Sumbar Andalkan Surplus Pangan untuk Ungkit Perekonomian Daerah

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengalami surplus pangan yang dimanfaatkan untuk mengungkit perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Sejumlah daerah menjadi tujuan distribusi pangan termasuk DKI Jakarta.

27 Mei 2021 - 11.11
A-
A+
Sumbar Andalkan Surplus Pangan untuk Ungkit Perekonomian Daerah

Petani beraktivitas di sawah yang hampir panen di kawasan pertanian Sungai Lareh, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (2/3/2021). Bisnis/Noli Hendra

Bisnis, PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengandalkan kondisi ketersediaan pangan yang mengalami surplus untuk mengungkit perekonomian daerah tersebut di tengah berbagai tekanan akibat pandemi Covid-19.

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengalami surplus pangan yang dimanfaatkan untuk mengungkit perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Sejumlah daerah menjadi tujuan distribusi pangan termasuk DKI Jakarta.

Namun, Sumbar tetap memiliki strategi lain agar ketersediaan pangan tetap berkelanjutan dengan mencanangkan sejumlah program kerja.

Gubernur Sumbar Mahyeldi tidak memungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah membuat sendi-sendi perekonomian jadi terganggu, termasuk bagi perekonomian di Sumbar.

“Namun, hal itu tidak membuat Sumbar berputus asa. Buktinya, berbicara ketersediaan pangan, dapat dikatakan Sumbar surplus pangan, seperti beras, daging dan telur,” ujar Mahyeldi di dalam dialog Food Summit 2021, Rabu (26/5/2021).

Surplusnya produksi pangan di Sumbar ini membuat penjualan pangan di Sumbar dapat menjangkau daerah tetangga di Sumatra yakni di Riau, Jambi, dan bahkan sampai ke DKI Jakarta serta Jawa Barat.

Padi siap dipanen. Bisnis/Abdurachman

Menurutnya melihat kondisi ketersediaan pangan di Sumbar surplus turut memengaruhi indeks Ketahanan Pangan Sumatra Barat.

Pada saat ini indeks ketahanan pangan Sumbar berada pada angka 78,64 atau menduduki peringkat delapan nasional. Kondisi naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 75,43 peringkat Sembilan nasional.

Gubernur juga mengatakan ada beberapa program yang dicanangkan terkait dengan ketahanan pangan Seperti distribusi pangan melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC).

TTIC bertujuan untuk memutus mata rantai distribusi pangan dan pengendalian harga di tingkat produsen dan konsumen sehingga disparitas harga rendah. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pasar murah di TTIC dan langsung ke masyarakat.

Kemudian ada Nagari Beternak yang merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi ternak sapi, kambing, dan unggas melalui penyediaan bibit dan pelatihan budi daya ternak; SiKomandan upaya peningkatan produksi sapi dan kerbau sebagai komoditas andalan negeri melalui penyediaan sarana prasarana dan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dan Pemeriksaan Kebuntingan.

Kemudian Beras Organik melalui pendampingan oleh Satgas Organik dan penilaian dan pengawasan oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumbar dan Olahan Ikan bertujuan untuk meningkatkan keanekaragaman masakan berbahan baku hasil kelautan dan perikanan.

Menurut Mahyeldi sektor pertanian sangat berperan dalam pembangunan Sumbar. Hal ini dapat terlihat pada kondisi PDRB, bahwa sektor pertanian jadi penyumbang terbesar, yang pada 2020 berkontribusi 22,38% atau Rp54,2 triliun terhadap PDRB Sumbar.

Penyerapan tenaga kerja mencapai 36,22% pada 2020 atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya 34,3%. “Lalu untuk ekspor komoditas pertanian Sumbar pada 2020 sebesar 543.506 ton dengan nilai US$ 101.678.570.”

ANTARDAERAH

Dengan surplusnya ketersediaan pangan, Pemprov Sumbar menjadi pemasok sejumlah komoditas ke sejumlah daerah.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu dengan Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullahdi Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (25/5 - 2021) pagi / Instagram

Gubernur Mahyeldi pada Selasa (25/5/2021) menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membahas potensi kerja sama di bidang pangan, pertanian dan pariwisata.

Dalam akun instagram Anies Baswedan @aniesbaswedan dan akun instagram Mahyeldi @mahyeldisp diunggah momen kebersamaan tersebut. Anies berencana mengunjungi Sumbar untuk menindaklanjuti kerja sama kedua daerah.

Kerja sama ekspor komoditas antardaerah juga sudah dilakukan oleh Sumbar dengan Provinsi Riau. Hal ini telah dituangkan ke dalam kerja sama antara Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Syafrizal mengatakan dengan adanya kerja sama itu maka telah turut memutus mata rantai perdagangan. Artinya, harga komoditas yang dijual ke Riau bisa disesuaikan.

“Komoditas yang akan dipasok ke Riau itu yakni beras, bawang merah, cabe merah, dan sayur-sayuran. Sejumlah komoditas itu adalah komoditas dengan produksi yang terbilang surplus,” katanya ketika dihubungi Bisnis di Padang, Kamis (20/5/2021).

Dia menjelaskan seperti beras, dari produksi padi di Sumbar per tahun mencapai 1,4 juta ton dan bila dijadikan beras bisa mencapai 800.000 ton. Sementara itu, kebutuhan beras di Sumbar per tahun 500 ton atau mengalami surplus 300.000 ton.

Beras yang akan dipasok ke Riau itu, tidak hanya dari beras Solok dengan kualitas premium. Tetapi beras yang diproduksi oleh seluruh petani di Sumbar, dengan beragam jenis padi.

“Selera orang Riau dengan Sumbar soal beras itu sama, kurang suka dengan beras pulen,” katanya.

Begitu juga dengan produksi bawang merah dan cabai merah jumlahnya hampir sama yakni 130.000 per tahun, sedangkan kebutuhan di Sumbar hanya 35.000 ton sehingga masih ada 95.000 yang bisa dipasok ke Riau per tahunnya.

“Dengan adanya kerja sama ini, jelas memberikan banyak manfaat bagi kedua daerah. Sumbar memperoleh pasar yang jelas dan berdampak kepada ekonomi petani, dan Riau pun bisa memenuhi kebutuhan sejumlah pangannya.” (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.