Mengakselerasi Laju Perekonomian 2022 dengan Budidaya Perikanan

Sejumlah kalangan memproyeksikan pertumbuhan perekonomian Indonesia menembus 5,2% pada 2022. Budidaya perikanan diyakini menjadi salah satu subsektor yang mengakselerasi.

Fatkhul Maskur

8 Des 2021 - 12.54
A-
A+
Mengakselerasi Laju Perekonomian 2022 dengan Budidaya Perikanan

Panen udang vaname dalam kunjungan kerjanya ke Lampung, Sabtu (12/6/2021). - Foto Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Sejumlah kalangan memproyeksikan pertumbuhan perekonomian Indonesia menembus 5,2% pada 2022. Budidaya perikanan diyakini menjadi salah satu subsektor yang mengakselerasi.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mulai mengimplementasikan dua program terobosan KKP pada awal 2022 untuk menggenjot produktivitas sektor perikanan budidaya. Peningkatan produksi salah satunya bertujuan untuk memenuhi target ekspor, khususnya untuk komoditas perikanan budidaya. 

Dua program terobosan itu adalah pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor dengan komoditas unggulan di pasar global. Serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.  

“Kami di DJPB, baik pusat maupun di daerah, melalui unit pelaksana teknis serta bersinergi dengan lintas sektoral akan berjuang sama-sama untuk merealisasikan dan menjalankan dua program terobosan 2022 ini," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi Kinerja Subsektor Perikanan Budidaya di 2022, Selasa (7/12/2021).

Merefleksikan program terobosan tersebut, pihaknya fokus pada komoditas berorientasi ekspor yang mempunyai nilai ekonomis tinggi,  yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut. Untuk udang, sudah ada target produksi 2 juta ton pada 2024. 

Strateginya berupa revitalisasi tambak udang tradisional menjadi tambak semi intensif melalui peran teknologi dengan target seluas 45.000 hektare (ha). Melalui strategi ini, produktivitas tambak 0,6 ton/ha/tahun diharapkan meningkat menjadi 30 ton/ha/tahun.

Strategi lainnya melalui modelling tambak udang seluas 1.000 ha sebagai percontohan kawasan tambak udang modern terintegrasi yang menerapkan good aquaculture practices dari hulu hingga hilir. Melalui modelling tambak ini diharapkan produktivitas 0,6 ton/ha/tahun diharapkan bisa menjadi 80 ton/ha/tahun.

Tambak udang. Peningkatan produktivitas tambah udang dilakukan dengan revitalisasi dan modernisasi. - Foto KKP

“Peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor jadi harga mati. Guna pemulihan ekonomi nasional selama pandemi yang masih membayangi kita semua. Salah satu komoditas yang akan kita kejar terus produksinya adalah udang karena memang jadi primadona ekspor," tegas Tebe.

Program terobosan berikutnya adalah pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal dengan tujuan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan pembudidaya ikan dan menjaga komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dari kepunahan.

Lokasi kampung perikanan budidaya berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Perikanan Budidaya, antara lain berada di Pasaman untuk komoditas ikan mas, OKU Timur untuk patin, Pati untuk komoditas nila salin, Gresik untuk ikan bandeng, Lombok Timur untuk lobster, dan Kupang untuk kampung budidaya kerapu.

Keenamnya sudah ditetapkan, dan akan ada 130 lokasi lainnya yang akan dibangun pada 2022. “Kampung perikanan budidaya menjadi salah satu andalan untuk bisa menjadi ketahanan pangan nasional," tutur Tebe.

Selain itu, program terobosan KKP terkait subsektor perikanan budidaya diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, melalui pembentukan korporasi, maupun lahirnya entrepreneur baru, meningkatkan penerimaan negara melalui devisa ekspor, pajak, PNBP, maupun sumber penerimaan subtitusi impor serta meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan. 

Harapannya program yang akan dijalankan itu mampu memberikan manfaat yang besar, baik untuk masyarakat khususnya pembudidaya

KINERJA BUDIDAYA

Sementara itu, kinerja subsektor Perikanan Budidaya sepanjang tahun 2021 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat dan para pembudidaya. Nilai tukar pembudidaya ikan pada triwulan ketiga 2021 sebesar 103,08, meningkat dibandingkan capaian triwulan ketiga 2020 sebesar 100,34. 

Kemudian pendapatan pembudidaya ikan pada triwulan ketiga 2021 sebesar Rp4.367.018 meningkat dibandingkan capaian periode yang sama 2020 sebesar Rp3.544.245.

Dari sisi produksi, jumlah produksi perikanan budidaya pada triwulan ketiga 2021 sebesar 12,25 juta ton, meningkat dibandingkan capaian triwulan ketiga 2020 yang sebesar 11,53 juta ton. 

Produksi Ikan Hias pada triwulan ketiga 2021 sebesar 1,02 miliar ekor, meningkat dibandingkan capaian triwulan ketiga 2020 sebesar 0,78 miliar ekor. 

Di samping itu, perolehan pendapatan negara bukan pajak alias PNBP perikanan budidaya sampai dengan November 2021 mencapai Rp27,80 miliar, melampaui dari target yang ditetapkan sebesar Rp19,91 miliar.

Capaian kinerja yang positif tersebut didukung oleh realisasi program peningkatan produksi perikanan budidaya 2021 melalui pengelolaan perbenihan yang telah dilakukan per November 2021.

