Free

Bitcoin dkk. vs Everybody

Waktu akan segera menjawab siapa yang akan menangis atau tertawa. Apakah mereka yang tidak mengambil kesempatan dari kenaikan harga uang kripto, atau mereka yang terluka saat gelembung harga pecah?

26 Mei 2021 - 18.13
A-
A+
Bitcoin dkk. vs Everybody

Nurhadi Pratomo/Sketsa

Investasi cryptocurrency alias uang kripto seperti Bitcoin dkk yang tengah naik daun diadang para pemangku kepentingan, baik di dalam maupun luar negeri.

Kapitalisasi pasar total uang kripto masih berada di posisi US$2.246,92 triliun pada Senin (17/5). Hanya dalam sepekan, terjadi penyusutan US$779,4 miliar menjadi US$1.467,52 triliun awal pekan terakhir Mei 2021.

Volatilitas transaksi di pasar uang kripto tengah menjadi sorotan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah komando Joe Biden mulai membidik tambahan pajak dari transaksi Bitcoin dkk.

Negeri Paman Sam akan mewajibkan pelaporan kegiatan transfer cryptocurrency yang nilainya lebih dari US$10.000 ke Internal Revenue Service (IRS). Kebijakan itu menjadi upaya AS menindak transaksi kripto serta upaya menambah anggaran ke lembaga penerimaan pajak.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga ikut angkat bicara menyoroti beberapa risiko yang muncul di tengah tren investasi uang kripto. Bank Sentral AS itu menyatakan Bitcoin dkk menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan.

Di tengah semakin populernya investasi uang kripto, The Fed menyebut regulasi yang lebih besar untuk mata uang elektronik mungkin sudah diperlukan. The Fed dan Departemen Keuangan menganggap mata uang kripto lebih seperti seni, emas, atau aset-aset yang sangat spekulatif lainnya.

Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), lebih dulu mengambil langkah tegas untuk uang kripto. PBOC resmi melarang aset kripto digunakan sebagai alat pembayaran.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia mengatakan cryptocurrency tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Indonesia hanya mengakui rupiah sebagai mata uang resmi dan alat pembayaran di Tanah Air.

Pasar kripto juga seolah dipermainkan oleh CEO Tesla Elon Musk yang belakangan mengurungkan komitmennya untuk menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran. Unggahanya lewat sosial media seolah bertolak belakang dengan sikapnya selama ini terhadap uang kripto.

Selain manuver regulator berbagai negara untuk menindak tegas, tekanan di pasar uang kripto juga datang dari aksi likuidasi yang dipicu tingginya tingkat leverage. Akibatnya, para trader aset kripto dihadapkan pada risiko jual paksa, sehingga harga merosot.

Salah satu laporan yang dirilis Kamis (20/5) menyebut telah terjadi aksi US$9,4 miliar di pasar kripto. Data itu seiring dengan 887.000 pemain uang kripto yang melikuidasi aset mereka.

Akan tetapi, langkah regulator di berbagai negara seolah belum menyurutkan para investor untuk terus menambang keuntungan dari uang kripto. Peringatan dari investor kawakan hingga kalangan pakar soal gelembung alias bubble uang kripto tidak dihiraukan.

Waktu akan segera menjawab siapa yang akan menangis atau tertawa. Apakah mereka yang tidak mengambil kesempatan dari kenaikan harga uang kripto, atau mereka yang terluka saat gelembung harga pecah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.