Harbolnas 12.12 Potensi Raup Rp13 Triliun, E-wallet Berebut Cuan

Pemerintah memproyeksikan Hari Belanja Online Nasional tahun ini setidaknya bisa menyamai torehan tahun lalu atau dapat meningkat 10 persen menjadi kurang lebih Rp13 triliun

Redaksi

7 Des 2021 - 14.34
A-
A+
Harbolnas 12.12 Potensi Raup Rp13 Triliun, E-wallet Berebut Cuan

Wanita memegang smartphone dengan aplikasi dompet digital. /ANTARA

Bisnis, JAKARTA — Nilai penjualan dari perhelatan Harbolnas 12.12. tahun ini ditargetkan mencapai Rp13 triliun atau tumbuh 10 persen dari realisasi tahun lalu. Mengantisipasi lonjakan transaksi tersebut, para pemain dompet digital pun mulai melakukan beragam persiapan.

Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kementerian Perdagangan Nina Mora menjelaskan pelaksanaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 11—12 Desember 2020 mampu mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp11,6 triliun.

Dari nilai tersebut, sekitar Rp5,7 triliun merupakan transaksi untuk produk lokal.

"Berkaca pada capaian tersebut, pemerintah memproyeksikan bahwa Hari BBI [Bangga Buatan Indonesia] kali ini setidaknya dapat menyamai catatan transaksi pada Harbolnas  12.12 tahun lalu atau dapat meningkat 10 persen menjadi kurang lebih Rp13 triliun," kata Nina melalui jawaban tertulis kepada Bisnis, Selasa (7/12/2021).

(BACA JUGA: Harbolnas 12.12 Tanpa Subsidi, Akankah Menggairahkan Konsumsi?)

Penyelenggaraan Harbolnas diharapkan bisa memberi efek ganda pada perekonomian nasional. Harbolnas diharapkan tidak hanya mendorong peningkatan penjualan produk dalam negeri, tetapi juga dapat menggerakkan sektor transportasi dan logistik, khususnya pengiriman barang.

"Program Harbolnas kami harapkan juga dapat menjadi momentum untuk lebih menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan akan produk buatan Indonesia," tambah Nina.

Konsumen memilih produk di salah satu situs berjualan online saat program 12.12 di Kerten, Laweyan, Solo. Sejumlah situs berjualan online menawarkan beragam menarik seperti diskon, gratis biaya pengiriman, dan flash sale untuk memeriahkan Hari Belanja Online Nasional./JIBI-M. Ferri Setiawan

Program Harbolnas sendiri, lanjut Nina, merupakan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri digital yang bertujuan menjaga konsumsi domestik dan mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Dia memastikan pemerintah dan pelaku usaha saling mendukung dan berbagi tugas dalam menjalankan peran untuk mendorong konsumsi masyarakat, terutama di tengah pandemi Covid-19.

"Pemerintah mengambil peran dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai media, sedangkan pelaku usaha menjalankan peran menyediakan berbagai bentuk penawaran menarik seperti potongan harga, bebas ongkir, dan lainnya untuk menarik minat belanja masyarakat," katanya.

Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan telah meminta para pelaku e-commerce di Indonesia agar  menampilkan produk-produk Indonesia yang mendapatkan penawaran-penawaran menarik pada halaman utama platformnya.

Di sisi lain, pemerintah akan menyebarluaskan informasi mengenai program ini secara masif melalui berbagai media untuk memastikan masyarakat mengetahui program ini dan mendukung dengan membeli barang buatan dalam negeri.

PEMBAYARAN DIGITAL

Pada perkembangan lain, hadirnya Harbolnas turut membuat ekosistem pembayaran digital bersiap mengamankan sistem pembayaran digital yang aman dan nyaman bagi pengguna.

Head of Public Relations Ovo Harumi Supit menyebut perusahaan telah merancang program khusus untuk memanjakan pengguna di saat Harbolnas.

“Ini dengan beragam promo yang didukung oleh banyak sekali mitra dan online maupun offline merchant, termasuk juga Grab. Beberapa hari ke depan kami akan luncurkan detail promonya," ujarnya.

OVO, lanjutnya, juga berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik sekaligus menciptakan ekosistem pembayaran digital yang aman dan nyaman. 

Untuk itu, perusahaan menerapkan sistem keamanan berlapis yang bertujuan melindungi pengguna dari serangan siber. 

Wakil Ketua IV Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Marshall Pribadi menyebut asosiasi menyambut baik atas meningkatnya transaksi digital selama promosi Harbolnas 12.12.

Hal tersebut menunjukkan peningkatan adopsi teknologi pembayaran baru memang tengah terjadi. Peningkatan tersebut didasari oleh keinginan konsumen akan jasa pembayaran digital yang baru, cepat dan fleksibel.

Marshall mengatakan Aftech baru saja meluncurkan Kode Etik Perlindungan Data Pribadi (PDP) minggu lalu.

Kode etik tersebut, Marshall melanjutkan, sebagai upaya tata kelola data yang lebih bertanggungjawab dan inisiatif untuk memberikan perlindungan konsumen terkait perlindungan data pribadi. Terutama saat terjadi lonjakan transaksi pada Harbolnas.

"Mudah-mudahan dengan diluncurkannya kode etik tersebut dapat memperkuat peran Aftech sebagai asosiasi untuk mendorong inovasi teknologi keuangan yang bertanggung jawab," ujarnya.  (Iim F. Timorria/Thovan Sugandi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.