Perusahaan Pembiayaan Berharap Tuah Konsumsi Akhir Tahun

Sejumlah perusahaan pembiayaan berharap tuah lonjakan konsumsi akhir tahun terhadap perbaikan kinerja pada 2021. Simak penjelasannya.

Aziz Rahardyan

18 Nov 2021 - 20.53
A-
A+
Perusahaan Pembiayaan Berharap Tuah Konsumsi Akhir Tahun

Sejumlah perusahaan pembiayaan berharap tuah lonjakan konsumsi akhir tahun terhadap perbaikan kinerja pada 2021. (Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)

Bisnis, JAKARTA— Sejumlah perusahaan pembiayaan berharap tuah lonjakan konsumsi pada pengujung 2021 terhadap perbaikan kinerja.

Perusahaan pembiayaan PT BCA Finance optimistis mengejar capaian laba sebelum era pandemi Covid-19, menilik kondisi perekonomian yang mendukung jelang tutup buku periode 2021.

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengungkap bahwa penyaluran pembiayaan baru (booking) dan pendapatan operasional yang dihasilkan memang belum bisa setara seperti periode sebelum pandemi. 

Hal ini terutama karena kasus Covid-19 sempat memuncak lagi pada kuartal III/2021, sehingga menyebabkan diterapkannya kembali pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah. 

"Akhirnya, target booking tahun ini kira-kira bisa ke Rp23 triliun. Walaupun masih jauh dari Rp33,2 triliun di 2019, tetapi sudah tumbuh signifikan ketimbang pencapaian tahun 2020 yang hanya Rp15,59 triliun," ujarnya, Kamis (18/11/2021). 

Terkini, booking BCA Finance mencapai Rp17,36 triliun per akhir September 2021 berkat beberapa pendorong, seperti perpanjangan subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 100 persen untuk beberapa tipe mobil baru dan relaksasi yang memungkinkan uang muka (down payment/DP) rendah bagi konsumen setia. 

Adapun, Roni menambahkan salah satu pengaruh positif atas kondisi perekonomian nasional yang membaik pada periode ini, yaitu potensi mengembalikan laba bersih setelah pajak (NPAT) kembali seperti periode 2019.

Terutama karena nasabah yang mendapatkan restrukturisasi sudah pulih dan membayar cicilan kembali, sehingga beban dari komponen cadangan kerugian penurunan nilai piutang yang sempat melejit pun bisa ditekan. 

Sebagai gambaran, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini pun sempat merasakan hal tersebut sepanjang periode 2020 sehingga laba bersih turun 28,78 persen secara tahunan. 

"Target NPAT pada akhir periode 2021 nanti harapannya bisa tembus Rp1,7 triliun. Mirip NPAT pada 2019 sebesar Rp1,71 triliun, setelah sepanjang 2020 kemarin hanya sebesar Rp1,22 triliun," jelasnya. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman menjelaskan bahwa asa pertumbuhan bisnis terbuka seiring meredanya pandemi Covid-19 bakal menjadi pendorong berlanjutnya pertumbuhan pendapatan CNAF, yang akhirnya berpengaruh pada laba bersih setelah pajak (NPAT). 

"Kami memproyeksikan peningkatan sebesar 10 persen (secara tahunan) di akhir tahun 2021 ini dibandingkan periode 2020. Hal ini seiring dengan pertumbuhan portfolio dan revenue CNAF, tapi juga sekaligus efisiensi yang kami lakukan di sepanjang tahun ini," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (18/11/2021).

Sebagai gambaran, laba bersih CNAF pada tutup buku periode 2020 mencapai Rp224,81 miliar, masih tercatat lebih baik ketimbang Rp209,04 miliar pada periode 2021. Capaian tersebut sebagai imbas peningkatan pendapatan yang lebih besar daripada peningkatan beban. 

Ristiawan menjelaskan bahwa pada periode ini, laba bersih diproyeksi makin moncer karena operasional CNAF makin efektif dan efisien lewat peningkatan produktivitas dengan mengimplementasikan berbagai inisiatif digital di semua aspek bisnis.

Adapun, dari indikator kinerja keuangan lainnya, anak usaha PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) ini telah mampu mencatatkan perbaikan aset dari Rp3,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp4,89 triliun pada kuartal III/2021.

Sebagai perbandingan, CNAF terpengaruh oleh pandemi Covid-19 dari sisi total aset yang turun tipis, karena pada 2019 mencapai Rp3,62 triliun. Namun demikian, total aset kelolaan yang merupakan aset pembiayaan bersama induk usaha masih tumbuh dari Rp4,9 triliun menjadi Rp5,51 triliun. 

"Untuk aset kelolaan, sampai dengan akhir tahun 2021 kami optimistis pertumbuhannya di atas 20 persen dari tahun sebelumnya," tambahnya. 

Adapun, dari sisi penyaluran pembiayaan baru, CNAF telah mencatatkan Rp3,6 triliun per September 2021, hampir setara dengan capaian setahun penuh pada 2020 yakni Rp3,75 triliun. Pada akhir periode 2021, CNAF masih membidik total booking mencapai lebih dari Rp4 triliun.  

Senada, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) berupaya mengoptimalkan periode 'kejar setoran' sepanjang kuartal IV/2021.

Pasalnya, CFIN masih harus berjuang keras untuk mengembalikan capaian sebelum era pandemi Covid-19. Tepatnya, karena pembiayaan baru CFIN tercatat terjun bebas 70,8 persen secara tahunan menjadi Rp2,38 triliun dibandingkan periode 2019 senilai Rp8,17 triliun. 

Direktur Utama CFIN Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan bahwa gairah jual-beli kendaraan roda empat bakal menjadi pendorong utama. Mirip tren sepanjang 2020, di mana mobil bekas menyumbang porsi Rp1,46 triliun dan mobil baru Rp888,6 miliar dari total penyaluran. 

"Kami masih menargetkan pembiayaan Clipan Finance sampai dengan akhir 2021 nanti senilai Rp3,5 triliun. Lumayan meningkat dari tahun lalu, dan benar kalau kuartal IV/2021 ini yang paling berpengaruh karena pandemi sudah terkendali dan PPKM [pembatasan kegiatan] lebih longgar," katanya.

Sebagai gambaran, anak usaha PT Bank Pan Indonesia Tbk atau Panin Bank (PNBN) ini menutup pembiayaan baru pada semester I/2021 di kisaran Rp1,3 triliun, kemudian berlanjut ke sekitar Rp2,3 triliun pada akhir kuartal III/2021, sehingga kinerja sampai akhir tahun nanti akan menjadi yang paling signifikan ketimbang kuartal-kuartal sebelumnya. 

Harjanto berharap besar segala upaya kejar setoran pada periode 2021 ini mampu sedikit demi sedikit memperbaiki berbagai indikator keuangan CFIN sampai nantinya kembali seperti semula. 

Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan CFIN per September 2021, laba bersih tampak naik menjadi Rp86,93 miliar dari Rp61,75 miliar pada September 2020, karena beban mampu ditekan di tengah tren pendapatan yang masih turun tipis.

Sementara dari sisi aset, CFIN masih berupaya menyentuh capaian tutup buku periode 2020 di Rp10,91 triliun, karena turunnya seluruh komponen piutang pembiayaan kelolaan mengakibatkan total aset berada di Rp7,8 triliun per September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.