Bisnis, JAKARTA — Korea Selatan dan Indonesia dijadwalkan mengadakan pembicaraan di Jakarta pada Rabu (10/11/2021) membahas pembayaran yang terlambat untuk proyek pengembangan pesawat tempur bersama, kata seorang sumber.
Kang Eun-ho, Kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (Defense Acquisition Program Administration/DAPA), dan perunding Korsel lainnya tiba di Jakarta pada Selasa (9/11/2021), ketika Seoul berusaha untuk menepis keraguan yang masih ada atas komitmen Indonesia untuk proyek 8,8 triliun won (US$7,4 miliar), yang disebut KF-X.
"Kami akan melakukan yang terbaik selama negosiasi berdasarkan rasa saling percaya antara Korea Selatan dan Indonesia dan keinginan mereka untuk bekerja sama," kata Kang kepada Kantor Berita Yonhap seperti dikutip dari yna.co.kr, Rabu (11/10/2021).
Kegagalan Indonesia untuk melakukan pembayaran menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia dapat menarik diri dari proyek tersebut. Kekhawatiran semacam itu semakin meningkat ketika Indonesia menarik teknisinya di Korsel kembali pada Maret tahun lalu, dengan alasan penyebaran pandemi Covid-19.
KAI KF-21 Boramae.-Wikipedia
Namun, melalui sinyal positif, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto setuju untuk melanjutkan pembicaraan dengan pejabat di Seoul mengenai pembayaran yang terlambat selama kunjungannya ke Korsel pada April lalu, yang bertepatan dengan acara peluncuran purwarupa jet tempur buatan dalam negeri pertama negara itu, bernama KF- 21 Boramae.
Pada Agustus, sejumlah teknisi Indonesia kembali ke Korsel, meningkatkan harapan program pengembangan pesawat tempur bersama akan mendapatkan momentum baru.
Selama audit parlemen bulan lalu, Ketua DAPA Kang Eun-ho menyatakan keyakinannya bahwa negosiasi dengan Indonesia akan selesai pada November.
Korea Selatan telah mengerjakan proyek KF-X sejak 2015 untuk mengembangkan jet tempur buatan sendiri yang canggih untuk menggantikan armada jet F-4 dan F-5 Angkatan Udara yang sudah tua.