Strategi Bank Mandiri Pacu Kredit Korporasi

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengungkap sejumlah sektor yang potensial untuk dialiri kredit pada akhir tahun ini hingga 2022 mendatang. Sektor-sektor ini akan menjadi fokus penyaluran kredit perseroan.

Dionisio Damara

23 Nov 2021 - 20.08
A-
A+
Strategi Bank Mandiri Pacu Kredit Korporasi

Karyawan melayani nasabah Prioritas di Cabang Mandiri Prioritas Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (7/10/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan berfokus pada sejumlah sektor potensial sebagai sasaran penyaluran kredit tahun depan guna kembali memacu pertumbuhan kredit korporasi yang sempat lesu akibat terhantam pandemi.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan bahwa perseroan melakukan analisis terkait dengan sektor mana saja yang akan tumbuh ke depannya.

“Salah satu analisis simpel yang kami lakukan adalah melihat tren pertumbuhan pendapatan domestik bruto dari masing-masing sektor industri, pertumbuhan kredit, dan juga NPL [non-performing loan],” ujarnya dalam sebuah webinar, Senin (22/11).

Berdasarkan data Bank Mandiri, terdapat enam sektor industri potensial, yakni jasa kesehatan dan kegiatan sosial; pengadaan listrik, gas, dan air; pertambangan dan penggalian; jasa keuangan dan asuransi; industri pengolahan; real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan.

Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, misalnya, mencatatkan pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 14,1 persen pada kuartal III/2021. Akan tetapi, hingga Agustus 2021, kredit ke sektor ini masih minus 5,8 persen dengan NPL 1,0 persen.

Pertumbuhan PDB sebesar 7,8 persen juga diraih oleh sektor industri pertambangan dan penggalian. Namun, kredit ke sektor tersebut tumbuh negatif sebesar 6,5 persen pada Agustus 2021, sementara NPL berada di angka 5,5 persen.

Ahmad mengatakan bahwa sektor-sektor itu dinilai cukup potensial karena memiliki PDB cukup tinggi, tetapi pertumbuhan kredit ke sektor ini masih di bawah rerata nasional. Oleh sebab itu, keenam sektor tersebut berpeluang untuk dialiri kredit ke depanya.

“Ini the biggest opportunity di mana sebenarnya sektornya sudah membaik, prospeknya positif, akan tetapi sektor perbankan belum berani untuk memberikan atau menyalurkan kredit. Jadi, ini adalah peluang di mana kita bisa salurkan kredit,” ujarnya.

Adapun, perseroan sejauh ini juga sudah berhasil mencatatkan kinerja kredit korporasi yang cukup baik. Ditambah dengan strategi yang fokus pada segmen-segmen potensial, perseroan optimistis potensi pertumbuhan kreditnya bakal lebih tinggi lagi tahun depan.

Perseroan mencatat kinerja kredit secara bank only naik sebesar 8,54 persen secara tahunan sampai dengan Oktober 2021. Penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor utama pertumbuhan ini.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan total kredit di segmen korporasi hingga Oktober 2021 telah mencapai Rp333,4 triliun. Jumlah itu tercatat naik sebesar 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).

“Melihat pencapaian tersebut, kami optimistis kinerja Bank Mandiri akan membaik hingga akhir tahun,” ujar Rudi ketika dihubungi Bisnis, Selasa (23/11).

Dia menambahkan bahwa sektor penopang lain dari pertumbuhan kredit perseroan pada Oktober 2021 adalah segmen konstruksi, makanan & minuman (F&B), kesehatan, dan pertambangan.

Sementara itu, Rudi juga menyatakan untuk pertumbuhan total kredit secara bank only diproyeksikan naik sesuai dengan target mid-single digit secara tahunan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

“Hal ini salah satunya juga ditopang oleh pemulihan ekonomi serta meningkatnya ekspektasi dan prospek bisnis dari dunia usaha, yang pada akhirnya akan mendorong permintaan kredit perbankan,” pungkasnya.

 

KREDIT MODAL KERJA

Sementara itu, berdasarkan jenis kredit, emiten berkode saham BMRI ini menyalurkan kredit modal kerja (KMK) secara bank only senilai Rp297,4 triliun hingga Oktober 2021 atau berkontribusi sebesar 40% terhadap total kredit perseroan.

Rudi mengatakan bahwa kontributor utama KMK perseroan yakni berasal dari sektor telekomunikasi, fast moving consumer goods (FMGC), serta perkebunan sawit dan CPO.

Rudi berharap sampai dengan akhir tahun, KMK dapat tetap tumbuh dengan ditopang oleh sektor-sektor yang masih prospektif dan relatif tidak terdampak langsung oleh pandemi Covid-19, seperti telekomunikasi, FMGC, dan CPO.

"Hal ini mengingat perkembangan industri terkait dan kondisi debitur pada sektor-sektor tersebut hingga sembilan bulan pertama tahun ini relatif masih memiliki kinerja yang baik," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, dengan upaya pemerintah dan regulator untuk terus mendorong pemulihan ekonomi, Bank Mandiri optimistis ruang pertumbuhan masih terbuka.

Sementara itu, Ahmad mengatakan bahwa industri perkebunan sawit dan CPO menjadi sektor yang paling prospektif dengan kualitas baik. Sektor ini berkontribusi 10,7 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.

Sektor tersebut juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,5 persen YoY. Kualitas kredit juga terjaga dengan NPL di angka 0,69 persen hingga kuartal III/2021.

“Jadi, kita lihat sendiri bahwa dengan dampak peningkatan demand dari komoditas sawit dan peningkatan harga komoditas sawit telah mendorong permintaan untuk kredit,” ujar Ahmad.

Berikutnya ada sektor jasa konstruksi infrastruktur yang menyumbang 6,4 persen dari total portofolio kredit perseroan. Sektor ini tercatat tumbuh 22,4 persen YoY dengan NPL mencapai 0,62 persen.

Ahmad menuturkan penyaluran kredit ke sektor jasa konstruksi infrastruktur mampu berakselerasi hingga September 2021 karena didukung oleh peran pemerintah. Sepanjang tahun ini, pemerintah tercatat menaikkan anggaran infrastruktur hingga Rp414 triliun.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) dalam laporan Uang Beredar pada Oktober 2021, mencatat penyaluran kredit pada Oktober 2021 mencapai sebesar Rp5.652,1 triliun, atau tumbuh 3 persen YoY. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 2,1 persen yoy.

Kredit kepada perorangan pada Oktober 2021 tumbuh 5,6 persen YoY, meningkat dari sebelumnya 5,2 persen YoY. Demikian pula kredit kepada korporasi mencatat peningkatan sebesar 1,1 persen YoY, berbalik arah dari penurunan 0,3 YoY pada September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.