Industri Alas Kaki Ketiban Investasi Relokasi dari Vietnam

Salah satu daya tarik investasi alas kaki di Indonesia adalah kemampuan memenuhi komitmen pesanan meski di tengah situasi pembatasan aktivitas.

Reni Lestari

15 Nov 2021 - 11.57
A-
A+
Industri Alas Kaki Ketiban Investasi Relokasi dari Vietnam

Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD

Bisnis, JAKARTA — Sejumlah pemain besar alas kaki dunia dikabarkan tengah melirik Indonesia sebagai tujuan relokasi pabrik, selaras dengan kian ketatnya kebijakan karantina wilayah yang diterapkan Pemerintah Vietnam.  

Wakil Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Budiarto Tjandra mengatakan Vietnam selama ini menjadi basis produksi industri alas kaki global.

Sayangnya, kebijakan lockdown yang kelewat ketat beberapa waktu lalu membuat pabrik-pabrik alas kaki di Negeri Paman Ho berbondong-bondong menutup operasional mereka.

"Kelihatannya produsen-produsen [persepatuan global] mulai melirik Indonesia. Mereka sedang mencari tanah, mau bangun pabrik. Ada big player sedang mau relokasi bisnisnya ke Indonesia," ungkapnya saat dihubungi, Minggu (14/11/2021).

Namun, dia menolak untuk menyebut calon investor asing di industri persepatuan tersebut serta taksiran nilai penanaman modalnya.

Hanya saja, Budiarto menggarisbawahi investasi asing di industri alas kaki di Indonesia masih ditantang kendala pasok bahan baku.

Menurutnya, situasi lockdown di Vietnam—selain membawa berkah limpahan pesanan bagi industri persepatuan—juga menjadi cerminan bahwa industri alas kaki nasional masih bergantung pada bahan baku impor, termasuk dari  Vietnam.

"Ketika nanti ada relokasi produsen alas kaki, menjadi pekerjaan rumah bagaimana menarik investasi rantai pasok. Karena rantai pasok kita masih tergantung sebagian dengan impor," ujarnya.

Dia juga mengatakan limpahan pesanan dari Vietnam berpengaruh pada pertumbuhan kapasitas produksi industri alas kaki.

Bahkan, untuk tujuan ekspor, utilisasi kapasitas produksi industri kaki dalam negeri sudah mencapai 100 persen.

Selain kendala bahan baku, industri pada tahun depan juga masih dihadapkan pada ketidakpastian kondisi pandemi.

"Contohnya Vietnam, mereka kan dianggap negara industri yang paling reliable dan cukup kompetitif. Namun, karena Covid, bisa saja kejadian seperti ini. Sama saja dengan negara manapun. tantangan utama menjaga Covid supaya terkendali," jelas Budiarto. 

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie menambahkan salah satu daya tarik investasi alas kaki di Indonesia adalah kemampuan memenuhi komitmen pesanan meski di tengah situasi pembatasan aktivitas.

Hal itu dimungkinkan dengan penerapan kebijakan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) oleh Kementerian Perindustrian.

"Salah satu kunci utamanya sustainability rantai pasok kita ke global. Ketika kita sedang ada pandemi gelombang kedua, pasokan kita ke negara-negara lain tetap terjaga, dengan standar protokol kesehatan yang diterapkan di pabrik-pabrik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.