Free

Produksi Rokok Tertekan Cukai, Serapan Tembakau Tercederai

Produksi industri rokok diproyeksi turun menjadi 310,4 miliar batang pada 2022 dari 320,1 miliar batang pada tahun lalu akibat kenaikan cukai hasil tembakau sebesar rata-rata 12 persen.

Wike D. Herlinda

6 Feb 2022 - 21.30
A-
A+
Produksi Rokok Tertekan Cukai, Serapan Tembakau Tercederai

Pekerja memproduksi rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di salah satu pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (23/12/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Bisnis, JAKARTA — Produksi industri rokok diproyeksi turun menjadi 310,4 miliar batang pada 2022 dari 320,1 miliar batang pada tahun lalu akibat kenaikan cukai hasil tembakau sebesar rata-rata 12 persen.

Ketua Gabungan Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Benny Wahyudi menyebut pabrikan rokok saat ini tengah mengatur berbagai strategi penjualan dan diversifikasi investasi ke segmen lain seperti rokok elektrik.

"Dari rencana pengenaan cukai 2022, yang akan turun 10 miliar. Masing-masing perusahaan melakukan strategi pricing policy, promosi, dan sebagainya. Investasi barangkali di segmen market lain, atau sigaret non konvensional yang cair," jelas Benny, akhir pekan. 

Menurut catatannya, produksi sigaret putih mesin (SPM) pada tahun lalu turun 15,52 persen dibandingkan dengan 2019. Sementara itu, penurunan pada sigaret kretek mesin sebesar 7,96 persen, sedangkan sigaret kretek tangan tumbuh 3,42 persen.

Dengan penurunan tersebut, pangsa pasar SPM ikut tergerus 3,27 persen pada 2021 dibandingkan dengan 2019.

Benny mengatakan Gaprindo sebenarnya berharap pemerintah memasukkan industri hasil tembakau (IHT) ke sektor yang dibiayai program pemulihan ekonomi nasional. Namun, alih-alih mendapat insentif, tarif cukai hasil tembakau kembali dinaikkan.

Dengan kenaikan rata-rata 12 persen, Kementerian Keuangan memproyeksikan penerimaan CHT mencapai target APBN sebesar Rp193,53 triliun. Sementara itu, indeks kemahalan naik dari 12,7 persen menjadi 13,78 persen.

Selain mempertimbangkan sisi industri, penaikan tarif cukai juga memperhatikan aspek kesehatan, dimana prevalensi merokok dewasa ditarget turun dari 33,2 persen menjadi 32,26 persen. Adapun, prevalensi merokok anak juga diproyeksi turun dari 8,97 persen menjadi 8,83 persen.

Sementara itu, dari sisi tenaga kerja, ada potensi penurunan sebesar 457 hingga 990 orang.

Pada perkembangan lain, penurunan produksi rokok akan berimbas pada serapan tembakau dari petani. 

Meski berharap panen tembakau pada tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu, petani mengantisipasi turunnya serapan ke pabrikan akibat kenaikan cukai yang rata-rata sebesar 12 persen.

Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno mengatakan serapan tembakau dari petani ke pabrikan pada tahun lalu hanya sekitar 150.000—160.000 ton, turun sekira 20 persen dari 2020.

"Kami tidak tahu kondisi pabrik, biasanya pabrik mengurangi serapan karena kenaikan cukai. Ini yang harus diantisipasi petani," kata Soeseno.

Pada tahun lalu, selain terdampak kenaikan cukai hasil tembakau rata-rata 12,05 persen, petani juga dilanda kemarau basah yang merusak kualitas dan kuantitas hasil panen.

Pada musim tanam JuliAgustus yang seharusnya kemarau, di beberapa daerah justru turun hujan yang menyebabkan tanaman tembakau terendam. Soeseno berharap hal itu tidak terulang pada tahun ini.

Jika kemarau basah tak kembali terjadi, luas lahan yang menghasilkan tembakau dapat mencapai 180.000—200.000 hektare. Dengan rata-rata satu hektar menghasilkan satu ton tembakau, volume panen diharapkan dapat mencapai 200.000 ton pada 2022.

"Harapan kami tahun ini kemaraunya betul-betul tegas, kemarau ya kering, tidak ada hujan," ujarnya.

Mengutip data Kementerian Pertanian, produksi tembakau nasional tercatat sebesar 261.439 ton pada 2020, atau terkontraksi 3,1 persen secara year on year (YoY). Adapun pada 2021, produksi tembakau diproyeksikan mencapai 261.011 ton atau turun 0,16 persen.

Menurut luas areal, Kementan memperkirakan pada 2021 kebun tembakau nasional mencapai 236.687 ha, bertambah dari 2020 seluas 236.103 ha. (Reni Lestari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.