Mengenal Zero Waste, Mengolah Sampah Tanpa Timbulkan Sampah

Konsep zero waste memungkinkan sampah dibuang tidak menjadi sampah. Limbah malah menjadi sumbr energi dan membawa berkah bagi perekonomian masyarakat.

Saeno

10 Des 2021 - 19.14
A-
A+
Mengenal Zero Waste, Mengolah Sampah Tanpa Timbulkan Sampah

Ilustrasi - Semen Indonesia (SIG) memanfaatkan sampah di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif di pabrik semen Solusi Bangun Indonesia, di Narogong Jawa Barat./Antara/HO/SIG

Bisnis, JAKARTA - Mungkinkah sampah dibuang tapi tidak menjadi sampah lagi? Konsep zero waste memungkinkannya. Kalau tidak percaya tengok saja apa yang terjadi di Kabupaten Cilacap.

Berkat kehadiran Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF) di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, sampah malah diolah menjadi energi terbarukan yang berguna sebagai bahan bakar di pabrik semen.

Hal itu terungkap dari pernyataan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji saat pencanangan Gerakan Pilah Sampah dari Rumah di Cilacap, Rabu (18/11/2020).

Kinerja pengelolaan sampah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah mencapai 77,22 persen dari potensi sampah sebanyak 917 ton per hari pada tahun 2020, kata Bupati Tatto Suwarto Pamuji.

"Capaian kinerja pengelolaan sampah tersebut dilakukan melalui upaya pengurangan sebesar 119,57 ton/hari atau 13,04 persen dan sisanya sebanyak 588,71 ton/hari atau 64,19 persen dilakukan melalui upaya penanganan, sehingga secara kumulatif telah melampaui target RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) sebesar 70,93 persen," katanya di Cilacap, Rabu.

Dia menyebutkan berbagai upaya peningkatan pengelolaan sampah terus dilakukan guna mewujudkan Cilacap Bersih, sekaligus mendukung 100 persen program pengelolaan sampah nasional pada tahun 2025 serta menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi di masa pandemi.

Asal tahu saja, program itu bisa terwujud di Cilacap karena adanya komunitas warga yang sadar untuk mengelola sampah. Melalui bank sampah, limbah-limbah rumah tangga dipilah. Melalui aktivitas reduce, reuse, recycle, sampah dipilah menjadi kelompok yang bisa menjadi residu (alias dibuang), mana yang bisa didaur ulang (recycle), dan mana yang bisa digunakan kembali (reuse).

Hasilnya, seperti ditunjukkan di BSM Kebonmanis, Cilacap, sampah rumah tangga seperti minyak jelantah diolah jadi lilin dan sabun, sampah kertas dan plastik disulap menjadi tas yang cantik, bahkan botol air mineral bisa dikriya menjadi eco-brick (bata ekologis) yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Lantas, residu alias sisa pemilahan yang tak bisa digunakan diserap di  TPST RDF untuk diolah menjadi bahan bakar. Walhasil, tak ada sampah yang terbuang menjadi sampah alias zero waste.

Pengolahan sampah seperti melalui TPST RDF tak lepas dari peran pemerintah dan swasta. Di tingkat pemerintah pusat lebih dari satu kementerian yang menaruh perhatian pada pengelolaan sampah. Di tingkat pemerintah daerah, untuk pengelolaan sampah dibangun model kerja sama daerah dengan pihak ketiga (KSDPK).

Pemkab Cilacap, misalnya, bekerja sama dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang dalam operasional di lapangan dilaksanakan bersama dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

"Pada bulan Agustus 2020, TPST RDF telah beroperasi dengan kapasitas 120 ton/hari dan terus mengalami peningkatan, di mana selama lima bulan terakhir pada tahun 2020, kapasitas rata-ratanya meningkat menjadi 140 ton/hari dan menghasilkan RDF sebanyak 42 ton/hari serta berkontribusi menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah," kata Tatto.

Dia menambahkan upaya peningkatan kinerja TPST RDF menuju 200 ton/hari terus dilakukan, antara lain dengan menggandeng pihak ketiga.

Konsep Zerowaste

Dikutip dari situs zerowaste.id, zero waste adalah filosofi yang dijadikan gaya hidup demi mendorong masyarakat bijak dalam mengkonsumsi dan memakismalkan siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali.

Zero waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali. Tujuannya agar sampah tidak dikirim ke landfill. Jadi zerowaste itu tidak hanya mengenai recycle atau mendaur ulang.

Zero waste dimulai dari Refuse, Reduce, and Reuse. Saat benar-benar sudah tidak memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle dan Rot.

Terkait limbah, Bea Johnson dari Zero Waste Home mempopulerkan 6 R “Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot” alias menolak, mengurangi, menggunakan kembali, daur ulang, membusukkan.”

Gerakan ini  menjadi pegangan untuk mengarah kepada gaya hidup tanpa limbah sehingga dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana.

Sementara menurut wikipedia, zero waste adalah filsafat yang mendorong perancangan ulang daur sumberdaya, dari sistem linier menuju siklus tertutup, sehingga semua produk digunakan kembali. Tidak ada sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan insinerator atau teknologi termal lainnya seperti gasifikasi dan pirolisis.

Proses yang terbaik adalah meniru bagaimana sumberdaya di daur ulang secara alami.

"Bebas Sampah adalah tujuan etis, ekonomis, efisien, dan visioner, untuk memandu masyarakat dalam mengubah gaya hidup dan praktik-praktik mereka dalam meniru siklus alami yang berkelanjutan, di mana semua material yang tidak terpakai lagi dirancang untuk menjadi sumber daya bagi pihak lain untuk menggunakannya," demikian definisi bebas sampah yang diakui secara internasional, yang digunakan oleh  Zero Waste International Alliance (ZWIA).

Bagaimana, Anda berminat mempelajarinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.