Harga Minyak AS Terjerembab Jelang Thanksgiving

Rencana AS melepaskan cadangan minyak diikuti oleh sejumlah negara. Langkah tersebut memberatkan harga karena adanya pasokan yang melimpah di pasar.

Aprianto Cahyo

26 Nov 2021 - 08.59
A-
A+
Harga Minyak AS Terjerembab Jelang Thanksgiving

Ilustrasi - Miniatur pompa sumur minyak cetak 3D terlihat di depan grafik stok yang ditampilkan dan logo OPEC (14/4/2020). ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/aa.

Bisnis, JAKARTA - Harga minyak mentah semakin tertekan jelang liburan Thanksgiving di Amerika Serikat (AS). Laju harga komoditas itu memang semakin berat seiring rencana AS memimpin pelepasan stok miyak ke pasar. 

Minyak mentah berjangka Brent telah tergelincir 8 sen atau 0,1 persen dan diperdagangkan di US$82,17 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga merosot 36 sen atau 0,5 persen ke US$78,03 per barel.

Departemen Energi AS telah meluncurkan lelang untuk menjual 32 juta barel cadangan minyak strategis (SPR) untuk pengiriman antara akhir Desember hingga April 2022. AS berencana untuk segera melepaskan 18 juta barel lagi.

Di sisi lain, data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (24/11/2021) menunjukkan stok bensin dan sulingan turun lebih besar dari yang diperkirakan, sementara stok minyak mentah naik.

Menurut Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, perdagangan minyak tidak memiliki arah yang jelas karena waktu pelepasan minyak AS masih belum pasti. "Mengingat hari libur di AS dan dengan volume (perdagangan) yang ringan, saya pikir pasar mencerna rilis yang telah kita lihat diumumkan, dan bertanya-tanya reaksi apa yang mungkin kita lihat dari OPEC+," kata Lipow dikutip dari Antara pada Jumat (26/11/2021).

 

 

Organisasi Negara Pengekspor Minyak bersama sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+ memperkirakan rencana AS bakal meningkatkan surplus di pasar minyak hingga 1,1 juta barel per hari (bph). Meski begitu, organisasi tersebut belum mengambil kebijakan baru.

Tiga sumber Reuters bahwa OPEC+ tidak membahas penghentian peningkatan produksi minyaknya. Meskipun ada keputusan oleh AS, Jepang, India, dan lainnya untuk melepaskan stok minyak darurat.

OPEC+, baru akan bertemu pada 1-2 Desember untuk menetapkan kebijakan. Sejauh ini,  OPEC+ memutuskan menambah pasokan 400.000 barel per hari sejak Agustus. Kebijakan tersebut diambil setelah melepaskan pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu ketika pembatasan pandemi menghantam permintaan.

Anggota OPEC Uni Emirat Arab dan Kuwait mengatakan mereka berkomitmen penuh pada perjanjian OPEC+ dan tidak memiliki sikap menjelang pertemuan minggu depan. Anggota OPEC+, Irak, mendukung melanjutkan rencana OPEC+ yang ada untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per bulan. 

Irak beralasan prospek pasar minyak tidak jelas karena turbulensi di pasar global. Harga minyak yang tinggi pun telah menambah kekhawatiran inflasi.

Analis di Goldman Sachs mengatakan rilis terkoordinasi dapat menambah sekitar 70-80 juta barel pasokan minyak mentah ke pasar. Pedagang juga mencari tahu apakah China akan menindaklanjuti rencana untuk melepaskan minyak dari cadangannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.