Sisa Lelang SBN Dibatalkan, Reksa Dana Bakal Ketiban Untung

Pembatalan sisa lelang surat berharga negara (SBN) untuk tahun 2021 akan berimbas positif bagi produk reksa dana yang memiliki aset dasar surat utang pemerintah. Seiring dengan itu, kalangan manajer investasi pun sudah mempersiapkan strategi.

Ika Fatma Ramadhansari & Lorenzo Anugrah Mahardhika

9 Nov 2021 - 18.58
A-
A+
Sisa Lelang SBN Dibatalkan, Reksa Dana Bakal Ketiban Untung

ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis, JAKARTA — Keputusan pemerintah untuk membatalkan sisa lelang surat berharga negara (SBN) pada sisa tahun ini memberikan konsekuensi pada berkurangnya pasokan aset dasar baru untuk reksa dana kalangan manajer investasi. Hal ini justru bakal menguntungkan bagi industri reksa dana.

Pemerintah telah membatalkan sedikitnya enam lelang SBN yang seharusnya digelar hingga akhir tahun ini. Keenam lelang tersebut terdiri atas masing-masing tiga lelang surat utang negara (SUN) dan sukuk negara.

Alasannya, pemerintah sudah mencapai target pembiayaan untuk APBN 2021 dari hasil lelang SBN sebanyak 42 kali yang telah dilakukan sepanjang tahun ini. Hal ini tidak terlepas dari tingginya animo investor selama lelang tahun ini sehingga target yang dipatok pemerintah selalu terlampaui.

Adapun, dari 42 lelang tersebut, pemerintah telah menghimpun total penawaran investor sebanyak Rp2.266,7 triliun, sedangkan dana yang dimenangkan pemerintah sudah mencapai Rp694,86 triliun. Nilai yang dimenangkan pemerintah itu terdiri atas SUN sebanyak Rp512,72 triliun dan sukuk negara Rp182,14 triliun.

Menyikapi keputusan pemerintah tersebut, perusahaan manajer investasi pun telah menyiapkan strategi alternatif.

PT Trimegah Asset  Management (Trimegah AM) mengakui akan memperbesar porsi obligasi korporasi pada produk reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana campurannya sebagai respons atas keputusan Kementerian Keuangan tersebut.

Direktur Utama Trimegah AM Antony Dirga mengungkapkan, pembatalan SBN jelang akhir tahun ini merupakan faktor positif untuk pasar obligasi, baik itu untuk obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi.

“Secara fundamental, disiplin fiskal kita yang baik dan keadaan ekonomi yang ter-support oleh harga komoditas yang tinggi membuat obligasi yang kita terbitkan menarik,” ungkap Antony kepada Bisnis, Selasa (9/11).

Antony juga mengungkapkan bahwa secara relatif, valuasi obligasi di Indonesia adalah salah satu yang termurah di kawasan Asia. Oleh karena itu, tuturnya, pembatalan SBN di sisa tahun makin menambah daya tarik obligasi dalam negeri sebagai instrumen investasi di pasar regional.

Keputusan pemerintah itu bakal turun mendorong makin rendahnya tingkat suku bunga obligasi negara. Seiring dengan itu, Trimegah sendiri akan memperbesar porsi obligasi korporasi pada produknya.

“Ke depannya kami memang akan fokus untuk memperbesar porsi obligasi korporasi di portofolio kami, tentunya dengan tetap memperhatikan kualitas kredit yang menjadi underlying obligasi-obligasi korporasi tersebut,” jelasnya.

Kendati demikian, Trimegah AM masih akan berinvestasi pada obligasi pemerintah atau SBN, tetapi dengan posisi yang akan lebih taktis dan opportunistic.

Trimegah AM masih mengagendakan untuk menerbitkan instrumen baru pada sisa tahun ini yang akan mengandalkan aset dasar berupa surat utang. Kendati belum akan menerbitkan instrumen reksa dana pendapatan tetap baru, perusahaan akan menerbitkan jenis reksa dana campuran, khususnya syariah.

Trimegah sedang menggodok produk versi syaria dari reksa dana Trimegah Balanced Absolute Strategy. Produk yang telah diluncurkan setidaknya 2,5 tahun lalu ini, ungkap Antony, telah sukses menghasilkan kinerja baik untuk nasabahnya.

