Strategi Medco Seimbangkan Portofolio Bisnis Berkelanjutan

Emiten energi PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) berusaha menyeimbangkan portofolio bisnisnya antara energi berbasis fosil dan energi baru terbarukan.

Annisa Kurniasari Saumi

11 Nov 2021 - 21.14
A-
A+
Strategi Medco Seimbangkan Portofolio Bisnis Berkelanjutan

MedcoEnergi. /Medco

Bisnis, JAKARTA – Emiten energi PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) terus berupaya memperkuat portofolio bisnisnya di sektor minyak dan gas (migas) hingga energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, dari waktu ke waktu, tim Medco Energi secara proaktif terus mencari peluang untuk melakukan akuisisi aset-aset migas yang memiliki nilai strategis.

"Tapi saya tidak bisa menyebutkan satu per satu. Kami selalu aktif mencari peluang akuisisi yang baru," ucap Hilmi, Rabu (10/11).

Sementara itu, selama 2 tahun ini pihaknya juga terus berupaya mengeksplorasi dan mengeksploitasi cadangan migas di blok-blok potensial. Upaya ini menurutnya membuahkan hasil berupa empat proyek on stream pada tahun depan dan tahun berikutnya.

Pertama, adalah proyek gas Hiu yang diharapkan akan mencapai produksi gas baru 43 juta standar kubik per hari (MMscfd), mulai kuartal II/2022. Kedua, adalah proyek gas Belida extension yang akan memproduksi 34 MMscfd, mulai kuartal IV/2022.

Ketiga, adalah proyek pengembangan gas lapangan Bronang yang mencapai 50 MMscfd, yang diharapkan terjadi pada kuartal IV/2023. Terakhir adalah minyak dari Lapangan Forel, yang diharapkan bisa menambah produksi 10.000 barrel oil per hari (MBOEPD) di kuartal IV/2023.

“Gas Hiu field akan mencapai produksi gas baru 43 MMscfd, Belida Extension juga akan memproduksi gas 34 MMscfd, Gas Bronang sekitar 50 MMscfd, dan lapangan Forel akan memproduksi minyak 10.000 barel per hari,” kata Hilmi.

Sampai dengan semester I/2021, produksi migas emiten berkode saham MEDC tersebut mencapai 94.000 barel setara minyak per hari.

Adapun, sepanjang tahun ini, Medco Energi menargetkan produksi pada level 95 MBOEPD yang dikontribusikan dari 38 MBOEPD minyak, dan 57 MBOEPD gas bumi.

Dia menambahkan, cadangan dan sumber daya MEDC saat ini sebesar 84% berupa gas yang dapat dimonetisasi untuk jangka panjang sesuai masa cadangannya.

Di sisi lain, Hilmi menuturkan Medco Energi dengan platform Medco Power, akan terus mengembangkan portofolio EBT perusahaan. Portofolio EBT tersebut mulai dari pembangkit listrik tenaga surya hingga panas bumi.

Saat ini, emiten berkode saham MEDC ini tercatat tengah mengembangkan beberapa proyek EBT. Proyek-proyek tersebut di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Riau 275 mega watt (MW), dan pengeboran sumur geothermal di Ijen untuk pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi 100 MW.

Lalu, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 26 MW peak di Sumbawa, PLTS 2x25 MWp di Bali, dan proyek PLTS 670 MWp di Pulau Bulan yang akan diekspor ke Singapura.

Meski banyak mengembangkan EBT, Hilmi mengatakan pengembangan energi hijau ini harus dilakukan secara realistis.  Menurutnya, pengembangan EBT di Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia, tidak bisa disamakan dengan Eropa dan Amerika.

"Kita berkomitmen menurunkan karbon, tetapi, kita harus realistis dalam masa transisi ini. Kita harus memastikan tetap menyediakan energi yang bisa dijangkau dan berkelanjutan," ucap dia.

Dia mencontohkan, salah satu proyek EBT Medco Energi, yakni pengembangan PLTS di Pulau Sumbawa tetap memerlukan migas untuk menjaga transisi ke EBT. Pasalnya, PLTS memiliki sifat intermiten atau tidak stabil.

Oleh karena itu, dia memandang minyak dan gas tetap menjadi hal yang penting dalam masa transisi.

"Kita tak ingin saat transisi energi terjadi, infrastruktur pendukung belum jadi, tiba-tiba terjadi kelangkaan," ujarnya.

Lebih lanjut, Hilmi mengatakan tarif EBT masih belum ekonomis. Dia mencontohkan, Medco sangat intensif mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

Namun, pengembangan panas bumi ini membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$5 juta untuk menghasilkan 1 MW. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) yang memerlukan dana US$700.000.

"Maka karena itu perlu sistem tarif yang lebih smart, misalnya 5 tahun pertama tinggi dulu, setelah lima tahun capex kembali, bisa lebih rendah. Hal-hal seperti itu yang perlu digalakkan meningkatkan antusiasme investasi di EBT," ucapnya.

PROSPEK SAHAM

Equity Analyst Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengatakan, prospek saham Medco Energi secara jangka menengah masih positif. Hal ini didukung juga oleh meningkatnya aktivitas dan dibukanya kembali kegiatan masyarakat.

"Seiring meningkatnya aktivitas dan dibukanya kembali kegiatan masyarakat, maka permintaan terhadap energi akan meningkat," kata Cheryl kepada Bisnis, Kamis (11/11).

Cheryl mencatat, dalam setahun ini, harga minyak telah naik 98% dan harga gas alam meningkat 65%.

Sementara untuk jangka panjang, menurutnya upaya MEDC untuk melakukan akuisisi aset dan mengembangkan EBT menjadi prospek yang baik.

"Diperkirakan efeknya baru terasa dalam tahun-tahun ke depan," ucapnya.

Dia memperkirakan saham MEDC berpotensi terkoreksi ke area Rp480 dalam jangka pendek.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan investor untuk melakukan buy on weakness pada saham emiten berkode MEDC ini. Buy on weakness tersebut dilakukan di area 545-565.

"Target price di harga Rp605 dan Rp650. Stop loss apabila saham di bawah harga Rp540," ujar Herditya dihubungi.

Senada dengan Herditya, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki Yamani menyarankan investor untuk melakukan buy on weakness pada saham MEDC.

"Buy on weakness saham MEDC menarik di area 520-550," ucapnya.

Hingga penutupan perdagangan Kamis (11/11), saham Medco Energi tercatat ditutup tidak berubah di level Rp565 per saham. Sementara sejak awal tahun, saham MEDC terkoreksi 4,24% sejak awal tahun (year-to-date/YtD). Saham MEDC tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp14,2 triliun, dengan PE 10,53 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.