SILO Menjaring Pasien Lewat Digitalisasi Layanan Kesehatan

SILO mulai berekspansi melalui teknologi digital untuk memberikan kemudahan bagi pasien mendapatkan layanan kesehatan.

Rinaldi Mohammad Azka

16 Des 2021 - 15.37
A-
A+
SILO Menjaring Pasien Lewat Digitalisasi Layanan Kesehatan

RS Siloam Semanggi - siloamhospitals

Bisnis, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama hampir dua tahun terakhir mendorong perkembangan digitalisasi. Teknologi digital tersebut pun menjadi motor pergerak berbagi industri, termasuk industri rumah sakit.

Tengok saja ekspansi PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) yang mengutamakan digitalisasi untuk terus bertumbuh. Anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) itu bahkan telah menggelontorkan investasi strategis di Prixa.ai, sebuah platform bantuan medis artificial intelligence (AI).

Manajemen Siloam meyakini bahwa teknologi seperti AI akan memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan di masa depan. Teknologi ini dapat memberikan informasi yang tepat dengan memproses data dalam jumlah besar dan dapat menemukan pola yang mungkin tidak terlihat jelas dari pengamatan manusia.

Teknologi AI juga dapat digunakan untuk menyederhanakan proses rujukan pasien dan menjadi alat yang penting untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosa dengan akurasi yang tinggi dan efisien. 

Selain itu, SILO terus mengembangkan MySiloam dan website perusahaan sebagai rencana transformasi digital. MySiloam yang merupakan aplikasi layanan telehealth itu terhubung dengan 1.000 dokter.

Aplikasi ini terus meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pengalaman pasien dengan layanan online yang melengkapi layanan offline di rumah sakit Siloam. Pasien dapat menggunakan aplikasi MySiloam sebagai asisten virtual ketika mereka mendatangi rumah sakit Siloam.

Fitur ini menyederhanakan perjalanan pasien dengan mengaktifkan check-in tanpa kontak dan antrian virtual. Sehingga meningkatkan pengalaman pasien.

Melalui ekspansi digital tersebut, perseroan berharap dapat menjangkau pasien lebih luas, khususnya di wilayah luar Pulau Jawa. Sejauh ini, plaftorm digital tersebut terbukti telah mempermudah layanan kesehatan SILO.

Tercermin dari sekitar 8 persen pengguna MySiloam merupakan pasien baru. Selain itu, sekitar 10 persen dari total kunjungan rawat jalan dikelola melalui MySiloam.

Komisaris Utama SILO sekaligus CEO LPKR, John Riady, mengatakan bahwa LPKR melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia. Terlebih lagi, industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia.

"Perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk mewujudkan misi kami yaitu memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (15/12/2021).

Saat ini, SILO mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

Hingga kuartal III/2021, SILO mencetak pendapatan Rp5,9 triliun pada kuartal III/2021, meningkat 46,7 persen dibanding periode saham tahun lalu. Pendapatan pada kuartal III/2021 saja tercatat sebesar Rp2,1 triliun, meningkat 9,4 persen dari kuartal sebelumnya.

EBITDA dalam 9 bulan 2021 tercatat sebesar Rp1,5 triliun, meningkat 107,2 persen dari tahun sebelumnya. EBITDA Margin pada periode 9 bulan tahun ini meningkat menjadi 26,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 18,5 persen.

Siloam pun membukukan EBITDA pada kuartal III/2021 sebesar Rp579 miliar, meningkat 21,1 persen dari kuartal sebelumnya. EBITDA Margin Siloam pada kuartal II/2021 tercatat sebesar 25,2 persen meningkat menjadi 27,9 persen pada kuartal III/2021.

Dengan demikian, laba bersih hingga kuartal III/2021 sebesar Rp553 miliar dibandingkan dengan posisi rugi bersih Rp43 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba bersih untuk kuartal III/2021 saja tercatat sebesar Rp251 miliar, meningkat 65 persen dari kuartal sebelumnya.

 

 

Layanan Base Case

Direktur Utama Siloam, Darjoto Setyawan, dengan semakin menurunnya kasus Covid-19, Siloam mencatat peningkatan atas bisnis base case. SILO mencatat kenaikan pasien non covid-19 sepanjang kuartal III/2021.

Siloam melakukan sekitar 5.800 tindakan operasi di bulan September 2021, hanya lebih rendah 9 persen dari jumlah tindakan operasi yang dilakukan di masa sebelum Covid-19 pada September 2019. Siloam mencatat lebih dari 215.000 kunjungan rawat jalan pada September 2021, turun sedikit sekitar 7 persen dari masa sebelum Covid-19 pada September 2019.

Siloam terus melihat pertumbuhan operasional dan pemulihan bisnis base case atau non Covid-19 pada kuartal III/2021. Siloam mencatat lebih dari 177.000 inpatient days pada kuartal III/2021, bertumbuh 13,1 persen dibandingkan dengan kuartal III/2020.

Perseroan juga memiliki 569.000 kunjungan rawat jalan pada kuartal III/2021, meningkat 11,2 persen dibandingkan dengan kuartal III/2020.

Walaupun volume pasien rawat jalan menurun dibandingkan dengan masa sebelum Covid-19, tetapi konversi dari jumlah pasien rawat jalan ke tindakan operasi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan level sebelum Covid-19. Selama Juli dan Agustus 2021, Siloam berinvestasi menambahkan tempat tidur pasien dan merelokasi staf untuk melayani pasien Covid-19 seiring memuncaknya kasus positif virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.