Impak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Pertamina bagi Shell

Penyesuaian harga BBM Pertamina setidaknya memberikan tren positif kepada Shell. Terlebih, kenaikan harga BBM tersebut membuat tingkat persaingan di bisnis BBM antara Pertamina dan perusahaan swasta seperti Shell Indonesia kian mendekati seimbang.

Ibeth Nurbaiti

16 Okt 2022 - 13.30
A-
A+
Impak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Pertamina bagi Shell

Logo Shell/shell.com

Bisnis, JAKARTA — Keputusan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 3 September lalu memberikan impak positif kepada PT Shell Indonesia.

Kendati belum dapat disimpulkan secara menyeluruh, penyesuaian harga BBM Pertamina itu setidaknya memberikan tren positif kepada Shell. Terlebih, kenaikan harga BBM tersebut membuat tingkat persaingan di bisnis BBM antara Pertamina dan perusahaan swasta seperti Shell Indonesia kian mendekati seimbang.

Baca juga: Lonjakan Subsidi dan Kompensasi BBM di Depan Mata

“Ada tren positif dari penyesuaian harga itu [BBM Pertamina], karena dilihat dari meningkatnya volume kendaraan yang datang ke SPBU kami. Tapi ini kan masih baru, September lalu. Jadi kalau ditanya dampaknya secara menyeluruh, kami perlu monitor dulu, tapi kami lihat ada tren positif,” kata Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian saat ditemui di sela-sela gelaran Shell Eco-Marathon 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, per 3 September 2022 pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar, serta BBM nonsubsidi yakni Pertamax.

Baca juga: Resah dan Gelisah Mengejar Target Lifting di Tengah Tuntutan EBT

Dengan demikian, harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp7.650 per liter kini naik menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga Solar subsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter. Selanjutnya, harga Pertamax dari Rp12.500 per liter naik menjadi Rp14.500 per liter dan per 1 Oktober turun lagi menjadi Rp13.900 per liter.

Terkait dengan penetapan harga jual BBM Shell, perusahaan itu memiliki sejumlah faktor dan indikator, salah satunya harga minyak mentah di pasar global melalui Mean Oil Platt Singapore (MOPS) yang merupakan harga rerata transaksi jual beli pada bursa minyak di Singapura.


“Kami juga lihat fluktuasi nilai tukar mata uang, pajak, cukai, biaya distribusi, konstanta dari pemerintah. Semua itu kami masukkan jadi dasar dari harga jual bahan bakar kami,” tuturnya.

Adapun, guna mengerek minat konsumen dan penjualan BBM perseroan, Ingrid mengatakan Shell memiliki strategi tersendiri. “Strategi ini sudah kami mulai dari beberapa tahun lalu. Kami menjadikan SPBU ini bukan hanya tempat untuk mengisi bahan bakar, tapi kami ingin SPBU kami jadi suatu destinasi bagi pelanggan kami,” jelasnya.

Baca juga: Viral, SPBU Vivo bakal Jual BBM RON 90 Setara Pertalite

Hal itu dilakukan salah satunya dengan cara melengkapi fasilitas SPBU perseroan dengan kehadiran minimarket, gerai kopi dan makanan, serta gerai untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Selain itu, Shell juga berupaya menjaga loyalitas konsumennya melalui program Shell Go+. Melalui program tersebut, konsumen akan diberikan poin ketika membeli produk Shell. Poin tersebut nantinya dapat ditukar dengan sejumlah paket promosi.

Baca juga: Ketar-Ketir Industri Domestik Dibayangi Pasokan Ketat Batu Bara

“Poin itu nanti bisa ditukar untuk mendapatkan harga khusus untuk produk-produk di Shell atau di partner kami di luar, seperti tiket bioskop dan fasilitas-fasilitas lain. Partner-partner ini tentu terus berkembang,” katanya.

Selanjutnya, program loyalitas Shell juga diberikan melalui keanggotaan di Shell ClubSmart berupa asuransi kecelakan pribadi.

Sebagaimana diketahui, penjualan BBM di dalam negeri secara keseluruhan dilakukan oleh sejumlah perusahaan, tak hanya dikuasai oleh Pertamina. Per 1 Oktober 2022, hampir seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) seperti Pertamina, Shell, BP AKR, dan Vivo kompak menurunkan harga jual BBM-nya.

Penurunan harga tersebut merupakan imbas pelemahan harga minyak dunia di pasar global yang secara kuartalan, harga komoditas itu turun untuk pertama kalinya dalam 2 tahun terakhir.

Baca juga: Viral Disebut RON 86, Ini Kelebihan dan Kekurangan Pertalite

Dikutip dari laman resmi Pertamina, Senin (3/10/2022), penurunan harga terjadi pada BBM jenis Pertamax RON 92 dan Pertamax Turbo RON 98. Harga Pertamax terbaru adalah Rp13.900 per liter atau turun dari sebelumnya Rp14.500.

Sementara itu, Shell Indonesia mengumumkan penurunan harga BBM jenis Shell Super RON 92, Shell V-Power RON 95, dan V-Power Nitro + RON 98. Harga Shell Super saat ini Rp14.150 per liter atau turun dari sebelumnya Rp15.420 per liter.

Baca juga: Ekspor Batu Bara ke China dan India Terancam Menyusut

PT Vivo energi Indonesia sebagai pemilik SPBU Vivo juga menurunkan harga BBM jenis Revvo 92 dan Revvo 95. Untuk Revvo 92 dibanderol Rp14.140/ per iter dari sebelumnya Rp15.400 per liter.

Adapun, untuk BP AKR, mengumumkan penurunan harga BBM BP 90, BP 92 dan BP 95. Harga BP 92 turun dari sebelumnya Rp14.990 jadi Rp14.150 per liter. Kemudian, harga Pertamax Turbo terbaru adalah Rp14.950 dari sebelumnya Rp15.900/liter. 


Sementara itu BBM dengan RON yang sama dari Shell, yaitu V-Power Nitro + kini jadi Rp15.230 per liter dari sebelumnya Rp16.510 per liter.

Akan tetapi, harga BBM Pertamina dan Shell bisa berbeda tergantung wilayahnya, seperti Pertamax di Provinsi Sumatra Utara dijual Rp14.200 per liter sementara Shell dijual Rp14.460 per liter. (Rahmi Yati/Yustinus Andri DP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.