Saat Indonesia Ingin Kibarkan Lagi Dominasi Investor Nippon

Pengusaha dan pemerintah berupaya meminang Negeri Sakura untuk masuk ke kawasan industri dengan target investasi dari negara tersebut tahun ini mencapai US$2,6 miliar.

10 Agt 2021 - 17.29
A-
A+
Saat Indonesia Ingin Kibarkan Lagi Dominasi Investor Nippon

Bendera Jepang dan Indonesia./istimewa

Bisnis, JAKARTA — Pelaku industri manufaktur berupaya memikat pemodal dari Jepang ke berbagai kawasan industri, sehingga Negeri Sakura dapat kembali menjadi negara dengan investasi asing terbesar di Indonesia.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan, merujuk data investasi pemerintah sepanjang semester I/2021, peringkat investasi Jepang menduduki posisi keenam dengan nilai US$1 miliar.

Posisi penanaman modal asing (PMA) dari Jepang, padahal, dahulu cukup kuat dan kerap menjadi yang teratas atau tertinggi kedua.

"Seperti keinginan pemerintah, tentu kami semua juga berharap lebih banyak investor Jepang [masuk kawasan industri] sehingga peringkat investasi Jepang naik lagi," katanya dalam acara peringatan 3 tahun berdirinya Indonesia Japan Business Networking (IJB.Net), Selasa (10/8/2021). 

Sanny menyebut, dengan regulasi pemerintah saat ini, setiap kegiatan manufaktur juga telah diwajibkan berada di kawasan industri (KI).

Mandatori itu dalam rangka mengendalikan pencemaran lingkungan dan membuat juga tata ruang yang lebih baik.

Menurut Sanny, saat ini sudah ada 103 kawasan industri yang sedang dan telah beroperasi di 21 provinsi.

Dia melanjutkan jika dahulu mayoritas di Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Kepulauan Riau; saat ini penyebaran KI pun sudah sampai di wilayah seperti Maluku dan Morowali yang berbasis pengembangan sumber daya alam atau SDA.

Menko Marves Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bertemu perwakilan pebisnis Jepang dalam rangka memperkenalkan Nusantara Investment Authority./KBRI Tokyo

Lebih lanjut, Sanny menjabarkan banyak keuntungan dari proses bisnis yang bisa didapat dari kawasan industri seperti lahan sudah tersertifikasi, terintegrasi dengan infrastruktur, hingga kemanan karena dapat ditetapkan sebagai objek vital nasional.

"Lalu bisa sesuai kebutuhan. Jadi kalau misalnya ada investor Jepang mau tanah 2 hektare atau 50 hektare pasti bisa disediakan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjabarkan nilai perdagangan Indonesia-Jepang pada 2020 mencapai US$24,3 miliar. Pada 2018, Jepang konsisten menduduki peringkat ke-3 tujuan utama ekspor RI.

Pada 2020, lanjutnya, nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai US$13,6 miliar dan terus berlanjut sepanjang semester I/2021 dengan nilai mencapai US$7,9 miliar.

Selain kerja sama dagang, kemitraan yang terjalin dalam IJB.Net diharapkan mendongkrak nilai investasi Jepang di Indonesia.

Paruh pertama 2021, kata Airlangga, investasi Jepang di Indonesia mencapai US$1 miliar. Pemerintah berharap investasi Jepang bisa menembus lebih dari US$2,6 miliar tahun ini.

Lebih jauh, perusahaan asal Jepang diharapkan dapat merelokasi basis produksinya ke Indonesia. Sejauh ini, Kementerian Investasi mencatat terdapat 7 perusahaan multinasional yang telah berkomitmen masuk ke Indonesia, termasuk dari Negeri Sakura.

"Untuk itu, pemerintah menyadari bahwa penting untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, memberikan kemudahan izin berusaha. Sistem OSS [online single submission] sebagai turunan UU Ciptaker akan memudahkan pelaku usaha dalam memeroleh perizinan," kata Airlangga.

MOTOR PENGGERAK

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji pun berharap Indonesia Japan Business Network (IJB.Net) bisa menjadi motor penggerak hubungan kemitraan kedua negara, baik di bidang investasi, perdagangan, maupun inovasi yang terus terjadi dalam dunia bisnis.

Jejaring kemitraan akademisi antara Negeri Sakura dan Tanah Air yang sudah terjalin selama 3 tahun tersebut diyakini mampu menjembatani pertalian Indonesia-Jepang yang terdampak akibat pandemi, seiring dengan munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi yang dinilai oleh Kanasugi mulai terlihat.

“Covid-19 menunda sejumlah keputusan investasi perusahaan asal Jepang di Indonesia. Pandemi juga memengaruhi hubungan dagang kedua negara. Namun, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat di Indonesia. Meski ada varian Delta, prospek pertumbuhan Indonesia tahun ini akan terus positif.”

Dia pun menilai inovasi menjadi kunci dalam memulihkan perekonomian serta hubungan kemitraan bagi Jepang dan Indonesia setelah ekonomi kedua negara sama-sama terpukul oleh pandemi.

Terutama, dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi digital serta energi rendah karbon yang kian diminati. 

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji dan Presiden Joko Widodo./dok. Biro Pers Sekretariat Presiden

Kanasugi menambahkan kolaborasi kedua negara sangat diperlukan untuk mendorong inovasi tersebut.

Adapun, jaringan industri akademi yang dibangun oleh kedua negara melalui IJB.Net diyakini akan menjembatani bisnis perkembangan hubungan kemitraan antara Indonesia dan Jepang.

"Jejaring SDM seperti IJB.Net diharapkan bisa diteruskan ke generasi muda, di mana lebih dari 700.000 pelajar Jepang di Indonesia dan ratusan ribu pelajar Indonesia di Jepang. Apalagi, Jepang dan Indonesia tidak hanya mitra di urusan ekonomi," ujarnya.

Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi menambahkan Jepang merupakan salah satu mitra strategi Indonesia yang tecermin dari kerja sama bisnis dan sejumlah bidang lain kedua negara selama puluhan tahun.

Reporter : Ipak Ayu Nurcaya & Rahmad Fauzan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.