Mencari Penyebab Penjualan Listrik Tahunan PLN Naik 6,61 Persen

Berdasarkan catatan PLN, penjualan kumulatif listrik PLN sampai November 2022 mencapai 250,4 terawatt hour (TWh) secara year on year (YoY), tumbuh sebesar 6,61 persen.

Ibeth Nurbaiti

27 Des 2022 - 16.30
A-
A+
Mencari Penyebab Penjualan Listrik Tahunan PLN Naik 6,61 Persen

Teknisi melakukan perawatan jaringan listrik di Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/2/2022). PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021–2030 telah ditetapkan kebutuhan pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (EBT) base load sebesar 1,1 gigawatt (GW). Pembangkit listrik tenaga EBT base load tersebut merupakan pembangkit listrik energi terbarukan yang mampu menggantikan pembangkit fosil dengan biaya pokok produksi (BPP) lebih murah, dan dapat beroperasi selama 24 jam. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA — Penjualan listrik tahunan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk periode Januari—November 2022 tercatat naik 6,61 persen, sejalan dengan masa pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Berdasarkan catatan PLN, penjualan kumulatif listrik PLN sampai November 2022 mencapai 250,4 terawatt hour (TWh) secara year on year (YoY), tumbuh sebesar 6,61 persen. Sejauh ini, konsumsi listrik sektor rumah tangga juga masih mendominasi meskipun dari sisi industri dan bisnis sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan masa pandemi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan bahwa salah satu pendorong utama pertumbuhan listrik pada tahun ini adalah pemulihan ekonomi. “Ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Darmawan dikutip, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: Tatkala PLN Kelebihan Suplai Listrik, Siapa Untung Siapa Buntung 

Sejalan dengan itu, imbunya, perusahaan listrik pelat merah tersebut juga siap mendukung pertumbuhan ekonomi dengan pasokan listrik yang andal sehingga khususnya untuk sektor industri dan bisnis bisa bersaing dan makin tumbuh.

Sebagai gambaran, kelompok pelanggan segmen rumah tangga menjadi sektor yang paling besar berkontribusi terhadap pertumbuhan listrik nasional, yakni sebesar 106,23 TWh (42,43 persen).

 

Bagaimana pun, kata Darmawan, perekonomian yang sudah membaik selama periode pascapandemi telah berdampak langsung terhadap pertumbuhan penjualan energi listrik PLN, khususnya segmen industri dan bisnis.

Secara terperinci, segmen rumah tangga, industri, dan bisnis masing-masing tumbuh 0,55 persen, 10,55 persen, dan 13,8 persen secara year on year. Sementara itu, kegiatan belajar mengajar dan ibadah yang mulai dilakukan secara tatap muka membuat penggunaan listrik pada segmen sosial juga bertumbuh hingga 16,51 persen year on year.

Baca juga: KALEIDOSKOP 2022: Uji Taji Sektor Energi Nasional

“Pada November 2022, kami berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 22,9 TWh. Jika dibandingkan dengan penjualan November 2021 lalu, ada kenaikan sebesar 2,31 persen,” ujarnya.

Adapun, faktor pendorong peningkatan konsumsi listrik tersebut disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang sebelumnya bertumpu pada energi berbasis BBM ke energi listrik. Selain itu, PLN juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan energi listrik dengan menyokong kegiatan-kegiatan produktif masyarakat.

Salah satu upaya PLN adalah melalui program electrifying agriculture yang ditujukan pada sektor pertanian atau peternakan. Program itu didesain untuk mendorong penggunaan teknologi guna meningkatkan produktivitas petani atau peternak melalui pemanfaatan energi listrik.

Baca juga: Dana Kompensasi Energi PLN dan Pertamina Capai Rp268,1 Triliun

Per November 2022, total penjualan listrik dari electrifying agriculture mengalami pertumbuhan yang signifikan. Per November 2022, pertumbuhan penjualan listrik electrifying agriculture sebesar 4,67 TWh atau mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 20,98 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.


Untuk tahun depan, BUMN listrik itu memproyeksikan penjualan tenaga listrik secara nasional akan mencapai 283,22 TWh atau bertumbuh sekitar 5,35 persen. “Pertumbuhan paling pesat diperkirakan ada di beberapa wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Maluku, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur. Ambil contoh Maluku yang diproyeksikan konsumsi listriknya tumbuh hingga 26,61 persen pada tahun 2023,” tutur Darmawan.

Untuk diketahui, PLN sempat mengalami kondisi kelebihan pasokan atau oversupply listrik, bahkan diproyeksikan makin besar yang mencapai 6 gigawatt (GW), sejalan dengan makin banyaknya pembangkit listrik dalam megaproyek 35 GW yang sudah beroperasi.

Baca juga: Fakta Wacana Beli LPG Subsidi 3 Kg Wajib Pakai KTP

Berdasarkan data PLN, realisasi pertumbuhan konsumsi listrik pada 2020 minus 0,79 persen. Kondisi tersebut mengubah proyeksi pertumbuhan konsumsi listrik menjadi 4,9 persen per tahun hingga 2030.

Angka itu terkoreksi cukup dalam dibandingkan dengan asumsi pertumbuhan konsumsi listrik dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019–2028 dengan rerata 6,4 persen per tahun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pernah mengungkapkan bahwa kondisi kelebihan pasokan daya listrik PLN masih akan terus terjadi dalam jumlah besar, seiring dengan masih berlanjutnya megaproyek penambahan kapasitas listrik di dalam negeri.

Baca juga: Tatkala China-India-Indonesia Berkejaran Kuasai Pasar Batu Bara

“Cukup banyak ya [oversupply listrik] karena masih banyak pembangkit baru yang masuk program dulu yang dalam konstruksi akan selesai. Ini akan jadi tambahan,” ujarnya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM per April 2022, penyelesaian pembangkit telah mencapai 10.069 MW atau bertambah 107 MW dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar 9.931 MW.


Dalam perkembangan terbaru, jumlah PLTU yang termasuk dalam program 35 GW yang beroperasi hingga kuartal II/2022 telah mencapai 39 persen.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan hingga akhir tahun nanti setidaknya akan ada kelebihan pasokan daya listrik atau surplus listrik PLN sebesar 6 GW—7 GW. Kelebihan pasokan daya listrik itu terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, tetapi mayoritas berada di Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.