Benih ikan bawal hibrida, persilangan induk betina bawal emas dengan induk jantan bawal bintang, berhasil diproduksi secara massal. Balai Perikanan Budidya Laut (BPBL) Batam saat ini memiliki induk produktif bawal emas sebanyak 60 ekor, adapun calon induknya terdiri ukuran 800 gram sebanyak 55 ekor, serta calon induk ukuran 200 gram sebanyak 1.000 ekor. - Foto KKP

Beberapa yang telah dilakukan itu di antaranya penyediaan benih bermutu sebanyak 172 juta ekor, penyediaan calon induk unggul 170.600 ekor, penyediaan bibit rumput laut sebanyak 92.700 kg, penyediaan KJA Budidaya Laut sebanyak 150 unit, Rehabilitasi UPR/HSRT sebanyak 3 unit dan kebun bibit rumput laut sebanyak 30 unit. 

Selain itu melalui pengelolaan produksi dan usaha budidaya diantaranya penyediaan minapadi 100 unit, penyediaan sarana dan prasarana ikan hias sebanyak 63 unit, penyediaan sarana dan prasarana produksi sebanyak 609 paket dan budidaya ikan sistem bioflok sebanyak 192 unit. 

Selain itu pengelolaan kawasan dan kesehatan ikan telah dilakukan per November 2021 kemarin di antaranya Pengelolaan Irigasi perikanan partisipatif (PITAP) sebanyak 55 unit dan bantuan excavator sebanyak 29 unit. 

Sementara pengelolaan pakan dan obat ikan juga telah dilakukan di antaranya penyediaan pakan alami 5 unit, penyediaan pakan ikan mandiri 703.500 kg serta mesin dan bahan baku pakan sebanyak 40 unit. 

Adapun dampak dari pengembangan program perikanan budidaya pada kegiatan padat karya telah melibatkan tenaga kerja sebanyak 3.124 orang dengan upah yang terbayarkan sebanyak Rp13,82 miliar. 

Program padat karya itu di antaranya kegiatan KJA Budidaya laut sebanyak 150 unit dengan menyerap tenaga kerja 300 orang, minapadi sebanyak 100 unit dengan menyerap tenaga kerja 667 orang, PITAP sebanyak 55 unit dengan menyerap tenaga kerja 1.400 orang, kluster tambak udang (MSF) sebanyak 1 unit dengan tenaga kerja terlibat 58 orang dan kluster tambak udang sebanyak 8 unit dengan tenaga kerja yang terlibat 699 orang.

“Poinnya apa yang sudah dilakukan pada 2021, dan apa yang akan dilakukan pada 2022, kami berharap perikanan budidaya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya khususnya," tandas Tebe.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pada triwulan kedua 2021, perekonomian Indonesia tercatat bertumbuh sebesar 7,07% (yoy), tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage atau terbaik dalam 16 tahun terakhir. 

Pemerintah memproyeksikan perekonomian Indonesia pada akhir tahun dapat tumbuh di kisaran 3,7%-4,5%, dan 5,2% pada 2022. Proyeksi ekonomi Indonesia ini sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi global. 

Menteri Airlangga menerangkan bahwa pencapaian target pertumbuhan ekonomi akan bergantung pada peran serta masyarakat dalam meningkatkan efektivitas pengendalian pandemi Covid-19. “Pemerintah terus memperkuat pengendalian pandemi dari sisi hulu hingga hilir guna memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif,” ujarnya, baru-baru ini.

Selain itu, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga terus ditingkatkan untuk mendukung penanganan Covid-19. Komitmen Pemerintah ditunjukkan melalui refocusing APBN dalam mendorong peningkatan anggaran PEN 2021 menjadi sebesar Rp744,77 triliun.

Keberlangsungan sektor usaha juga tetap menjadi fokus utama Pemerintah. Serangkaian insentif fiskal telah diberikan untuk mendongkrak kinerja sektor usaha. Per 20 Agustus 2021, program penempatan dana Pemerintah di perbankan telah mendorong total penyaluran kredit sebesar Rp419,78 triliun yang berasal dari Bank Himbara, Bank Syariah, dan BPD.

Khusus untuk UMKM, telah disalurkan kredit sebesar Rp241,48 triliun atau 57,53% dari total penyaluran kredit. Selain itu untuk pelaku UMKM, dukungan terus diberikan melalui tambahan BPUM dan Bantuan PKL, perluasan program penjaminan kredit, tambahan subsidi bunga baik KUR dan Non KUR, serta penambahan plafon KUR 2021 menjadi Rp285 triliun.

Terkini, Pemerintah juga meluncurkan Program Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT-PKLW), menyasar pelaku UMKM informal yang selama ini belum tersentuh oleh program-program lain.

"Mengingat potensi dampak Covid-19 yang dapat berlanjut hingga 2022, Pemerintah berkomitmen melanjutkan Program PEN tahun depan. Alokasi anggaran PEN di 2022 adalah Rp321,2 triliun. Alokasi ini berpotensi meningkat mengikuti dinamika penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.

Dengan serangkaian program itu, perekonomian Indonesia diproyeksikan bertumbuh lebih dari 5,2% pada 2022. Tentu saja, budidaya perikanan diharapkan menjadi salah satu subsektor penopangnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.