Bisnis, JAKARTA — PT Telkom Indonesia Tbk. makin memantapkan rencana penataan ulang portofolio bisnis perusahaan, dengan memisah pangsa pasar TLKM untuk segmen korporasi dan Telkomsel untuk ceruk ritel.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan perseroan masih terus melakukan penataan portofolio bisnis bersama anak perusahaan mereka, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
“Penataan portofolio bisnis menjadi salah satu fokus Telkom pada tahun depan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/12/2021).
Bagaimanapun, dia mengungkapkan perusahaan berkode saham TLKM berencana membentuk anak perusahaan yang fokus dalam pengembangan layanan digital.
Dalam kaitan itu, Ririek mengatakan anak perusahaan tersebut rencananya akan berada di bawah naungan Telkomsel. Ririek belum dapat bercerita lebih lanjut mengenai anak usaha tersebut.
“Terkait dengan anak perusahaan yang fokus dalam pengembangan layanan akan dimulai dengan pembentukan anak usaha di bawah Telkomsel,” ujarnya.
Sekadar informasi, pada kuartal III/2021, pendapatan layanan digital Telkomsel tumbuh 18,6 persen secara tahunan menjadi Rp7,36 triliun.
Layanan digital menjadi pendorong utama transformasi Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital dengan inisiatif untuk mengoptimalkan dan mempercepat adopsi melalui produk dan layanan di segmen digital.
Adapun, beberapa produk dan layanan di segmen digital antara lain gaya hidup digital, periklanan digital, solusi digital bagi perusahaan, dan bisnis internet untuk segala atau internet of things (IoT).
Seandainya perusahaan baru sudah terbentuk, diperkirakan produk-produk yang tergabung dalam layanan digital seperti MAXstream, Kuncie, dan lain sebagainya, akan dikelola oleh satu perusahaan khusus.
Secara umum, bisnis digital menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel pada kuartal III/2021. Telkomsel membukukan pendapatan senilai Rp50,5 triliun, atau naik 6 persen secara tahunan untuk bisnis digital. Layanan digital merupakan bagian dari bisnis digital.
Kontribusi bisnis digital terhadap total pendapatan Telkomsel meningkat dari 73,2 persen pada kuartal III/2020 menjadi 77,5 persen pada kuartal III/2021.
Pendapatan dari layanan data tumbuh sebesar 4,1 persen secara tahunan menjadi Rp43,14 triliun dengan 120,9 juta pengguna data, naik 3 persen dibandingkan dengan kuartal III/2020, telah menggunakan jaringan Telkomsel.
Secara kumulatif, pendapatan yang dibukukan Telkomsel pada kuartal III/2021 mencapai Rp65,14 triliun.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ke depan TLKM dan Telkomsel akan bermain di segmen yang berbeda.
Telkom fokus pada pasar business to business (B2B) atau segmen korporasi, sementara Telkomsel fokus pada business to consumer (B2C) atau pasar konsumen.
"Telkom fokus ke tower, infrastruktur serat optik, data center, cloud, dan 5G. Lalu, Telkomsel fokus ke B2C,” kata Erick
Erick menambahkan perubahan fokus bisnis di telekomunikasi BUMN itu nantinya seperti di perbankan. Bank BRI fokus pada UMKM, sedangkan Bank Mandiri fokus pada korporasi besar.
Perubahan fokus bisnis juga dilakukan untuk membawa Telkom keluar dari senjakala industri telekomunikasi yaitu layanan SMS dan panggilan suara, yang terdisrupsi oleh digital.
Sementara itu, dalam acara Bisnis Indonesia Business Chalanges (BIBC) belum lama ini, Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan pada intinya penataan portofolio bisnis akan melihat manfaat besar yang diterima pelanggan.
Telkom menyaring kebutuhan pelanggan B2B dan B2C, yang kemudian kebutuhan tersebut disalurkan melalui Telkom dan anak usahanya.