Polisi Jujur, Teladan Hoegeng Jangan Hanya Ditiru Polisi Tidur

Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto yakin banyak polisi yang berusaha keras untuk menjaga integritasnya dan meniru nilai-nilai hidup Hoegeng Iman Santoso.

Saeno

7 Nov 2021 - 16.36
A-
A+
Polisi Jujur, Teladan Hoegeng Jangan Hanya Ditiru Polisi Tidur

Salah seorang cicit mantan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Imam Santoso memegang buku berjudul "Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan" dalam rangka 100 tahun Hoegeng, Minggu (7/11/2021)./Antara-Muhammad Zulfikar

Bisnis, JAKARTA - Hoegeng, patung polisi dan polisi tidur telah menjadi anekdot abadi soal sosok polisi jujur di Indonesia. Kelakar soal polisi jujur itu pernah disampaikan  Presiden Ke-4 RI Abdurahman Wahid alias Gusdur.

"Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng," begitu kelakar Gusdur yang belakangan, pada Kamis (4/11/2021) dikutip Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

"Polri sendiri memiliki sosok Jenderal Hoegeng yg terkenal dengan kejujuran & integritasnya dalam bertugas. Namun, munculnya humor tentang "cuma ada 3 Polisi jujur di Indonesia yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng" seakan telah melegitimasi bahwa sangat sulit mencari Polisi jujur & berintegritas di negeri kita," tulis Kapolri di akun instagramnya.

Hal itu disampaikan Kapolri saat mengomentari kejujuran Halimah, seorang petugas cleaning service Bandara Soetta, yang  menemukan dan mengembalikan dompet berisi cek 35,9 miliar.

"Kali ini, dari seorang petugas cleaning service Bandara Soetta bernama Halimah, kita diingatkan betapa berharganya kejujuran & integritas dalam melaksanakan sebuah pekerjaan," ujar Sigit. 

Pada kesempatan terpisah, terkait keteladanan Jenderal Pol. (Purn) Hoegeng Iman Santoso, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto memberikan catatannya.

Menurut Arief nilai-nilai keteladan Kapolri ke-5 Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso harus lestari di Kepolisian RI.

“[Sikap dan perbuatan Hoegeng] bisa menginspirasi saya, bagaimana meneruskan nilai-nilai integritas yang ditanamkan beliau terutama kepada keluarganya, dan bagaimana beliau menanamkan integritas kepada dirinya untuk mengelola organisasi (Kepolisian) ini,” kata Arief menyampaikan pandangannya saat peringatan 100 tahun mendiang Kapolri ke-5 Jenderal Pol. (Purn) Hoegeng Iman Santoso  di Jakarta, Minggu (7/11/2021).

Arief, yang saat itu hadir mewakili Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, menyebutkan kejujuran yang dipraktikkan Hoegeng berakar dari keberanian.

“Kejujuran itu tidak dapat dilakukan kalau tidak ada keberanian. [Hoegeng] seorang yang bukan hanya jujur, tetapi dia juga berani jujur. Itu berarti dia juga berani berkorban, mengorbankan kepentingannya dengan semua privilese yang dimiliki,” terang Arief, seperti dikutip Antara.

Jenderal Purn. Hoegeng Imam Santoso/Istimewa

Keberanian Hoegeng untuk selalu jujur jadi penyemangat tersendiri bagi Kabaharkam Polri dalam menjalankan tugas.

“Ini jadi pemacu bagi diri saya pribadi, teman-teman saya yang masih aktif, adik-adik, bahwa [dengan] bersikap jujur dan menjaga integritas ternyata Pak Hoegeng bisa jadi Kapolri, walaupun dengan berbagai macam tantangan, godaan, beliau mampu,” sebut Kabaharkam Polri.

Arief yakin banyak polisi yang berusaha keras untuk menjaga integritasnya dan meniru nilai-nilai hidup Hoegeng Iman Santoso.

“Banyak Hoegeng-Hoegeng masa kini yang berjuang menegakkan integritasnya, meniru apa yang sudah ditanamkan Pak Hoegeng. Tetapi, itu kembali lagi pada pribadi mereka, kembali lagi pada pimpinan Polri saat ini dan masa depan untuk mampu menanamkan nilai-nilai yang ditanamkan Pak Hoegeng sehingga nilai-nilai itu inheren, hidup, dan lestari di Kepolisian,” terang Arief Sulistyanto pada acara peringatan 100 Tahun Hoegeng.

Dalam acara itu, pihak keluarga Hoegeng meluncurkan buku “Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan”.

Buku yang ditulis Farouk Arnaz tersebut merupakan hasil prakarsa putra pertama Hoegeng, Aditya Hoegeng, bersama Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto.

Dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921 dan meninggal di Jakarta, 14 Juli 2004 pada umur 82 tahun, Hoegeng adalah salah satu tokoh Kepolisian Indonesia.

Seperti dikutip Wikipedia, Hoegeng pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5, bertugas dari tahun 1968 - 1971.

Hoegeng juga merupakan salah satu penandatangan Petisi 50. Nama Hoegeng diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Bhayangkara di Mamuju dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso.

Hoegeng masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klasiek (1937).

Setelah itu, Hoegeng belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan Jepang, Hoegeng mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943).

Setelah itu, Hoegeng diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut Jawa Tengah (1945-1946).

Kemudian, Hoegeng mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.

Di luar dinas kepolisian, Hoegeng terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi, Hoegeng memainkan ukulele.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.