IHSG Melenggang Jelang Keputusan RDG BI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan Rabu (17/11). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG parkir pada posisi 6.675.8, naik 0,37% atau 24,59 poin. Tercatat, 241 saham menguat, 281 saham melemah dan 145 saham bergerak di tempat.

Bisnis Indonesia Resources Center

17 Nov 2021 - 17.36
A-
A+
IHSG Melenggang Jelang Keputusan RDG BI

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers terkait Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan Rabu (17/11). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG parkir pada posisi 6.675.8, naik 0,37% atau 24,59 poin. Tercatat, 241 saham menguat, 281 saham melemah dan 145 saham bergerak di tempat.

Sebanyak 28,45 miliar unit saham diperdagangkan dengan total transaksi mencapai Rp14,98 triliun. Investor asing membukukan net sell mencapai Rp824,98 miliar di seluruh pasar. Sektor perindustrian menopang penguatan laju indeks dengan kenaikan paling signifikan sebesar 1,52%, diikuti pula sektor transportasi yang menguat 1,41% dan sektor energi naik 0,84%.

Investor asing tercatat menjual saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan net sell sebesar Rp99,83 miliar, atau yang terbanyak hingga penutupan perdagangan. Menyusul di belakangnya adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) senilai Rp43,04 miliar dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) sebesar Rp58,08 miliar.

Sementara itu, dua saham bank BUMN yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) diborong investor asing dengan net buy masing-masing Rp82,18 miliar dan Rp72,13 miliar.

Penguatan IHSG sejalan dengan bursa Wall Street yang juga kompak ditutup positif. Ketiga indeks saham AS yakni Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq menguat lebih dari 0,1% merupakan imbas dari katalis data pertumbuhan ritel yang ciamik.

Kemudian dari dalam negeri, pelaku pasar cenderung wait and see terkait keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang rapatnya digelar 17 November hingga 18 November 2021.

Sejak pandemi Covid-19 melanda, BI sudah memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin menjadi 3,5% yang merupakan rekor terendah dalam sejarah. Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed telah melakukan tapering sehingga tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga diyakini tidak akan terjadi. 

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 ditutup menguat pada perdagangan Rabu (17/11) hingga 0,52% bahkan penguatan tersebut berhasil melampaui kenaikan IHSG yang hanya 0,37%.

Indeks Bisnis-27 menguat ke level 514,36 atau naik 2,68 poin dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya pada 511,68. Terdapat hanya 15 saham menguat, 11 saham melemah, dan 1 saham diperdagangkan stagnan.

Saham emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) mengalami penguatan paling moncer naik hingga 3,7% atau 20 poin ke level 560. Menyusul, di belakangnya saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) yang menguat 2,63% atau 60 poin menuju 2.340.

Selanjutnya, terdapat PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang menguat masing-masing 2,45%, 1,82%, dan 1,69%.

Di sisi lain, saham emiten semen, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP) memimpin pelemahan dengan koreksi 2,66% atau 325 poin ke level 11.875. Selain INTP, saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga melemah masing-masing turun 1,9%, 1,36%, dan 1,26%. Sedangkan saham yang stagnan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) di level 7.225.

Energi

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/11) indeks sektor energi ditutup di zona hijau, naik ke level 1.020,76 atau menguat 0,84%. Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Mitra Investindo Tbk (MITI) yang melejit 34,03% ke level Rp256, Lalu saham PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) melesat 10,23% ke level Rp3.340 dan saham PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) naik 7,94% ke level Rp1.360.

Sentimen positif datang dari harga gas alam yang menguat karena adanya permintaan pasokan gas yang tinggi dari negara china. Berdasarkan data perdagangan harga gas di pasar Henry Hub Natural Gas tercatat US$ 5,105/MMBtu atau naik 1,75%.

Naiknya harga gas didorong adanya permintaan tinggi menjelang musim dingin. Sehingga permintaan gas untuk pemanas diperkirakan naik lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan produksi gas alam.

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Rabu (17/11), indeks sektor barang konsumen primer ditutup melemah 0,64% di level 689,39.

Saham yang mendorong pelemahan ialah PT Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) anjlok 6,90% ke level Rp216, Kemudian diikuti saham PT Fks Multi Agro Tbk. (FISH) ambles 6,85% ke level Rp7.825 dan saham PT Sekar Bumi Tbk. (SKBM) drop 6,72% ke level Rp444.

Pelemahan tersebut adanya sentimen negatif dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yang menyatakan akan ada kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari saat ini 10% ke 11% pada April 2022 dan naik lagi ke 12% pada Januari 2025. Hal tersebut hanya akan memberi dampak buruk pada pelaku usaha khususnya di sektor pusat perbelanjaan.

Dampak dari  kenaikan tarif PPN semakin mendorong ketidakadilan antara penjualan offline dengan online. Selain itu, semakin mendorong belanja ke luar negeri, dan memperburuk daya beli masyarakat kelas menengah-bawah.

