Permintaan Naik, Kinerja Sektoral Olahan Karet Membaik

Serapan karet tahun ini akan berkisar 590.000 ton atau tumbuh 7,27 persen dibandingkan dengan angka tahun lalu sebesar 550.000 ton.

Reni Lestari

7 Des 2021 - 14.02
A-
A+
Permintaan Naik, Kinerja Sektoral Olahan Karet Membaik

Pabrik ban vulkanisir/Antara-Aji Styawan

Bisnis, JAKARTA — Kinerja industri berbasis olahan karet diproyeksikan terus menguat hingga akhir tahun ini, berbanding lurus dengan estimasi kenaikan serapan komoditas perkebunan tersebut di dalam negeri.

Dewan Karet Indonesia memperkirakan serapan karet tahun ini akan berkisar 590.000 ton atau tumbuh 7,27 persen dibandingkan dengan angka tahun lalu sebesar 550.000 ton.

Walakin, angka tersebut masih terkontraksi 17,06 persen dibandingkan dengan serapan 2019 atau sebelum pandemi sebesar 711.360 ton.

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Azis Pane mengatakan serapan karet menunjukkan perbaikan seiring dengan peningkatan utilisasi produksi ban domestik yang hampir mencapai 100 persen.

Sementara itu, permintaan dari industri sarung tangan karet cenderung menurun.

"[Serapan karet] 590.000 tin untuk domestik, ekspornya kurang lebih 2,4 juta ton [tahun ini]," kata Azis saat dihubungi, awal pekan ini.

Azis melanjutkan kinerja ekspor pada semester II/ 2021 tertekan karena kelangkaan kontainer dan tingginya ongkos pengapalan, meskipun permintaan di pasar dunia menguat.

Mengenai proyeksi serapan karet pada tahun depan, Azis belum dapat memastikan karena situasi industri yang masih diliputi ketidakpastian, khususnya terkait penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Bagaimanapun, jika situasinya membaik, angka serapan karet pada 2022 diyakini bisa tumbuh tipis sebesar 1—2 persen.

"Kalau ditanya 2022 bagaimana, tidak ada yang berani memastikan. Kami lihat dulu efek terhadap [pasar]domestik maupun internasional, Natal dan Tahun Baru ini naik atau turun [kasus Covid-19]," jelasnya. 

PABRIKAN BAN

Di lain sisi, Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menyatakan tingkat utilisasi industri sudah mencapai angka normal pada penghujung tahun ini.

Ketua Umum APBI Azis Pane mengatakan perbaikan utilisasi dapat mengerek volume produksi ban 30 persen hingga 40 persen tahun ini, atau menjadi 193 juta unit.

Dari jumlah tersebut, sekitar 79,5 juta unit untuk ban roda empat, 80 juta unit untuk sepeda motor, dan sisanya 33 juta unit untuk sepeda.

"Kami sudah mulai kembali mendekati 100 persen [utilisasi]. [Periode] 2020 ke 2021 tumbuh kira-kira 30—40 persen," kata Azis.

Serapan ke pasar domestik sekitar 30 persen, sedangkan 70 persen sisanya disalurkan ke pasar ekspor.  

Azis melanjutkan, selama terjadi kendala logistik, industri ban dalam negeri dapat bertahan dengan mengisi pasar domestik yang ditinggalkan barang impor.

Di sisi lain, kinerja ekspor ban juga tertekan karena kelangkaan kontainer dan mahalnya biaya pengapalan.

Mengenai proyeksi produksi ban pada tahun depan, Azis mengatakan situasi industri masih diliputi ketidakpastian. Hal itu menyebabkan pengusaha ban ragu-ragu untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pasokan bahan baku.

Selain itu, Azis juga menggarisbawahi masih maraknya barang-barang yang diduga ilegal di pasaran yang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan kecil.

"Ban-ban impor masih masuk secara ilegal, pakai kapal-kapal kecil. Memang kami tidak punya bukti, tetapi itu beredar di pasaran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.