak terjadi kembali. 

"Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami sebagai prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi," tutur Hadi.

Prajurit TNI, kata Hadi, selalu mempedomani bahwa faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.  "Untuk itu, pengawasan intensif baik secara eksternal maupun internal selalu menjadi agenda utama, bukan saja terhadap radikal kiri, tetapi juga terhadap radikal kanan dan radikal lainnya," tutur Hadi.

Sebelumnya Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Infantri Haryantana dalam siaran persnya, Senin, menuturkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah penumpasan G30S/PKI (patung Presiden Kedua RI Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution) di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

"Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," ungkap Haryantana.

Tudingan keji

Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) Letnan Jenderal Dudung Abdurachman juga membantah pernyataaan mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo yang menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Gatot Nurmantyo dalam sebuah diskusi menyebut indikasi itu dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.

Patung yang dihilangkan itu di antaranya patung Presiden Soeharto, Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal A.H. Nasution.

"Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," ujar Dudung lewat keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Menurut Dudung, Gatot Nurmantyo selaku senior di TNI semestinya terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepadanya sebelum menuduh.

Dudung menjelaskan, patung tiga tokoh tersebut memang sebelumnya ada di dalam Museum Dharma Bhakti. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.

"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar Dudung.

Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa Kostrad melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, Dudung menyebut tuduhan tersebut sama sekali tidak benar.

"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ujarnya, seperti dikutip Tempo.co.

Menurut Dudung, foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 itu, masih tersimpan dengan baik di museum tersebut. "Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Pierre Tendean," ujarnya. (Setyo Puji Santoso, Fitri Sartina Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.