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/11), indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup melemah 0,25% ke level 866,18.

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh saham PT Pan Brother Tbk. (PBRX) anjlok 6,95% ke level Rp174, diikuti saham PT Pudjiadi & Sons Tbk. (PNSE) merosot 6,94% ke level R670 dan saham PT Golden Flower Tbk. (POLU) drop 6,64% ke level Rp422.

Tren surplus neraca dagang Indonesia pada Oktober 2021 diperkirakan berlanjut, tetapi semakin menyusut akibat sejumlah faktor. Menurut Center of Law and Economic Studies (CELIOS), memperkirakan surplus neraca dagang Oktober 2021 akan turun ke kisaran US$3,9 miliar sampai dengan US$4 miliar, dari capaian bulan sebelumnya sebesar US$4,37 miliar.

Faktor utama penurunan berasal dari rendahnya kinerja ekspor nonmigas. Koreksi harga komoditas batu bara mencapai -37% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kemudian aluminium -12% dan CPO -1,7% mtm.

Selain itu, disrupsi logistik turut memengaruhi kinerja ekspor pada Oktober 2021. Hambatan dalam bentuk kelangkaan kontainer dan pekerja di pelabuhan internasional yang belum optimal berdampak pada penurunan kinerja ekspor.

Kesehatan

Pada Rabu (17/11) indeks sektor kesehatan ditutup melemah 0,12% ke level 1.421,02.

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) ambles 5,74% ke level Rp460, lalu diikuti PT Royal Prima Tbk. (PRIM) drop 4,44% ke level Rp344 dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) merosot 3,81% ke level Rp404.

Sentimen dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan adanya penurunan importasi produk farmasi yang  mencapai 34,47% atau sebesar US$163,2 juta dibandingkan bulan September 2021 membuat sektor ini parkir ke zona merah.

Penurunan impor disebabkan oleh melandainya kasus pandemi Covid-19. Sehingga permintaan akan produk farmasi seperti obat-obatan sudah mulai berkurang. Selain itu, penurunan produk farmasi ini utamanya ditopang oleh permintaan vaksin yang tidak setinggi sebelumnya. Vaksin yang berkurang ini bukan untuk Covid-19 melainkan untuk kebutuhan kesehatan lainnya.

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Rabu (17/11) ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,44% ke level 1.236,28.

Pelemahan sektor ini didorong oleh saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. (SAMF) anjlok 6,81% ke level Rp1.095. Diikuti saham PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS) ambles 6,78% ke level Rp220 dan saham PT Sriwahana Tbk. (SWAT) drop 4,73% ke level Rp161.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), industri tekstil dan pakaian mengalami kontraksi pada kuartal III/2021 sebesar -3,34% yoy. Namun demikian, angka tersebut membaik dari kuartal sebelumnya yang sebesar -4,54%, dan kuartal I/2021 mencapai -13,28%.

Adapun, kontraksi industri sepanjang tahun lalu tercatat sebesar -8,88%. Perbaikan utilisasi industri dan kondisi pasar pada tiga bulan terakhir tahun ini berpeluang mengerek kinerja pertumbuhan pada kuartal lV/2021.

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/11), sektor perindustrian ditutup menguat 1,52% ke posisi 1.090,33.

Beberapa saham yang terpantau mengalami penguatan ialah saham PT Ateliers Mecaniques D’Indonesia Tbk (AMIN) meroket 34,39% ke level Rp254. lalu PT Kobexindo Tractors Tbk. (KOBX) melejit 20,17% ke level Rp286 dan  PT Multipolar Tbk. (MLPL) naik 6,47% ke level Rp362.

Sentimen positif dari Kementerian Perindustrian yang mencatat rata-rata utilisasi industri komponen otomotif telah mencapai 70% pada September 2021. Hal itu ditengarai sebagai dampak penerapan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP). Dengan angka utilisasi tersebut artinya masih banyak ruang untuk tumbuh.

Diketahui, hingga saat ini insentif PPnBM DTP telah mendorong kinerja 319 perusahaan industri komponen tier 1. Hal itu juga mendorong peningkatan kinerja komponen di tier 2 dan 3 yang sebagian besarnya merupakan industri kecil dan menengah.

Keuangan

Indeks sektor terpantau berada di zona hijau dengan kenaikan 0,75% ke level 1.575,03 pada Rabu (17/11).

Saham penopangnya antara lain PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) meningkat 3,28% ke level Rp189, lalu PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) menguat 3,64% ke level Rp228 dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) tumbuh 3,31% ke level Rp374.

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi di akhir 2021 akan semakin signifikan setelah sempat melambat di kuartal III/2021 akibat varian Delta. Hal ini diproyeksikan mampu mendongkrak sektor perbankan.

