Indeks Rebound, ASII Paling Banyak Dilego Asing

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya rebound pada perdagangan Kamis (20/1) setelah sebelumnya parkir di zona merah selama 3 hari berturut-turut. IHSG terkerek 0,53% atau 34,89 poin menuju level 6.626,87.

Bisnis Indonesia Resources Center

20 Jan 2022 - 19.08
A-
A+
Indeks Rebound, ASII Paling Banyak Dilego Asing

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya rebound pada perdagangan Kamis (20/1) setelah sebelumnya parkir di zona merah selama 3 hari berturut-turut. IHSG terkerek 0,53% atau 34,89 poin menuju level 6.626,87. 

Sepanjang perdagangan indeks bergerak menyentuh level tertinggi mencapai 6.637,21 dan terendah di level 6.587,77. Adapun sejumlah 288 saham berhasil menguat, 232 saham masih di zona merah dan 158 saham lainnya stagnan. 

Kapitalisasi pasar pun meningkat menjadi di atas Rp8.367,62 triliun. Sektor energi melejit paling tajam mencapai 2,39% dan diikuti sektor barang baku yang juga naik 1,72%.

Meskipun indeks komposit berada di zona hijau, investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net foreign sell mencapai total Rp90,27 miliar di seluruh pasar. Aksi jual bersih asing paling banyak terjadi pada saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang dilego mencapai Rp107,99 miliar. 

Kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang juga dilepas asing sebesar Rp96,76 miliar dan saham PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) sebesar Rp61,08 miliar.

Di sisi lain, asing masih mencatatkan net foreign buy atau aksi beli bersih pada saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebesar Rp105,42 miliar. Selanjutnya, asing juga memborong saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencapai Rp84,52 miliar dan saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dengan net foreign buy Rp70,66 miliar.

IHSG menguat di tengah rilisnya hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19-20 Januari 2022 yang memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,50%. Kemudian suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

Namun di sisi lain BI mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter lewat menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM). Normalisasi GWM rupiah untuk bank umum dan konvensional yang saat ini di level 3,5% dinaikkan 150 bps menjadi 5% dengan pemenuhan harian 1% dan secara rata-rata 4% yang berlaku mulai 1 Maret 2022.

Dari bursa regional mayoritas bursa saham di Asia juga cenderung bergerak menguat, hanya Shanghai Composite yang turun tipis 0,09%. Sedangkan Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin dengan menguat 3,42%. 

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 menutup perdagangan ke zona hijau pada penutupan perdagangan Kamis (20/1) sejalan dengan reboundnya IHSG. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks hasil kerja sama bursa dan harian Bisnis Indonesia ini menguat 0,47% atau 2,42 poin ke level 517,41. Indeks Bisnis-27 bergerak di rentang harian 514,21 hingga level tertinggi 519,16 sepanjang perdagangan. 

Dari 27 anggota konstituen, terdapat 15 saham menguat, 8 saham melemah dan 4 saham lainnya terpantau berada di posisi yang sama dengan perdagangan sebelumnya atau stagnan. 

Indeks Bisnis-27 terangkat oleh kenaikan saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang melesat hingga 12,17% atau 210 poin menuju level 1.935 dari hari sebelumnya di level 1.725. Selanjutnya saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) juga naik 3,59% atau 80 poin ke level 2.310 dan saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang menguat 2,44% atau 20 poin ke posisi harga 840.

Sementara itu, dua saham dari sektor barang konsumen primer memimpin pelemahan yakni saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang melemah 2,57% atau 225 poin ke harga 8.525 dan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dengan koreksi 1,79% ke level 1.100. Adapun saham yang terpantau stagnan antara lain CPIN, PWON, KLBF dan BBRI. 

Keuangan

Indeks sektor keuangan ditutup menguat pada perdagangan Kamis (20/1) dengan kenaikan 0,29% ke level 1.580,05. 

Saham-saham yang menghijau di antaranya PT Bank Mega Tbk. (MEGA) yang meroket 5,54% ke level Rp10.000. Selanjutnya ada PT Bank Bisnis Internasional Tbk. (BBSI) yang melesat 5,29% ke level Rp5.475 dan PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) menguat 3,33% ke level Rp186.

Sentimen positif ditopang oleh kebijakan moneter Bank Indonesia yang memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%. Suku bunga acuan ini telah bertahan di angka 3,5% selama hampir setahun terhitung sejak Februari 2021. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar.

 Selain itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility menjadi 4,25%. Keputusan ini turut mengangkat nilai tukar rupiah pada Kamis (20/1) menguat 0,16% menjadi Rp14.340 per dolar AS.

Properti dan Realestat

Indeks sektor properti dan realestat naik tipis 0,03% ke level 726,10 pada penutupan perdagangan Kamis (20/1). 

