Menanti Kilap Ekspor Perhiasan Pasca-Misi Dagang ke Dubai

Diharapkan melalui kegiatan ini ekspor produk perhiasan Indonesia pascapandemi akan mengalami peningkatan signifikan

Fatkhul Maskur

8 Nov 2021 - 21.01
A-
A+
Menanti Kilap Ekspor Perhiasan Pasca-Misi Dagang ke Dubai

Suplai produk perhiasan emasa saat ini terhitung masih kecil dibanding kebutuhan UAE akan emas. - Bloomberg

Bisnis, JAKARTA - Expo 2020 Dubai menjanjikan banyak hasil bagi Indonesia. Salah satunya kinerja ekspor produk perhiasan yang digadang semakin mocer. 

Expo 2020 Dubai adalah sebuah pameran internasional untuk menyajikan pencapaian negara-negara dunia, yang diselenggarakan oleh Dubai di Uni Emirat Arab. Semula, ajang ini dijadwalkan pada 20 Oktober 2020-10 April 2021. Namun, karena pandemi Covid-19 di Uni Emirat Arab, tanggal yang baru, yakni 1 Oktober 2021-31 Maret 2022. 

Para pelaku usaha yang mengikuti misi dagang yang digelar Kementerian Perdagangan pada ajang Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab, optimistis ekspor perhiasan akan melejit dalam waktu yang tidak terlalu lama.

“Misi dagang UEA bertujuan memperkuat penetrasi pasar Timur Tengah dan membangun jejaring bisnis dengan menghadirkan pelaku usaha Indonesia. Diharapkan melalui kegiatan ini ekspor produk perhiasan serta mamin Indonesia pascapandemi akan meningkat signifikan,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi seperti dikutip Antara, Senin (8/11/2021).

Kementerian Perdagangan menggelar kegiatan misi dagang untuk memperkuat pasar Timur Tengah dan Kawasan Teluk, khususnya UEA. Kegiatan itu disambut sangat optimis oleh pelaku usaha perhiasan dan makanan-minuman (mamin).

Kegiatan ini, merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan Kedutaan Besar RI di Abu Dhabi, Konsul Jenderal RI Dubai, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai. Misi dagang terdiri kegiatan forum bisnis dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching).

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi saat menggelar misi dagang pada ajang Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab. ANTARA

Forum bisnis RI-UEA dibuka oleh Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis dan diikuti 60 peserta terdiri dari perusahaan Indonesia, buyer, diaspora Indonesia, asosiasi, serta perwakilan pemerintah.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia (APPI) Eddy Yahya berharap ekspor produk perhiasan Indonesia ke UAE dapat meningkat tiga kali lipat pada 2025. “Terutama, jika perjanjian ekonomi komprehensif Indonesia dan UEA (IUAE-CEPA) dapat ditandatangani dan diimplementasikan pada 2022,” katanya.

Sedangkan, Chairman Dubai Gold and Jewelry Group Tawhid Mohammad Taher Abdulla Al Mohadi mengharapkan peningkatan suplai produk perhiasan Indonesia ke UAE.

Menurutnya, suplai saat ini terhitung masih kecil dibanding kebutuhan UAE akan emas. Pihaknya berharap Pemerintah Indonesia turut mendorong peran pelaku usaha dalam mempromosikan produk melalui pameran serta kegiatan promosi lainnya.

Sementara itu, pada kegiatan business matching terjadi kesepakatan beberapa kesepakatan dagang. Ini ditandai dengan empat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk produk perhiasan emas dengan nilai total 180 juta dolar AS untuk suplai selama setahun.

Didi menambahkan, UEA merupakan pasar potensial untuk perhiasan dan emas Indonesia karena merupakan hub untuk pasar lainnya. Namun, dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan karena adanya pandemi akibat kebijakan pembatasan di masing-masing negara.

“Melalui penandatanganan MoU ini diharapkan menjadi upaya awal bagi pemulihan ekspor produk perhiasan Indonesia ke depan,” pungkasnya.

Pada 2020, total perdagangan kedua negara mencapai 2,9 miliar dolar AS. Sementara pada periode Januari-Augustus 2021, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar 2,41 miliar dolar AS.

Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA sebesar 1,12 miliar dolar AS naik sebesar 33,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 833,79 juta dolar AS. Sedangkan impor Indonesia dari UEA senilai 1,29 miliar dolar AS atau naik 20,96 persen dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 1,07 miliar dolar AS.

Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke UEA, antara lain minyak sawit, perhiasan, pipa besi dan tabung, kendaraan bermotor, dan kain sintetis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.