“Di mana kinerjanya sejak diluncurkan 2,5 tahun yang lalu naik 55,3% mengalahkan IHSG yang hanya naik 3,4% pada periode yang sama. Dalam waktu dekat, versi syariah dari reksa dana ini akan kami perkenalkan kepada publik,” ungkap Antony.

Direktur Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan pembatalan sisa lelang SBN pada tahun ini akan berimbas positif bagi instrumen reksa dana dengan aset dasar surat utang. Salah satu dampak positif tersebut adalah menguatnya harga obligasi baik surat utang pemerintah maupun korporasi

“Efeknya akan positif karena mengurangi risiko dari sisi pasokan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, Avrist AM telah menyiapkan strategi guna menjaga kinerja produk-produk yang memiliki portofolio surat utang di dalamnya.

Untuk reksa dana pendapatan tetap, Avrist AM akan fokus pada seri-seri benchmark dari SUN. Hal ini untuk mempermudah melakukan perubahan durasi seiring dengan perubahan pasar obligasi.

Sementara itu, untuk produk reksa dana pendapatan tetap dengan aset dasar obligasi korporasi, Avrist AM akan fokus pada fundamental perusahaan yang kuat. Menurutnya, hal tersebut amat penting dilakukan mengingat imbal hasil (yield) yang saat ini cenderung terbatas.

Adapun, untuk jenis reksa dana campuran, Farash mengatakan saat ini komposisi produknya lebih dominan pada aset saham. Avrist AM masih akan mempertahankan komposisi tersebut dalam beberapa waktu ke depan.

"Untuk reksa dana campuran kami mayoritas masih di saham, porsi obligasi belum ada perubahan," pungkasnya.

MANFAAT BAGI INVESTOR

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana sependapat bahwa berkurangnya pasokan SBN di pasar primer akan berimbas positif bagi kondisi pasar surat utang negara. Sebab, hal ini akan menaikkan harga SBN serta meningkatkan kinerja produk reksa dana pendapatan tetap dan campuran.

“Ditiadakannya lelang SBN dipandang baik untuk reksa dana yang memiliki portofolio SBN,” jelasnya.

Wawan melanjutkan, sentimen ini menjadi kabar positif bagi investor yang memiliki portofolio reksa dana pendapatan tetap dan campuran. Ia merekomendasikan reksa dana pendapatan tetap untuk investor dengan profil risiko menengah dan durasi investasi 1 – 3 tahun.

Sementara itu, reksa dana campuran dapat dicermati bagi investor dengan profil risiko yang sedikit lebih tinggi dibandingkan pendapatan tetap dan durasi investasi 3 – 5 tahun.

“Sepanjang masih sesuai dengan tujuan, silahkan dipegang karena prospek tahun depan pun masih menguntungkan,” ujarnya.

Adapun, berdasarkan laporan mingguan Infovesta Utama, reksa dana campuran sepanjang tahun hingga 5 November 2021 menjadi instrumen dengan kinerja yang terbaik yaitu tumbuh sebesar 4,35% year-to-date (YtD).

Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap menempati posisi ketiga dengan tumbuh 2,13% YtD yang berada di bawah kinerja instrumen reksa dana pasar uang 2,84% YtD.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengungkapkan bahwa dengan adanya pembatalan lelang SBN membuat imbal hasil atau yield secara keseluruhan akan turun. Selain itu, juga akan ada ekspektasi penguatan (rally) dari harga obligasi secara keseluruhan.

“Terkait dengan auction SBN dan SBSN yang dibatalkan di sisa tahun ini, terhadap produk reksa dana pendapatan tetap dan campuran harusnya seharusnya tidak akan berpengaruh negatif ke pasar dan ini merupakan momentum baik untuk dari auction cancellation tersebut,” kata Guntur.

Oleh karena itu, menurut Guntur saat ini adalah momentum yang cukup baik dan akan menjadi daya tarik dari investor obligasi karena kondisi pasar obligasi akan menjadi positif.

Guntur mengungkapkan dengan dibatalkannya lelang SBN tersebut, masing-masing manajer investasi akan menentukan strategi untuk porsi investasi obligasi masing-masing produk reksa dana pendapatan tetap maupun campurannya. Bisa dengan misalnya memperbanyak porsi obligasi korporasi.

“Tapi tentunya pengelolaan secara taktis untuk penyesuaian durasi dari portfolio akan berpengaruh terhadap kinerja reksa dana berbasis obligasi (active duration strategy),” jelas Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.