Selain itu, para pelaku bisnis juga akan kembali melakukan investasi secara bertahap. Semua hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit (loan growth) yang semakin meningkat perlahan tapi pasti pada level 2% YoY di bulan September lalu dibandingkan dengan 1% yoy di bulan Agustus.

Jika loan growth semakin positif maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin baik ke depannya. Herman memproyeksikan di tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 4.5%-5%, inflasi 2,2%-3,3%, dan rupiah kisaran 14.100-14.700.

Properti dan Real Estat

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/11) indeks sektor properti dan real estat naik tipis 0,35% ke level 863,97.

Penguatan dipimpin oleh PT Metro Realty Tbk. (MTSM) meroket 20,95% ke level Rp254, diikuti PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk. (CSIS) melonjak 18,57% ke Rp166 dan PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) tumbuh 1,98% ke level Rp515.

Sektor properti berpotensi dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional jika pemerintah serius memberikan dukungan insentif.  Satu di antara insentif tersebut adalah memperpanjang kembali insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) di sektor properti hingga akhir 2022.

Sektor properti memiliki multiplier effect, karena ada 175 sub-sektor industri yang bisa digerakkan dari aktivitas di sektor properti. REI menilai potensi penambahan penyerapan PPN DPT ke depan mencapai Rp2,12 triliun.

Teknologi

Pergerakan sektor teknologi bergerak menguat 0,33% ke level 9.410,24 pada Rabu (17/11).

Saham yang menopang antara lain PT Sentral Mitra Informatika Tbk. (LUCK) moncer 8,13% ke level Rp266, lalu PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melejit 2,90% ke level Rp710 dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) naik 2,86% ke level Rp720.

Pada Rabu (17/11) indeks sektor teknologi dipengaruhi oleh sentimen aksi beli investor pada MCAS mencapai Rp2,98 miliar dan KIOS sebesar Rp993,68 juta. Sementara itu, saham BUKA mendapat sentiment positif dari sisi fundamentalnya.

Terbaru, BUKA mendapat fasilitas pembiayaan dari PT Bank DBS Indonesia senilai Rp2 triliun. Perusahaan telah menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan PT Bank DBS Indonesia pada 12 November 2021 dengan jumlah pokok fasilitas tersedia maksimum hingga sebesar Rp 2 triliun.

Infrastruktur

Indeks sektor infrastruktur terpantau tumbuh 0,03% ke level 979,62 pada Rabu (17/11).

Beberapa saham yang bertumbuh yaitu saham Protech Mitra Perkasa Tbk. (OASA) moncer 22,64% ke level Rp260, disusul PT Djasa Ubersakti Tbk. (PTDU) meroket 9,62% ke level Rp171 dan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) naik 2,72% ke level Rp302.

Jelang akhir tahun, proses lelang dini paket pekerjaan infrastruktur tahun anggaran 2022 telah dimulai pada bulan ini. Persiapan lelang dini telah dilakukan sejak Oktober 2021. Saat ini, Kementerian PUPR tengah melakukan identifikasi paket pekerjaan yang siap dilakukan lelang dini. 

Proses tender dan seleksi dini sebanyak 3.175 paket pekerjaan senilai Rp38,6 triliun telah dimulai sejak Oktober 2020.

Tender-tender ini diproyeksikan dapat meningkatkan kinerja beberapa emiten konstruksi. Hingga September 2021, beberapa emiten telah merilis laporan keuangan kuartal III/2021 dan hampir seluruhnya mencatatkan pertumbuhan laba bersih selama 9 bulan 2021.

Transportasi dan Logistik

Pada Rabu (17/11) sektor transportasi dan logistik tercatat berada di urutan kedua tertinggi di IHSG setelah sektor perindustrian.

Sektor ini menghijau 1,41% ke level 1.388,44. Penguatan dipimpin oleh PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR) terbang tinggi 34,83% ke Rp240, lalu PT Temas Tbk. (TMAS) menanjak 2,42% ke level Rp635 dan PT Putra Rajawali Kencana Tbk. (PURA) tumbuh 1,89% ke level Rp54.

Realisasi PEN sampai dengan Jumat (5/11) telah mencapai Rp456,35 triliun atau 61,3% dari pagu Rp744,77 triliun. Program PEN akan terus dioptimalkan untuk menopang penghidupan dan daya beli masyarakat dan memulihkan ekonomi, termasuk sektor transportasi.

Serangkaian insentif fiskal telah diberikan untuk mendongkrak kinerja sektor ini. Sebagian besar insentif bagi sektor transportasi  diberikan untuk menjaga cash flow dan menahan gelombang PHK, antara lain berupa perpanjangan insentif pajak, restrukturisasi penyelesaian kredit bagi usaha di sektor transportasi baik yang ada di sektor perbankan maupun lembaga jasa keuangan non-perbankan, serta bantuan subsidi gaji/upah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Aprilian Hermawan

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.