.jpg)
Bisnis, JAKARTA — Agen pemegang merek memacu pasokan mobil ke dealer jauh di atas rata-rata akselerasi serapan di pasar ritel sepanjang tahun ini. Kalangan industri tetap optimistis penjualan bakal meningkat lagi pada tahun depan.
Berdasarkan data Gaikindo, agen pemegang merek berhasil meningkatkan pasokan ke jaringan dealernya hingga 66,5 persen (+315.624 unit) menjadi 790.524 unit sepanjang tahun ini hingga November.
Sementara itu, penjualan mobil baru di pasar ritel meningkat 49,5 persen (+252.238 unit) menjadi 761.861 unit. Untuk memacu pasar, pemerintah telah menyediakan paket stimulus PPnBM TDP kendaraan bermotor sekira Rp2,99 triliun.
Pasokan pabrikan ke dealer yang relatif tinggi itu tidak terlepas dari kinerja produksi yang meningkat signifikan. Sepanjang Januari-November 2021, produksi mobil meningkat 61,4 persen (+381.593 unit) menjadi 1.003.570 unit.
Selain dipasok ke dealer di pasar domestik, sebagian produk mobil produksi Indonesia ini diekspor. Sembilan merek pabrikan tercatat mengapalkan mobilnya ke pasar mancanegara sepanjang tahun ini.
Ekspor mobil secara utuh alias completely built up dari Indonesia tercatat naik 29,3 persen (+60.539 unit) menjadi 267.224 unit. Adapun ekspor dalam kondisi terurai meningkat 73,8 persen (+36.534 unit) menjadi 86.006 unit.
Indonesia juga tercatat mengimpor mobil. Sebanyak 24 merek pabrikan tercatat melakukan impor untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia. Impor sepanjang tahun ini hingga November naik 38,8 persen (+12.832 unit) menjadi 45.917 unit.
"Kita sudah swasembada mobil," ujar Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara dalam acara diskusi Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara daring, Kamis (16/12/2021).
Meski demikian, Indonesia masih kalah banyak dengan Thailand soal produksi mobil. Indonesia menempati posisi kedua sebagai pabrikan terbesar di Asean setelah Negeri Gajah Putih.
Untuk meningkatkan produksi, potensi pasar domestik dan ekspor perlu dimaksimalkan.
Dari sisi ekspor, Indonesia masih kalah jauh dengan Thailand. Federation of Thai Industries (FTI) memproyeksikan ekspor mobil CBU-nya pada tahun ini bisa mencapai 800.000 - 850.000 unit, setelah terpuruk pada tahun sebelumnya di level 736.000 unit.
Indonesia juga masih berpotensi untuk memperkuat basis pasar domestiknya mengingat rasio kepemilikan mobil yang rendah. Merujuk data Gaikindo 2019, rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 87 unit per 1.000 orang. Malaysia yang mencapai 450 unit per 1.000 orang, Thailand sebanyak 220 unit per 1.000 orang.
Prospek penjualan mobil di Indonesia masih sangat menjanjikan. Dengan populasi penduduk 260 juta jiwa, apabila bertambah satu unit saja dari 99 ke 100 unit, berarti penjualan mobil akan naik sekitar 260.000 unit.
"Kita harapkan di tahun 2022, kita dapat menjual sekitar 900.000 unit," ujar Kukuh dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara daring, Kamis (16/12/2021).
Dengan asumsi penjualan mobil pada Desember 2021 mencapai level tertinggi sepanjang tahun di level 85.000 unit maka total penjualan sepanjang tahun ini akan mencapai 846.861 unit.
Bila demikian, maka penjualan mobil 2022 ditaksir bertambah hanya 6,3 persen (+53.139
unit). Selain proyeksi yang sangat moderat, angka proyeksi penjualan pada tahun depan itu belum akan mengangkat rasio kepemilikan mobil di Indonesia.