Fakta Wacana Rice Cooker Gratis, Bisa Menghemat Konsumsi LPG?

Secara sederhana, rice cooker hanya bisa digunakan untuk menanak nasi, sedangkan penggunaan LPG bisa untuk memasak berbagai macam masakan dan penganan. Belum lagi, biaya listrik yang harus dikeluarkan untuk pemakaian rice cooker tersebut.

Ibeth Nurbaiti

29 Nov 2022 - 09.00
A-
A+
Fakta Wacana Rice Cooker Gratis, Bisa Menghemat Konsumsi LPG?

Bisnis, JAKARTA — Wacana pembagian paket bantuan penanak nasi listrik atau rice cooker secara gratis alias cuma-cuma kepada masyarakat pada 2023 nanti menjadi tanda tanya. Terlebih, tujuan pembagian penanak nasi itu salah satunya untuk menghemat biaya memasak bagi masyarakat.

Jika dengan pembagian rice cooker itu dinilai akan menghemat biaya memasak ketimbang menggunakan elpiji 3 kilogram (kg), tentunya membutuhkan penelitian lebih lanjut. Secara sederhana, rice cooker hanya bisa digunakan untuk menanak nasi, sedangkan penggunaan LPG bisa untuk memasak berbagai macam masakan dan penganan. Belum lagi, biaya listrik yang harus dikeluarkan untuk pemakaian rice cooker tersebut.

Baca juga: Rencana Kenaikan Harga LPG 3 Kg Mencuat, Skema Subsidi Disiapkan

Lantas, seperti apa fakta wacana pembagian rice cooker gratis tersebut?

Untuk diketahui rencana pembagian rice cooker gratis terungkap dalam diskusi publik secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Jumat (25/11/2022).

Rencananya, rice cooker gratis sebanyak minimal 680.000 unit akan dibagikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang menggunakan daya listrik 450 VA. Namun, menurut Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, rencana pembagian paket bantuan rice cooker senilai Rp500.000 per KPM masih berupa perencanaan awal.

Baca juga: Sinyal Kuat Pertamina Gantikan Shell, Dampingi Inpex di Masela

Hingga kini, Kementerian ESDM masih belum mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan program bantuan penanak nasi listrik (BPNL) pada tahun depan. Menurutnya, rencana itu masih belum final dibahas di internal Kementerian ESDM.

Kan itu perencanaan ya, mungkin mereka menghitung [harganya] merek apa. Kan duitnya juga belum ada sampai sekarang,” kata Dadan saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (28/11/2022).

Rencananya, Kementerian ESDM bakal menyalurkan penanak nasi listrik sebanyak 680.000 unit lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian ESDM tahun depan.

Berdasarkan hitung-hitungan Kementerian ESDM, program itu dapat menghemat subsidi LPG 3 kg yang mencapai Rp52,2 miliar dengan total biaya pengadaan Rp240 miliar tahun depan.

Baca juga: Menjaga Suluh Investasi Migas Tetap Menyala

Adapun, pengurangan volume LPG 3 kg diperkirakan dapat mencapai 19.600 ton dan penghematan devisa sebesar US$26,88 juta. Lewat program itu, konsumsi listrik domestik juga diharapkan dapat menyentuh angka 42,84 gigawatt hour (GWh) atau setara dengan pembangkit 54,74 megawatt (MW).

Itung-itungannya adalah jika memakai kompor LPG, maka konsumsi energi per bulan bisa mencapai 2,4 kg dan biaya menanak nasi Rp16.800 per bulan. Sementara itu, jika memakai penanak nasi listrik maka konsumsi energi per bulan diperkirakan mencapai 5,25 kwh serta konsumsi energi untuk memanaskan per bulan adalah 19,80 kwh. 

Baca juga: Paradoks Transisi Energi, Gas Melimpah tetapi Seret Investasi

Adapun, biaya menanak nasi adalah Rp10.396 per bulan sehingga biaya menanak nasi lebih hemat, yakni Rp6.404 per bulan jika menggunakan rice cooker.

Plt. Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari mengatakan, program itu juga diharapkan dapat mengerek rasio elektrifikasi di dalam negeri.


“Kementerian ESDM tengah menyiapkan kegiatan distribusi dari e-cooking dengan tujuan pemanfaatan energi bersih, peningkatan konsumsi, dan penghematan biaya masak,” kata Ida saat Forum Diskusi Publik yang diinisiasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pada Jumat (25/11/2022) lalu.

Namun menurut Fahmi Radhi, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, pembagian rice cooker itu hampir tidak dapat menggantikan LPG 3 kg sehingga sangat tidak efektif kalau tujuannya mengurangi, apalagi menggantikan LPG 3 kg.

Baca juga: Di Balik Kandasnya Program Konversi Kompor LPG ke Kompor Listrik

Kementerian ESDM, imbuhnya, semestinya memprioritaskan diversifikasi program penggunaan energi bersih melalui migrasi dari LPG 3 kg ke energi bersih, seperti menambah jaringan gas bumi serta mempercepat gasifikasi batu bara yang lebih masif.

Rice cooker hanya untuk menanak nasi, sedangkan memasak lauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas dengan LPG 3 kg, jadi tidak tepat kalau [tujuannya] untuk menggantikan gas LPG 3 kg,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).

Adapun, syarat penerima rice cooker gratis itu merupakan kelompok penerima manfaat (KPM), dengan kriteria rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA yang mayoritas disebut-sebut menggunakan LPG 3 kg. (Nyoman Ary Wahyudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.