Korporasi Healthtech Kompak Antisipasi Penyebaran Omicron

Mulai dari Halodoc hingga Alodokter, perusahaan-perusahaan rintisan di bidang teknologi kesehatan alias healthtech tengah mempersiapkan amunisi untuk menghadapi risiko lonjakan kasus Covid-19, termasuk potensi penyebaran varian Omicron di Indonesia. Apa saja persiapan mereka?

Redaksi

30 Nov 2021 - 12.25
A-
A+
Korporasi Healthtech Kompak Antisipasi Penyebaran Omicron

Dengan kemampuan tracing, tracking, dan fencing, aplikasi ini menjalankan dua fungsi utama, yaitu fungsi surveillance atau pengawasan untuk pemerintah dengan mendeteksi pergerakan orang-orang yang terpapar Covid-19 selama 14 hari kebelakang./Halodoc

Bisnis, JAKARTA — Upaya menghalau penyebaran Omicron, varian baru virus corona, turut digalakkan oleh para pelaku industri startup bidang teknologi kesehatan atau healthtech.

VP Goverment Relation & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto menyebut perusahaan secara rutin memantau perkembangan evolusi virus corona dan akan mempersiapkan tim seandainya terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Kami akan siapkan tim jika terjadi lonjakan permintaan layanan, termasuk suplai dokter dan apotek, serta kesiapan lokasi-lokasi tes Covid-19" ujarnya saat dihubungi, Senin (29/11/2921).

(BACA JUGA: Menggali Ceruk Bisnis Startup Kesehatan Mental)

Adekine mengatakan Halodoc akan selalu berupaya memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat, termasuk saat terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Selain itu, dia melanjutjan, Halodoc akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk terus memantau penyebaran varian Omicron.

Selanjutnya, Halodoc bersedia bila diminta oleh pemerinth untuk memberi bantuan maupun dukungan layanan terkait lonjakan kasus Covid-19 di masa mendatang.

(BACA JUGA: Sektor Riil Pasang Badan Halau Dampak Omicron)

Sementara itu, Medical Marketing Manager Alodokter Abi Noya menyebut perusahaanya selalu siap melayani pengguna yang ingin konsultasi mengenai masalah kesehatan dan kekhawatirannya akan suatu penyakit, termasuk Covid-19 dan variannya. 

"Hingga saat ini varian Omicron masih terus dipantau secara ketat dan diteliti oleh WHO, untuk menilai risiko penyebarannya, berikut dengan langkah pengendalian dan pencegahannya. Kami memantau terus," ujarnya.

Sebagai antisipasi kenaikan kasus Covid-19, Alodokter senantiasa memberikan layanan komunikasi, informasi, dan edukasi, yang disampaikan melalui konsultasi daring. Selain itu Alodokter terlibat dan mendukung penyelenggaraan program vaksinasi. 

Menurut Abi, timbulnya varian Omicron hendaknya tidak dianggap sebagai momok melainkan sebagai pengingat protokol kesehatan dan vaksinasi masih perlu dijalankan untuk menyelesaikan pandemi.

Ketua Asosiasi Healthtech Indonesia Gregorius Bimantoro menyebut ekosistem healthtech di Indonesia terus melakukan persiapan menyikapi perkembangan varian baru Covid-19.

Layanan telehealth akan dimaksimalkan untuk melakukan edukasi protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.

Menurut Gregorius, percepatan vaksinasi penting karena dicurigai varian Omicron muncul akibat ketidakmerataan vaksinasi Covid-19.

"Untuk sekarang yang perlu ditingkatkan pemeriksaan genomik bukan hanya PCR, tetapi sampling untuk sequencing yang lebih lengkap," ujarnya saat dihubungi secara daring.

PERAN OTA

Tidak hanya pelaku healthtech, perushaaan-perusahaan online travel agent (OTA) turut memantau ketat perkembangkan terbaru terkait dengan penyebaran Omicron.

Senior Corporate Communications Manager Pegipegi Busyra Oryza menyebut perusahaannya masih belum dapat memastikan pengaruh ditemukannya varian Covid-19 bernama Omicron terhadap industri OTA secara keseluruhan. 

“Melihat dari kasus yang sebelumnya, tergantung dari seberapa ketat kebijakan yang diambil pemerintah untuk menanggulangi hal ini akan memengaruhi mobilitas masyarakat," ujarnya.

Menurut Busyra kesehatan dan keselamatan setiap masyarakat adalah yang paling penting dan harus diutamakan.

Dengan demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan terutama saat bepergian menggunakan layanan Pegipegi. Dengan prokes yang ketat diharapkan mampu menurunkan risiko merebaknya varian baru Covid-19.

Senada denga Busyra, Public relations J&T Express Elena menyebut perusahaannya akan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam proses pengantaran barang kepada konsumen. 

Walaupun tidak terdampak langsung dan telah dilakukan edukasi, masyarakat masih khawatir jika barang atau paket yang diterima dapat membawa virus, terutama dari luar negeri.

"Sejak awal pandemi hingga sekarang protokol kesehatan ketat kami terapkan, seperti sterilisasi paket, mesin sortir dan area drop point. kemudian juga para karyawan dilengkapi dengan penggunaan masker, pemberian vitamin dan tentunya tetap menerapkan prokes," ujarnya.

Seperti dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE) atau kelompok ahli independen yang secara berkala memantau dan mengevaluasi evolusi SARS-CoV-2 melaporkan adanya varian baru B.1.1.529.

Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO berasal dafi Afrika Selatan pada 24 November 2021. TAG-VE telah menyarankan WHO varian tersebut harus ditetapkan sebagai VOC (variant of concern).

WHO pun telah menetapkan B.1.1.529 sebagai VOC, bernama Omicron.

Menurut organisasi tersebut, Omicron memiliki jumlah mutasi yang banyak dan mengkhawatirkan. Varian tersebut juga dilaporlan memiliki potensi lebih cepat menular bila dibandingkan dengan varian lain. (Thovan Sugandi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.