Penopang sektor ini adalah saham PT Perintis Triniti Properti Tbk. (TRIN) melambung tinggi hingga 15,67% ke level Rp310, disusul PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) melesat 7,14% ke level Rp526 dan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) terangkat 3,10% ke level Rp133.

Sektor properti diproyeksikan akan semakin pulih seiring dengan pertumbuhan yang mulai bergerak sejak akhir tahun lalu. Sub-sektor yang paling tumbuh adalah rumah tapak karena didukung oleh beragam stimulus yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah secara resmi telah memperpanjang pemberlakuan PPN DTP hingga Juni 2022.

Berdasarkan data Real Estat Indonesia (REI), insentif pemerintah berdampak pada penjualan rumah bagi pengembang yang memiliki hunian ready stock hingga 30%-50%.

Teknologi

Pada Kamis (20/1) indeks sektor teknologi akhirnya mengalami penguatan setelah selama 3 hari berturut-turut berada di zona merah. 

Sektor teknologi terpantau naik 0,57% ke level 8.026,76. Kontributor kenaikan ini adalah saham PT Nusantara Voucher Distribution Tbk. (DIVA) menanjak 1,99% ke level Rp1.795, lalu PT Sat Nusapersada Tbk. (PTSN) melejit 1,77% ke level Rp230 dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) naik 1,62% ke level Rp376.

Kinerja sektor teknologi ikut melesat seiring dengan kenaikan sejumlah sektor lain yang berada di zona hijau di IHSG pada perdagangan Kamis (20/1). Investor domestik menilai prospek saham teknologi akan semakin cerah karena digitalisasi yang kian meningkat.  Dengan demikian, emiten teknologi dapat semakin diuntungkan dan kinerjanya diperkirakan akan ikut terkerek naik.

Di samping itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan sampai saat ini tercatat ada 30 perusahaan dalam daftar antrian pipeline pencatatan saham BEI. Empat di antaranya dari sektor teknologi.

Infrastruktur

Kinerja indeks sektor infrastruktur ditutup menguat 0,9% ke posisi 933,07 pada perdagangan Kamis (20/1). 

Penguatan dipimpin oleh saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) melonjak 13,64%, lalu mengekor PT Centratama Telekomunikasi Tbk. (CENT) melesat 6,53% ke level Rp212 dan PT PP Presisi Tbk. (PPRE) tumbuh 3,95% ke level Rp158.

Salah satu emiten telekomunikasi CENT mendapat sentiment positif seiring dengan rencananya yang akan mengakuisisi PT Epid Menara Assetco bersama anak usahanya PT Centratama Menara Indonesia (CMI). CENT akan membeli sebanyak 1.000 saham dengan total nilai penyertaan sebanyak-banyaknya sebesar US$350 juta atau setara Rp5,01 triliun.

Aksi korporasi akuisisi saham ini akan membuat perusahaan memiliki lebih dari 8.000 menara telekomunikasi dan dapat berdampak positif terhadap pendapatan EBITDA perseroan. 

Transportasi dan Logistik

Pada penutupan perdagangan Senin (28/12) indeks sektor transportasi dan logistik terpantau mengalami penurunan 0,83%. 

Turunnya sektor ini diberati oleh saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk. (TNCA) terperosok 6,84% ke level Rp1.975, diikuti saham PT Batavia Proseprindo Trans Tbk. (BPTR) tersungkur 6,77% ke level Rp248 dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) yang menyusut 6,64% ke level Rp394.

Perpanjangan PPKM Level di beberapa wilayah mulai 18-31 Januari 2022 menjadi salah satu katalis negatif bagi sektor transportasi dan logistik. 

Menteri Komunikasi dan Informatika, Jhonny G Plate menyebutkan kebijakan ini diterapkan guna mencegah penularan varian Omicron yang diprediksi mencapai puncaknya pada Februari sampai Maret 2022.

Status PPKM di Provinsi DKI Jakarta masih berada di level 2 dari sebelumnya level 1. Diketahui, penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 1.012 orang per Rabu (19/1). 

Energi

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/1), indeks sektor energi ditutup dizona hijau, naik ke level  1.241,53 atau menguat 2,39%. 

Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) yang meroket 24,51% ke level Rp254, lalu saham PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) melejit 14,77% ke level Rp1.515 dan saham PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) naik 13,67% ke level Rp316.

Sentimen dari Indonesia sepertinya masih menjadi sentimen penggerak harga komoditas batu bara. Awal bulan ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo ekspor batu bara karena stok di pembangkit listrik sudah kritis. Larangan ekspor ini berlaku selama sebulan.

Saat ini pemerintah indonesia berencana akan melepas harga batu bara untuk kepentingan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO), khususnya untuk pembangkit listrik, menjadi mengikuti harga pasar dari ketentuan saat ini yang dipatok maksimal sebesar US$70 per ton.

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Kamis (20/1), indeks sektor barang konsumen primer akhirnya ditutup melemah 0,38% di level 660,64. 

