Ketidakpastian Akibat Omicron Angkat Harga Emas

Ketidakpastian yang muncul akibat menyebarnya Omicron mengangkat harga emas. Simak uraiannya.

Duwi Setiya Ariyanti

17 Des 2021 - 18.07
A-
A+
Ketidakpastian Akibat Omicron Angkat Harga Emas

Ketidakpastian yang muncul akibat menyebarnya Omicron mengangkat harga emas. (Antara)

Bisnis, JAKARTA— Harga emas terangkat ketidakpastian yang muncul akibat menyebarnya varian baru Covid-19, Omicron.

Dikutip dari Markets Insider, Jumat (17/12/2021) pukul 17:11 WIB, harga emas mencapai US$1.807,86 per troy ounce atau naik 0,47 persen. Harga logam mulia mencapai level tertingginya pada US$1.809,65 per troy ounce sejak pasar dibuka pada US$1.798,55 per troy ounce.

Tim Analis Monex Investindo Futures dalam hasil risetnya menyebut bahwa harga emas akhirnya melampaui level psikologis, US$1.800 per troy ounce. Berdasarkan hasil risetnya, harga emas terdorong akibat pelemahan dolar Amerika Serikat dan ketidakpastian akibat penyebaran Omicron.

Harga emas berpotensi bergerak pada rentang level support US$1.800 per troy ounce hingga US$1.785 per troy ounce. Sementara itu, pada level resistance bisa bergerak pada rentang US$1.810 per troy ounce hingga US$1.825 per troy ounce.

Standard Chartered menyebut momen penguatan ini waktunya logam mulia bersinar setelah dibayangi rencana pengetatan moneter Federal Reserve. Emas mampu pulih dari koreksinya setelah pengumuman bank sentral Amerika Serikat dan melampaui US$1.800 per troy ounce.

Adapun, bank sentral AS menyebut mempercepat tapering atau pengurangan pembelian obligasi pemerintah ke US$30 miliar sebulan dan menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2022.

“Posisi emas relative hati-hati jelang pertemuan dan harga menunjukkan bahwa koreksi telah diperhitungkan dalam harga,” tutur analis logam mulia Standard Chartered, Suki Cooper seperti dikutip dari Kitco.

Faktanya, langkah Federal Reserve yang lebih agresif telah diperhitungkan oleh pelaku pasar. Hal itulah yang mengangkat harga emas kali ini. Pergerakan emas pada US$1.800 per troy ounce tergolong penting karena berada di level resistance yang kuat.

Logam mulia beralih ke pergerakan imbal hasil nyata lebih dekat dibandingkan dengan dolar AS. Kondisi ini memberikan peluang risiko lebih tinggi terhadap emas dalam jangka menengah, keyakinannya investor dalam jangka pendek cenderung rendah.

“Harga kemungkinan memiliki potensi melampaui US$1.800 per troy ounce tahun depan karena dolar AS kemungkinan melemah dan imbal hasil nyata tetap negatif. Kami berharap harga rata-rata pada rentang US$1.774 per troy ounce per 2022,” katanya.

Standard Chartered juga menilai bahwa harga emas bisa mencapai US$1.875 per troy ounce pada kuartal I/2021. Pergerakan harga tersebut didukung oleh inflasi dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan akan menjadi pendorong utama pada 2022 dengan basis acuan permintaan China dan India.

“Festival China mendorong aksi beli dan momen enam pekan berikutnya menuju Tahun Baru Imlek,” kaktanya.

Sementara itu, Cooper menyebut harga logam mulia akan menutup tahun 2021 dengan koreksi sebesar 8,5 persen kendati tetap tangguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.