Meningkatkan Antibodi 'Berlapis' Selama Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 telah menyadarkan setiap individu akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh. Selain memastikan kecukupan nutrisi, upaya untuk meningkatkan antibodi juga bisa dilakukan melalui imunisasi dan vaksinasi guna membangun ‘benteng berlapis’ dalam menjaga imunitas.

7 Mei 2021 - 00.05
A-
A+
Meningkatkan Antibodi 'Berlapis' Selama Pandemi Covid-19

Antibodi/Istimewa

Bisnis, JAKARTA — Munculnya berbagai varian baru Covid-19 tentunya menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Namun demikian, menjaga daya tahan tubuh tetap fit agar tidak mudah terserang virus tersebut adalah yang paling utama.

Selama ini, pandemi Covid-19 telah menyadarkan setiap individu akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh. Selain memastikan kecukupan nutrisi, upaya untuk meningkatkan antibodi juga bisa dilakukan melalui imunisasi dan vaksinasi yang disarankan secara medis guna membangun ‘benteng berlapis’ dalam menjaga imunitas.

Cara alamiah yang normal disarankan adalah dengan menjaga kecukupan asupan nutrisi bagi tubuh, rutin berolahraga, cukup istirahat/tidur, dan mememilihara pikiran agar tidak mengalami stres.

Namun, kalangan praktisi kesehatan juga merekomendasikan pendekatan medis lain, berupa pemberian imunisasi dan vaksin bagi setiap individu agar memiliki imunitas yang baik.

Secara umum, masyarakat sudah memahami untuk mencegah virus menyerang tubuh, manusia harus memiliki sistem imun yang kuat. Adapun cara mendorong sistem imun yang kuat salah satunya dengan imunisasi maupun vaksinasi.

Menurut Sukamto Koesnoe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Imunologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), imunisasi bisa diberikan terhadap orang sehat dan orang dengan kondisi kesehatan khusus seperti penyakit pernapasan.

Dia menjelaskan, imunisasi diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap antigen, sehingga bila terpapar antigen yang sama, tubuh seseorang sudah mempunyai zat kekebalan dan tahan dari penyakit.

Dia memerinci, imunisasi bersifat pasif karena hanya melakukan transfer antibodi, berbeda dari vaksinasi yang bersifat aktif memproduksi antibodi. Guna meningkatkan imunitas, ada juga opsi menjalani terapi plasma dari orang yang sudah sembuh dari Covid-19.

“Ini sebetulnya bentuk pemberian imunitas pasif dengan memberikan antibodi dari orang lain, karena tubuh orang tersebut tidak menerima imunitas aktif yang membentuk imunitas sendiri.”

Seiring dengan perubahan kondisi fisik maupun kondisi eksternal seperti iklim dan suhu, penting bagi orang dewasa untuk melakukan imunisasi dan vaksinasi. Apalagi, proses imunisasi bagi orang dewasa di Indonesia sudah berlangsung sejak 2003, dan per 2017 sudah diterbitkan Buku Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa.

FUNGSI SISTEM IMUN

Sementara itu, Muhammad Irhamsyah, Dokter Spesialis Patologi di Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur menyatakan sistem imun terdiri atas seluruh sel, jaringan, dan organ yang membentuk sebuah imunitas berupa kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit.

Pasalnya, terdapat beberapa fungsi dari sistem imun yaitu diantaranya sebagai penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga dapat menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Sistem imun juga dapat mendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan sistem imun akan segera menghancurkannya.

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan berfungsi untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B yang diumpamakan sebagai pejuang dalam sistem kekebalan tubuh.

Antibodi akan mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Kemudian, antibodi akan menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri sehingga sel pejuang tubuh dapat membedakan molekul asing tersebut sekaligus melumpuhkannya.

Terdapat empat jenis antibodi yaitu Immunoglobulin A (IgA), Immunoglobulin B (IgB), Immunoglobulin M (IgM), dan Immunoglobulin G (IgG). Pemeriksaan antibodi IgA biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas tubuh manusia. Pemeriksaan antibodi IgB untuk mendeteksi penyakit alergi dan infeksi parasit.

Menurutnya, dalam menghadapi Covid-19, tubuh akan memproduksi antibodi IgM saat seseorang pertama kali terinfeksi bakteri atau virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh dalam melawan infeksi.

Kadar IgM akan meningkat dalam waktu tiga hingga empat belas hari saat terjadi infeksi dan kemudian kadar IgM akan menurun dan digantikan oleh antibodi IgG yang akan muncul pada hari ke tujuh hingga lima belas sampai infeksi tersebut hancur atau musnah.

Untuk itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi dianggap sebagai tanda adanya infeksi yang aktif.

Jadi, dalam hal pemeriksaan screening Covid-19, terdapat dua metode serologi pemeriksaan antibodi yang digunakan. Pertama, melalui metode tetes spesimen darah yang dikenal dengan nama Rapid Test Antibodi.

Kedua, pemeriksaan kadar antibodi terhadap covid-19 melalui alat mesin yang canggih dengan prinsip ECLIA (Electrochemiluminenscence Immunoassay) menggunakan pancaran cahaya untuk deteksi antibodi spesifik terhadap Covid-19.”

Adapun Suzy Maria, Dokter Penyakit Dalam RSCM menambahkan, selama masa pandemi ini para orang dewasa harus tetap mengutamakan jadwal imunisasi dan vaksinasi sesuai anjuran dokter. Apalagi bagi sebagian orang dewasa yang memerlukan imunisasi sebagai syarat pekerjaan dan keluar kota atau keluar negeri.

JENIS VAKSINASI

Dia memerinci ada beberapa jenis vaksinasi dengan indikasi umum yang diperlukan bagi orang dewasa, yaitu influenza, pneumokokus untuk usia di atas 50 tahun, tetanus difteri pertussis, vaksin hepatitis B, vaksin HPV bagi wanita di bawah 55 tahun dan pria yang masih di bawah 26 tahun, vaksin herper zoster untuk usia di atas 50 tahun, vaksin MMR (mumps, measlers, rubella), vaksin varicela atau cacar air, vaksi hepatitis A, dan vaksin tifoid. Sebaliknya, jenis vaksin dengan indikasi khusus bagi orang dewasa misalnya rabies.

“Selama pandemi ini vaksin yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah influenza, pneumokokus, dan pertussis.”

Ketiga jenis vaksin ini bukanlah vaksin baru, tetapi sejak dulu sudah tersedia. Namun, dengan adanya pandemi, tim medis pun mendorong pemberian vaksin tersebut.

Suzy beralasan pemberian tiga vaksin ini penting karena berkaitan dengan masalah pernapasan dan bisa menyebabkan penyakit di saluran pernapasan yang membuat rentan terhadap virus.

“Jadi ini sangat dianjurkan bagi penderita penyakit kronis, usia muda, usia lanjut, ibu hamil, dan tenaga kesehatan.” (Gloria F. K. Lawi/Fajar Sidik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.