Free

Produksi Tembakau Naik 7% Meski Cukai Makin Tinggi

Tingginya tarif cukai hasil tembakau tidak menyurutkan produksi komoditas itu sepanjang tahun lalu. Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan bahan baku rokok itu di dalam negeri, diikuti dengan meluasnya lahan pertanian tembakau.

Redaksi

4 Apr 2024 - 10.47
A-
A+
Produksi Tembakau Naik 7% Meski Cukai Makin Tinggi

Petani mengangkat tembakau yang telah dijemur di Desa Banyuresmi, Sukasari, Kabupaten Sumedang, Senin (20/6/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis, JAKARTA - Produksi tembakau di Indonesia terus menunjukkan peningkatan sepanjang 2023 meski industri ini terus dihadapkan dengan kenaikan cukai oleh pemerintah.


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menaikkan tarif cukai hasil tembakau dengan rata-rata 10% pada 2023 dan 2024. Kebijakan ini ternyata tidak mengendurkan produksi komoditas ini. 


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total produksi tembakau pada 2023 mencapai 238.800 ton. Angka ini menunjukan kenaikan produksi sebesar 7% dari 2022 yang mencapai 221.900 ton.


Luas panen juga meningkat dari 182.000 hektare menjadi 191.800 hektare. Mayoritas panen masih didominasi oleh perkebunan kecil atau small estate.


Dari data statistik, Jawa Timur masih menjadi provinsi penghasil tembakau paling besar dengan produksi hingga 109.000 ton pada tahun ini. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di level 99,5 ribu ton.


Baca juga:

Tarif Cukai Hasil Tembakau Naik, Penerimaannya Malah Seret

OPINI : Mendorong Pengurangan Dampak Buruk Tembakau di RI

Kenaikan Cukai Tembakau Mulai Tak Efektif, Rokok Ilegal Merajalela


Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di urutan selanjutnya dengan total produksi tembakau sebanyak 60.600 ton. Total produksi NTB menunjukan produksi yang stabil di angka 60.000 ton selama dua tahun ke belakang.


Selanjutnya ada Jawa Tengah juga mengalami kenaikan produksi tembakau dari 45.700 ton pada 2022 menjadi 52.700 ton di 2023. Tidak hanya produksi, luas panen juga meningkat sebesar 10% di kisaran 50.000 hektare.


Selain ketiga provinsi di atas, beberapa produsen tembakau terbanyak pada 2023 berada di provinsi Jawa Barat (8.900 ton), Aceh (2.200 ton), dan Sumatera Utara (2.200 ton).


EKSPOR IMPOR


Sementara itu, ekspor tembakau Indonesia pada 2023 menyentuh 156.804 ton . Capaian ini tidak terpaut jauh dari tahun raihan 2022 yang mencapai 155.609 ton.


BPS menunjukan negara tujuan ekspor tembakau asal Tanah Air di antaranya adalah Kamboja (33.089 ton), Filipina (29.009 ton), Singapura (23.959 ton), Jepang (8.895 ton), dan Malaysia (7.812 ton). Di sisi lain, jumlah impor mengalami turun 2% dari 164.382 ton ke level 160.100 ton.


Adapun, China masih menjadi pemasok tembakau utama ke Indonesia hingga 2023, yakni sebesar 48.713 ton. Jumlah tersebut menurun dibanding tahun 2022 yang mencapai 67.421 ton. Kemudian disusul Brazil dengan total pasokan tembakau sebanyak 23.741 ton.


Pengiriman tembakau dari India juga meningkat sebesar dua kali lipat menjadi 17.686 ton pada 2023. Di sisi lain, pasokan dari Zimbabwe dan Turki menurun masing-masing ke level 7.687 ton dan 6.469 ton.



PEROKOK DI INDONESIA


Di sisi lain, laporan dari wisevoter menempatkan Indonesia pada urutan ke-8 dengan persentase perokok terbanyak mencapai 37.6% dari total penduduk. Konsumsi rokok dan produk tembakau didominasi oleh kelompok usia 35-44 sebesar 35,16%. 


Rata-rata pengeluaran rokok di Indonesia naik dari Rp86.659 ribu menjadi Rp91.003 ribu. Persentase distribusi produk domestik bruto (PDB) tembakau naik ke level 0,71% setelah berada di level terendah selama lima tahun terakhir. (Muhammad Nishfi Azriel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.