Bank Sentral Thailand Longgarkan Ketentuan Kredit Properti

Bank of Thailand memutuskan untuk melonggarkan pemberian kredit properti untuk mempercepat proses pemulihan bisnis real estat yang selama 2 tahun terakhir tertekan akibat dampak pandemi Covid-19.

M. Syahran W. Lubis

21 Okt 2021 - 16.55
A-
A+
Bank Sentral Thailand Longgarkan Ketentuan Kredit Properti

Kantor bank sentral Thailand di Bangkok dalam foto file 26 April 2016./Reuters

Bisnis, JAKARTA – Bank sentral Thailand melonggarkan aturan tentang kredit untuk meningkatkan sektor properti utama yang berjuang dari dampak pandemi Covid-19, kata para pejabat otoritas moneter negara tersebut.

Kebijakan tersebut langsung membuat saham perusahaan pengembang properti di bursa negara Indochina tersebut lebih tinggi.

Batas rasio pinjaman terhadap nilai dinaikkan menjadi 100% dari 70% sampai 90% hingga akhir tahun depan untuk meningkatkan aktivitas di sektor real estat, yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih, kata para pejabat.

Aturan tersebut efektif mulai Rabu (20/10/2021), demikian dilansir Channel News Asia pada pada Kamis (21/10/2021).

"Ketidakpastian tetap tinggi dan beberapa sektor masih rapuh, sehingga langkah-langkah telah diperkenalkan untuk merangsang ekonomi dan meningkatkan lapangan kerja," kata Roong Mallikamas, Asisten Gubernur Bank of Thailand (BOT).

Properti menjulang di Bangkok pada foto file 21 Juni 2019. – Reuters

Langkah-langkah itu akan berlaku untuk semua kontrak pinjaman perumahan, termasuk pembiayaan kembali, meskipun dia mengakui bahwa terdapat sedikit tanda spekulasi di sektor tersebut.

Nilai saham pengembang real estat naik 1,2% pada Kamis ketika istirahat makan siang, dengan Origin Property naik 6,5% dan Noble Development naik 3%.

Sektor properti menyumbang sekitar 10% dari produk domestik bruto (PDB) Thailand dan mempekerjakan 2,8 juta orang, kata Direktur Senior BOT Don Nakornthab.

BOT memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,7% sepanjang tahun ini dan 3,9% pada 2022, setelah terjadi penurunan 6,1% tahun lalu akibat tekanan pandemi.

Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia itu—berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF)—diperkirakan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada awal 2023, tetapi sektor properti akan memerlukan waktu lebih lama untuk normal, kata Don.

"Ekonomi sudah mencapai titik terendah dan tanpa tindakan tambahan, aktivitas sektor properti diperkirakan tidak bakal bisa kembali ke level sebelum krisis hingga 2025. Kami berharap langkah-langkah tersebut akan membantu sektor properti pulih lebih cepat," kata Nakornthab.

Dia menambahkan bahwa pelonggaran aturan, bersama dengan tindakan tambahan, diperkirakan meningkatkan kredit perumahan. Kementerian Keuangan Thailand juga mempertimbangkan untuk memperluas beberapa langkah properti untuk membantu sektor ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.