Bisik-Bisik Rencana Telkom Gandeng Elon Musk Berbisnis Satelit

Emiten telekomunikasi berkode saham TLKM itu sedang dalam pembicaraan untuk bermitra dengan SpaceX guna menghadirkan satelit orbit bumi rendah atau low-earth orbit (LEO) milik Starlink.

21 Jul 2021 - 14.24
A-
A+
Bisik-Bisik Rencana Telkom Gandeng Elon Musk Berbisnis Satelit

Satelit Starlink./dok. Starlink

Bisnis, JAKARTA — PT Telkom Indonesia  Tbk. diam-diam tengah melakukan negosiasi dengan Space X, perusahaan teknologi milik konglomerat global Elon Musk, dalam menghadirkan satelit Starlink untuk menunjang konektivitas digital di pelosok Indonesia.

Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh VP Corporate Communication Telkom Pujo Pramono. Namun, dia belum dapat menceritakan skema, linimasa, hingga nilai investasi dari potensi kerja sama tersebut lantaran masih dalam tahap penjajakan. 

Pujo hanya menjelaskan, dengan mempertimbangkan kondisi geografis, Indonesia sangat membutuhkan satelit berteknologi andal untuk mengakselerasi pemerataan konektivitas ke daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

Untuk itu, lanjutnya, emiten telekomunikasi berkode saham TLKM itu terbuka untuk bermitra dengan pihak manapun yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi satelit, termasuk satelit orbit bumi rendah atau low-earth orbit (LEO) milik Starlink.

“Hal inilah yang mendasari pembicaraan kerja sama Telkom dengan SpaceX,”  kata Pujo kepada Bisnis, Rabu (21/7/2021). 

Pujo mengelaborasi, sebagai perusahaan satelit, SpaceX dinilai memiliki kompetensi mumpuni dalam pengembangan teknologi satelit.

Dia berharap dengan terjalinnya kerja sama nanti, Telkom mampu memberikan solusi guna mengakselerasi konektivitas hingga pelosok nusantara. 

“Harapannya dengan terjalinnya kerja sama, Telkom mampu memberikan solusi guna mengakselerasi konektivitas hingga pelosok nusantara dengan penyediaan layanan satelit yang andal, berkualitas dan terjangkau,”

Desas-desus investasi Elon Musk ke industri satelit Tanah Air terendus awal pekan ini setelah Direktorat Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar kegiatan focus group discussion (FGD)  jaring pendapat dari berbagai asosiasi telekomunikasi. 

Asosiasi yang terlibat dalam kegiatan FGD tersebut a.l. antara lain Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), dan Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI). 

Acara tersebut juga melibatkan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Selulruh Indonesia (ATSI) dan Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel).

Sebagai salah satu peserta FGD, Ketua Umum Apjatel Muhammad Arif menceritakan secara umum SpaceX melalui Starlink ingin masuk ke Indonesia sebagai penyedia telekomunikasi. SpaceX sedang mengurus beberapa perizinan, salah satunya adalah perihal hak labuh. 

“Intinya Starlink ingin masuk Indonesia. Saat ini sedang mengurus hak labuh dan lain sebagainya, untuk beroperasi di Indonesia,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (19/7/2021). 

Dia pun mengutarakan kegiatan diskusi tersebut ditujukan untuk meminta masukan kepada sejumlah asosiasi pertelekomunikasian mengenai rencana investasi kelompok usaha milik Elon Musk tersebut.

Terlebih, jika Starlink hadir dengan satelit LEO, peta persaingan bisnis satelit di Indonesia berubah signifikan.

Apjatel sendiri mengeklaim tidak keberatan jika SpaceX merealisasikan investasi di Indonesia.

Asosiasi menilai layanan internet berbasis serat optik masih yang terbaik, sehingga tak dapat digantikan dengan internet satelit  Starlink milik SpaceX. 

Arif juga berpendapat Starlink dapat mempercepat upaya pemerintah dalam mendorong percepatan transformasi digital dan merdeka sinyal di daerah 3T.  

Kualitas internet yang disuntikan dari satelit Starlink miliki SpaceX, jauh lebih baik dibandingkan dengan satelit jenis high throughput satellites (HTS) atau satelit khusus internet

Dengan beroperasi di orbit bawah, satelit ini mampu memberikan latensi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan satelit konvensional dan satelit khusus internet. 

SpaceX mengeklaim latensi yang dihasilkan dari satelit ini sekitar 25—35 milidetik. Starlink juga mampu menghasilkan internet hingga 1Gbps. 

Pada 2019, SpaceX telah meluncurkan 120 satelit ke orbit rendah. Komisi Komunikasi Federal US memberikan izin kepada SpaceX untuk menempatkan 42.000 satelit starlink di orbit. 

GANDENG LOKAL

Sementara itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berharap pemerintah akan mewajibkan Starlink bekerja sama dengan penyedia jasa internet lokal, seandainya perusahaan itu berinvestasi ke Indonesia. 

Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengatakan pada intinya teknologi baru tidak dapat dibendung.

Meski demikian, seyogianya teknologi baru dimaksimalkan untuk membuat ekosistem bisnis yang sudah ada makin berkembang. Salah satunya adalah bisnis penyedia jasa internet. 

“APJII mengimbau pemerintah agar Starlink ini bisa diarahkan untuk bekerja sama dengan seluruh ISP yang ada,” kata Jamal. 

Dia mengatakan dengan menjalin kerja sama, maka para penyedia layanan internet atau internet service provider (ISP), yang saat ini jumlah mencapai 600 instansi, dapat makin mudah mendapatkan infrastruktur telekomunikasi untuk menggelar layanan. 

Selama ini ketersediaan infrastruktur telekomunikasi menjadi tantangan dalam menggelar layanan internet, khususnya di daerah rural.

Para penyelenggara harus menunggu serap optik digelar di suatu kawasan agar dapat menawarkan layanan kepada para pelanggan ritel, dengan kecepatan yang optimal. 

Tidak hanya untuk membuat layanan ISP makin kuat, dengan bekerja sama maka bisnis ISP lokal juga dapat diselamatkan.  

Jamal mengatakan apabila Starlink dibiarkan untuk melayani langsung pelanggan tanpa adanya kerja sama dengan ISP lokal, dikhawatirkan Starlink bakal mendisrupsi bisnis penyedia layanan internet lokal. 

“Starlink berisiko untuk mengakibatkan disrupsi ke iklim usaha ISP yang sebagian besar adalah UMKM,” kata Jamal. 

Dia mencontohkan beberapa kolaborasi ISP dengan Starlink misalnya ihwal penjualan kembali layanan internet Starlink.

ISP bisa menjadi penjual atau distributor layanan Starlink sekaligus sebagai penyedia layanan internet bagi pelanggan lokal.  

Selain itu, ISP bisa juga sebagai pemberi nomor IP ke pelanggan atau IP transit bisa dari ISP.

Reporter : Leo Dwi Jatmiko

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.