Efek Diabetes Tipe 2: Pria dan Wanita Berbeda, Pengobatan Sama

Tingkat gula darah yang tinggi dalam tubuh mengurangi efek perlindungan dari estrogen dalam tubuh wanita, meningkatkan kemungkinan mengembangkan komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan.

Redaksi

19 Okt 2021 - 19.04
A-
A+
Efek Diabetes Tipe 2:  Pria dan Wanita Berbeda, Pengobatan Sama

Ilustrasi/boldsky.com

Bisnis, JAKARTA – Diabates tipe 2 bisa terjadi pada pria maupun wanita. Efek yang berbeda akan dirasakan oleh pria dan wanita yang menderita diabetes tipe 2. Meski begitu, pengobatan yang diberikan kepada keduanya akan sama.

Diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang membuat tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar gula darah.  

Entah tubuh mereka tidak membuat cukup insulin atau sel tidak dapat menggunakannya, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh.

Seiring waktu hal itu dapat memengaruhi jantung, mata, ginjal dan sistem saraf penderita.  

Seseorang yang sudah didiagnosis menderita diabetes tipe 2 harus memahami bahwa kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, diabetes tipe 2 bisa dikelola.  

Diabetes tipe 2 umumnya didiagnosis pada orang dewasa paruh baya atau lebih tua. Hal itu juga dapat memengaruhi anak-anak dan remaja jika mereka mengalami obesitas.  

Dalam dua dekade terakhir, diabetes tipe 2 telah menjadi masalah kesehatan menonjol yang memengaruhi sebagian besar populasi di atas 50 tahun.

Baik pria maupun wanita sama-sama rentan mengalami gangguan metabolisme. Namun, dalam hal gejala dan komplikasi, jenis kelamin memainkan peran penting.  

Ilustrasi/Istimewa

Pria dua kali lebih mungkin terkena Diabetes tipe 2 dibandingkan dengan wanita. Sesuai penelitian, alasan umum di baliknya adalah perbedaan distribusi lemak dalam tubuh.  

Dilansir Times of India, Selasa (19/10/2021), beberapa penelitian menunjukkan karena pria menumpuk lebih banyak lemak di bagian tengah (lemak visceral), mereka lebih rentan mengalami kondisi ini.

Wanita, di sisi lain, cenderung menyimpan sebagian besar lemak di daerah kaki dan pinggul, yang dikenal sebagai lemak subkutan.  

Lemak visceral lebih berbahaya bagi kesehatan dan aktif secara metabolik daripada lemak subkutan. Itulah yang meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan kondisi metabolisme lainnya pada pria.

Hal itu  juga menyiratkan bahwa bahkan jika wanita mengalami obesitas, mereka secara metabolik lebih sehat daripada pria.  

Bahkan jika pria dan wanita memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang sama, pria lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan wanita.

Faktor lain yang membuat pria lebih mungkin terkena diabetes termasuk konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok.  

Meskipun wanita kurang rentan terhadap diabetes, mereka lebih mungkin mengalami komplikasi parah setelah didiagnosis menderita diabetes dibandingkan dengan pria.  

Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih proaktif dalam mengelola kondisi mereka daripada pria. Namun, hormon seks meningkatkan risiko komplikasi.  

Diabetes yang dibiarkan dan tidak dikelola untuk waktu lama, dapat menyebabkan masalah jantung, penyakit ginjal, stroke, depresi dan kecemasan.

Tingkat gula darah yang tinggi dalam tubuh mengurangi efek perlindungan dari estrogen dalam tubuh wanita, meningkatkan kemungkinan mengembangkan komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan.  

Meskipun diabetes tipe 2 memengaruhi pria dan wanita secara berbeda, pengobatan untuk keduanya tetap sama.  

Untuk mengelola gejala diabetes tipe 2, sangat penting untuk melacak kadar gula darah secara teratur.

Selain itu, makan lebih banyak makanan sehat dan bergizi. Berolahraga secara teratur dan menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengelola gejala diabetes tipe 2.

Jenis Obat

Tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum. Ada sekitar 29 juta orang di AS dengan tipe 2. Sedangkan 84 juta lainnya memiliki pradiabetes, yang berarti gula darah (atau glukosa darah) mereka tinggi tetapi belum cukup tinggi untuk menjadi diabetes.

Dilansir Webmd, jika perubahan gaya hidup tidak membawa ke kadar gula darah semestinya, Anda mungkin memerlukan obat-obatan.

Beberapa yang paling umum untuk diabetes tipe 2 meliputi:

1. Metformin (Fortamet, Glucophage, Glumetza, Riomet)

Biasanya jenis ini merupakan obat pertama yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Obat jenis ini menurunkan jumlah glukosa yang dibuat hati dan membantu tubuh merespons lebih baik terhadap insulin yang dibuatnya.

2. Sulfonilurea

Kelompok obat ini membantu tubuh membuat lebih banyak insulin. Mereka termasuk glimepiride (Amaryl), glipizide (Glucotrol, Metaglip), dan glyburide (DiaBeta, Micronase). meglitinida. Mereka membantu tubuh membuat lebih banyak insulin. Anda mungkin menggunakan nateglinide (Starlix) atau repaglinide (Prandin).

3. Thiazolidinediones

Seperti metformin, mereka membuat Anda lebih sensitif terhadap insulin. Anda bisa mendapatkan pioglitazone (Actos) atau rosiglitazone (Avandia). Tetapi mereka juga meningkatkan risiko masalah jantung, jadi biasanya bukan pilihan pertama untuk perawatan.

4.  DPP-4 inhibitors

Obat-obatan ini - linagliptin (Tradjenta), saxagliptin (Onglyza), dan sitagliptin (Januvia) - membantu menurunkan kadar gula darah. Tetapi, obat-obatan ini dapat menyebabkan nyeri sendi dan dapat mengobarkan pankreas. agonis reseptor GLP-1. Anda mengonsumsi obat ini dengan disuntikkan untuk memperlambat pencernaan dan menurunkan kadar gula darah. Beberapa yang paling umum adalah exenatide (Byetta, Bydureon), liraglutide (Victoza), dan semaglutide (Ozempic).

5. SGLT2 inhibitors

Obat ini membantu ginjal menyaring lebih banyak glukosa. Anda mungkin mendapatkan canagliflozin (Invokana), dapagliflozin (Farxiga), atau empagliflozin (Jardiance). Empagliflozin juga terbukti efektif dalam mengurangi risiko rawat inap atau kematian akibat gagal jantung.

6. Insulin

Anda mungkin mendapatkan suntikan jangka panjang di malam hari, seperti insulin detemir (Levemir) atau insulin glargine (Lantus). Bahkan jika mengubah gaya hidup dan minum obat sesuai petunjuk, gula darah Anda mungkin masih memburuk seiring waktu. Itu tidak berarti Anda telah melakukan sesuatu yang salah.

Diabetes bersifat progresif, dan banyak orang akhirnya membutuhkan lebih dari satu obat. Ketika Anda menggunakan lebih dari satu obat untuk mengendalikan diabetes tipe 2, itu disebut terapi kombinasi.

Anda dan dokter harus bekerja sama untuk menemukan campuran terbaik untuk Anda. Biasanya, Anda akan terus menggunakan metformin dan menambahkan sesuatu yang lain. (Ni Luh Anggela, Mia Chitra Dinisari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.