Mal Ramai Saat Lebaran, Industri Ritel Masih Punya Harapan

Di sejumlah kota, kunjungan ke pusat belanja telah mencapai puncak kapasitas. Salah satu kota dengan tingkat kunjungan tertinggi adalah Makassar, disusul oleh Jakarta.

13 Mei 2021 - 10.31
A-
A+
Mal Ramai Saat Lebaran, Industri Ritel Masih Punya Harapan

Suasana pusat perbelanjaan Mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan./Antara

Bisnis, JAKARTA — Pusat perbelanjaan diprediksi kembali ramai sebagai jujugan masyarakat pada perayaan Idulfitri 1442 H. Akan tetapi, peningkatan pengunjung pada momentum Hari Raya tahun ini tidak akan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebutkan tingkat kunjungan ke pusat belanja telah mencapai puncaknya pada akhir pekan pertama Mei yang jatuh pada 1 dan 2 Mei 2021.

Kenaikan didukung oleh besarnya jumlah penduduk yang berbelanja memenuhi kebutuhan jelang Lebaran.

“Tingkat kunjungan dan tingkat penjualan pada Ramadan dan Idulfitri pada 2021 ini akan lebih tinggi dari pada tahun lalu, tetapi tidak akan terjadi peningkatan yang signifikan,” kata Alphonzus saat dihubungi Bisnis.

Asosiasi mencatat tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan jelang Lebaran pada 2020 naik sekitar 20% dibandingkan dengan hari biasa. Tahun lalu, operasional pusat perbelanjaan masih dibatasi dengan kebijakan pengendalian penyebaran Covid-19 yang lebih ketat.

Sementara untuk tahun ini, Alphonzus memperkirakan tingkat kunjungan ke pusat belanja pada momen Lebaran naik di kisaran 30%—40% dibandingkan dengan Idulfitri tahun lalu.

Di samping itu, tren kenaikan kunjungan pun disebutnya tak serta-merta akan memperbaiki tingkat okupansi pusat perbelanjaan.

“Meski ada kenaikan kunjungan, peningkatan okupansi di pusat perbelanjaan tidak bisa serta-merta terjadi karena membutuhkan waktu paling sedikit 6 bulan,” lanjutnya.

Tingkat okupansi tercatat turun menjadi hanya 70%—80% selama pandemi terjadi pada 2020. Sementara untuk masa sebelum pandemi, tingkat okupansi di pusat belanja mencapai 80%—90%.

Sementara itu, hasil analisis Mandiri Institute pada 5.872 tempat belanja di 9 kota besar mencapai 128% pada jam-jam sibuk dibandingkan dengan situasi normal sebelum Ramadan.

Lonjakan diperkirakan terjadi karena aktivitas berbelanja atau kegiatan bersama yang meningkat saat Ramadan. Selain itu, relaksasi jam operasional dan kapasitas pengunjung pusat belanja juga turut memengaruhi kenaikan kunjungan tersebut.

Di sejumlah kota, kunjungan ke pusat belanja telah mencapai puncak kapasitas. Salah satu kota dengan tingkat kunjungan tertinggi pada periode 1 sampai 19 April 2021 adalah Makassar yang mencapai 304%. Jakarta menyusul di peringkat kedua dengan tingkat kunjungan mencapai 141%.

PENUTUPAN

Di sisi lain, pelaku usaha ritel masih melaporkan adanya aksi penutupan operasional ritel modern dan pusat perbelanjaan di sejumlah daerah jelang Lebaran.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menilai langkah tersebut bisa menggerus peluang peritel dalam menyelamatkan bisnis dengan memanfaatkan festive season.

“Kami ingin menyampaikan keprihatinan. Di tengah momen Ramadan dan Lebaran justru ada beberapa daerah yang justru menutup ritel. Setidaknya ada lima kota di antaranya Banjarbaru dan Pekanbaru,” ujarnya.

Penutupan sendiri terjadi ketika usaha ritel mulai bernapas dan berupaya mendulang untung saat momen Lebaran. Roy melaporkan tingkat kunjungan sepekan sebelum Lebaran cenderung naik sampai 20% dibandingkan dengan hari biasa.

Menanggapi situasi ini, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan masalah operasional pusat belanja atau ritel sejatinya diserahkan secara penuh kepada kebijakan daerah sesuai dengan perkembangan Covid-19.

“Ekonomi dan kesehatan selalu menjadi pertimbangan pemerintah pusat dan daerah sehingga keduanya menjadi prioritas utama, termasuk menjaga kondisi yang kondusif di tengah pandemi,” kata Oke.

Karena itu, untuk mengimbangi aspek kesehatan dan pergerakan ekonomi, Oke mengatakan pemerintah telah mencanangkan program Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang berlangsung pada 5 Mei sampai 13 Mei 2021.

Transaksi secara daring yang berlangsung selama Hari BBI diharapkan bisa melampaui capaian nilai transaksi yang dibukukan pada hari belanja online pada Desember yang mencapai Rp11,5 triliun.

“Kerja sama dengan pelaku usaha dengan memberikan gratis ongkos kirim diharapkan bisa menekan terjadinya pengumpulan massa dengan risiko kesehatan tinggi, tetapi ekonomi tetap bisa berjalan,” lanjutnya. (Iim F. Timorria)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.