Saham yang mendorong pelemahan ialah PT Tigaraksa Satria Tbk. (TGKA) merosot 4,17% ke level Rp7.475, Kemudian diikuti saham PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) drop 3,99% ke level Rp1.445 dan saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI) turun 3,62% ke level Rp1.730.

Sentimen dari Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan belum mampu membuat sektor ini berada di zona hijau.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Januari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. 

Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan serta upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat. 

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/1), indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup menguat 0,68% ke level 850,63. 

Penguatan sektor ini dipimpin oleh saham PT Sunter Lakeside Hotel Tbk. (SNLK) yang melejit 17,39% ke level Rp810 diikuti saham PT MNC Studios International Tbk. (MSIN) melesat 9,64% ke level Rp2.730 dan saham PT Hotel Sahid Jaya Tbk. (SHID) naik 9,18% ke level Rp1.070. 

Sentimen positif datang dari indeks Kepercayaan konsumen atau Consumer Confidence Index (CCI) pada tahun 2022 yang berada di angka 54%. Sementara itu pada kuartal III 2021, indeks kepercayaan mencapai 56%. Hal tersebut menjadi kabar positif bagi industri hotel dan restoran, di mana tingkat kepercayaan rata-rata berada di atas 50% meski dalam keadaan pandemi.

Selain itu, proyeksi  Gross Domestic Product (GDP) yang dapat tumbuh 5% dan adanya acara presidensi Group of Twenty (G20) di Indonesia tahun ini. Menjadi sentimen baik bagi industri perhotelan.

Kesehatan

Pada Kamis (20/1) indeks sektor kesehatan ditutup melemah 0,30% ke level 1.413,38. 

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) anjlok 6,55% ke level Rp1.570, lalu diikuti PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS) merosot 4,32% ke level Rp665 dan PT Siloam International Hospitals  Tbk. (SILO) drop 4,31% ke level Rp7.775.

Sentimen dari kementerian Kesehatan memastikan bakal menaikkan tarif Indonesia Case Based Groups (INA CBGs) menyusul rencana implementasi kelas rawat inap standar atau KRIS pada tahun ini.

Kenaikan tarif tersebut disebabkan karena adanya penambahan manfaat pada program jaminan kesehatan nasional atau JKN berkaitan dengan upaya promotif dan preventif dalam kebutuhan dasar kesehatan atau KDK.

Namun demikian, Kemenkes masih mengkaji sejumlah pos tarif yang dapat mengalami kenaikan seiring dengan penambahan manfaat promotif dan preventif pada jaminan kesehatan nasional atau JKN berbasis kebutuhan dasar kesehatan (KDK). 

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Kamis (20/1) ditutup di zona hijau. dengan penguatan 1,72% ke level 1.179,79. 

Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Aneka Tambang Persero Tbk. (ANTM) yang melejit 12,17% ke level Rp1.935, diikuti saham PT Tunas Alfin Tbk. (TALF) melesat 11,19% ke level Rp318, dan saham PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk. (IFII) naik 9,55% ke level Rp172.

Penguatan sektor ini di topang dari harga komoditas nikel yang terus menguat dan mencetak level tertinggi sejak satu dekade silam. Berdasarkan data perdagangan kemarin pada pukul 16.41 WIB harga nikel dunia naik 2,68% ke level US$23.795,50/ton.

Kenaikan tersebut ditopang oleh pasokan yang semakin ketat. Sementara permintaan jelang imlek terus meningkat. Hal ini menyebabkan persediaan di pasar menjadi langka sehingga harga nikel terus melambung. Sementara itu, persediaan di gudang bursa berjangka Shanghai (ShFE) berada di di 4.711 ton, mendekati rekor terendah sejak Agustus 2021. 

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/1), sektor perindustrian ditutup melemah 0,71% ke posisi 1.028,26. 

Beberapa saham yang terpantau mengalami pelemahan ialah saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) anjlok 6,86% ke level Rp163. lalu PT Tira Austenite Tbk. (TIRA) ambles 6,84% ke level Rp354  dan  PT Ateliers Mecaniques D’Indonesia Tbk. (AMIN) drop 4,89% ke level Rp175.

Serapan gas industri dengan harga tertentu sebesar US$6 per MMBTU sepanjang 2021 mencapai 81,08% dari total alokasi 1.241 BBTUD. Di antara tujuh sektor penerima harga gas bumi tertentu, serapan di industri baja tercatat yang paling rendah yakni sebesar 57,33% dari total alokasi 76,34 BBTUD.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), angka serapan tersebut naik dari 2020 sebesar 76,8% dari total alokasi 1.199,8 BBTUD. Besaran alokasi sebelumnya tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.89/2020 tentang pengguna dan harga gas bumi tertentu di bidang industri yang mulai berlaku April 2020.

Sementara itu, industri sarung tangan karet mengalami serapan terbesar yaitu 93,49%, menyusul kemudian berturut-turut industri pupuk, petrokimia, kaca, keramik, oleokimia, dan baja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Aprilian Hermawan

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.