Proyek Pengembangan Infrastruktur Gas PGN Kian Menantang

Pengembangan gas bumi sangat bergantung pada faktor permintaan. Selain itu, selama masa pandemi Covid-19, banyak calon pelanggan PGN yang batal berlangganan akibat turunnya permintaan pasar atau tingkat produksi yang rendah.

Muhammad Ridwan

1 Nov 2021 - 19.30
A-
A+
Proyek Pengembangan Infrastruktur Gas PGN Kian Menantang

Petugas PT PGN Tbk. memeriksa tekanan pada instalasi Metering Regulating Station saat penyaluran gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (gas alam yang dikompresi) menggunakan teknologi GTM (Gas Transportation Module) atau Gaslink Truck untuk menyuplai Jargas Rumah Tangga di wilayah Semarang, Jawa Tengah, Kamis (16/4/2020). Pascagangguan pasokan dari Central Processing Plant (CPP) area Blok Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) ada Kamis (9/4/2020) lalu, PGN mengerahkan Gaslink Truck guna memastikan suplai jaringan gas di Kota Semarang dan Kabupaten Blora aman. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Bisnis, JAKARTA — Rendahnya pertumbuhan permintaan gas bumi di dalam negeri akibat pandemi Covid-19 berdampak pada pengembangan infrastruktur di Tanah Air menjadi kian menantang.

Kepala Divisi Pengawasan Proyek dan Manajemen Keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Heru Indriatno mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara global, termasuk Indonesia yang mengalami angka negatif menghambat pertumbuhan permintaan gas bumi.

Dia menuturkan bahwa pengembangan gas bumi sangat bergantung pada faktor permintaan. Selain itu, selama masa pandemi Covid-19, banyak calon pelanggan PGN yang batal berlangganan akibat turunnya permintaan pasar atau tingkat produksi yang rendah.

Dia menjelaskan bahwa kondisi itu banyak terjadi pada calon pelanggan di sektor komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, dan laundry.

Faktor lainnya, kata Heru, adanya larangan bepergian antarnegara menyebabkan sulitnya mengakses barang yang dibutuhkan.

"Biaya meningkat, izin pemasangan utilitas terhambat," katanya dalam webinar yang digelar, Senin (1/11/2021).

Adapun, sampai dengan kuartal III/2021, kinerja volume niaga gas sebesar 873 BBtud dan naik jika dibandingkan volume niaga gas kuartal III/2020 sebesar 812 BBtud. Untuk volume transmisi pada kuartal III/2021 adalah sebesar 1.238 MMscfd.

Selain itu, PGN mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMboe, regasification sebesar 88 BBtud, LPG processing sebesar 101 Tpd, dan oil transport sebesar 9.301 boepd.

PGN tercatat meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor dan sampai kuartal III/2021 telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 km.

Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Yunus sebelumnya mengatakan bahwa sepanjang periode 2012 sampai dengan 2021, pertumbuhan permintaan gas di dalam negeri hanya mencapai 1%. Realisasi itu masih sangat rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang mencapai 4%—5%.

"Kalau kita belum bisa menemukan shortcut dalam quick win dalam waktu dekat, ini merupakan tantangan orang untuk datang berinvestasi di Indonesia," katanya.

Taslim menjelaskan, cekungan hidrokarbon yang ada di Indonesia lebih banyak menghasilkan gas dibandingkan dengan menghasilkan minyak. Di sisi lain, masih terdapat 70 cekungan yang masih belum dieksplorasi yang berada di Indonesia Timur.

Warga beraktivitas di sekitar jaringan pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) di kompleks rusun Boing, Jakarta, Sabtu (30/5/2020). Perusahaan gas tersebut telah bersiap untuk menghadapi kebijakan baru yaitu tatanan kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19 dalam layanan pengelolaan gas bumi nasional. Bisnis/Arief Hermawan P.

Di samping itu, dalam rencana jangka panjang pemerintah, produksi gas bumi ditargetkan dapat mencapai 12 miliar standar kaki kubik per hari (Bscfd) pada 2030. Jumlah tersebut akan meningkatkan pasokan gas di dalam negeri dengan jumlah yang sangat besar.

Rendahnya serapan gas bumi, kata Taslim, dapat membuat minat investor menjadi berkurang untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Investor akan menilai cadangan gas bumi yang ditemukan akan menjadi sulit untuk terjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.