Unilever Lego Bisnis Teh US$5,1 Miliar Tak Termasuk Usaha di RI

Unilever menjual bisnis tehnya, ekaterra, ke perusahaan ekuitas swasta CVC Capital Partners dengan harga sekitar US$5,1 miliar. Transaksi ini diharapkan selesai pada paruh kedua 2022.

Zufrizal

19 Nov 2021 - 15.40
A-
A+
Unilever Lego Bisnis Teh US$5,1 Miliar Tak Termasuk Usaha di RI

Logo Unilever.-www.unilever.co.id

Bisnis, JAKARTA — Unilever menjual bisnis tehnya, ekaterra, ke perusahaan ekuitas swasta CVC Capital Partners dengan harga sekitar US$5,1 miliar. Transaksi ini diharapkan selesai pada paruh kedua 2022.

Unilever akan mempertahankan bisnis tehnya di Indonesia, India, dan Nepal, serta kepentingannya dalam usaha patungan teh siap minum Pepsi Lipton dan bisnis distribusi terkait. 

Dengan portofolio 34 merek termasuk Lipton, PG tips, Pukka, T2 dan TAZO, ekaterra menghasilkan pendapatan sebesar US$2,2 miliar pada 2020. 

Unilever seperti dikutip dari www.marketing-interactive.com, Jumat (19/11/2021), memulai tinjauan strategis terhadap bisnis teh globalnya tahun lalu di tengah melemahnya permintaan konsumen akan teh hitam di pasar negara maju. 

Perusahaan sebelumnya mengatakan bahwa bisnis teh globalnya mengalami pertumbuhan yang didorong oleh harga. Namun, secara volume telah menurun di pasar negara maju selama beberapa tahun karena perubahan preferensi konsumen. 

CEO Unilever Alan Jope mengatakan bahwa evolusi portofolio perusahaan ke ruang pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan bagian penting dari strategi pertumbuhannya bagi perusahaan. Sementara Unilever telah membuat keputusan untuk menjual ekaterra, Jope menambahkan bahwa perusahaan sangat bangga dengan sejarah teh dalam sejarah Unilever.

"Kami berharap dapat melihat ekaterra, dengan merek yang kuat dan jejak globalnya, lebih berkilau di bawah kepemilikan CVC Fund VIII. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan teh kami di seluruh dunia atas semangat dan komitmen mereka terhadap bisnis teh kami dan berharap yang terbaik untuk masa depan mereka," jelasnya.

Dibangun di atas fondasi yang kuat dari merek-merek terkemuka dan pendekatan yang digerakkan oleh tujuan untuk produk, orang, dan komunitasnya, mitra pengelola di CVC Capital Partners Pev Hooper mengatakan bahwa ekaterra memiliki posisi yang baik di pasar untuk mempercepat pertumbuhannya pada masa depan.

Pada Januari tahun lalu, Unilever memulai tinjauan strategis bisnis teh globalnya di tengah melemahnya permintaan konsumen akan teh hitam di pasar negara maju.

Dengan demikian, merek-merek seperti Lipton, Brooke Bond, dan PG Tips diulas. Sementara bisnis teh globalnya mengalami pertumbuhan yang didorong oleh harga.

Unilever mengatakan bahwa penjualan secara volume telah menurun di pasar negara maju selama beberapa tahun karena perubahan preferensi konsumen. Penjualan teh hitam tradisional terbesar dari kategori tersebut, kata raksasa FMCG, seraya menambahkan bahwa perusahaan sejak itu juga telah memperluas ke pasar premium, buah, dan herbal dalam beberapa tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Zufrizal

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.