Fakta Harga BBM Nonsubsidi Naik Turun, Masyarakat Sudah Biasa

Untuk harga BBM nonsubsidi yang fluktuatif sepertinya sudah menjadi hal yang biasa bagi konsumen, relevan dengan harga minyak mentah dunia. BBM nonsubsidi memiliki RON yang lebih tinggi, yang sebenarnya lebih menguntungkan konsumen karena kandungan kalorinya lebih tinggi.

Ibeth Nurbaiti

1 Mar 2023 - 09.47
A-
A+
Fakta Harga BBM Nonsubsidi Naik Turun, Masyarakat Sudah Biasa

Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta. Pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) akhirnya menurunkan harga Pertamax c.s. pada awal Januari 2023, setelah sebelumnya harga jual bahan bakar (BBM) nonsubsidi tersebut beberapa kali mengalami kenaikan. JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis, JAKARTA — Naik turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax cs yang dijual PT Pertamina (Persero) sudah menjadi hal biasa yang terjadi di setiap awal bulan. Penyesuaian harga BBM nonsubsidi tersebut dilakukan perseroan mengikuti tren harga minyak dunia dan harga rata-rata publikasi minyak.

Kendati sempat mencuat usulan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir agar penyesuaian harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Dexlite dilakukan setiap pekan, hingga kini usulan tersebut masih sebatas wacana.

Baca juga: Pertamax Campur Bioetanol Berpotensi Kerek Harga BBM Nonsubsidi

Pemerintah diketahui memang sudah membahas usulan tersebut, tetapi belum ada keputusan karena masih memperhitungkan berbagai pertimbangan. Itu sebabnya, Pertamina selaku badan usaha yang bertindak sebagai operator masih melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi sebulan sekali, sembari menunggu keputusan dari pemerintah.

Lantas, seperti apa fakta penyesuaian harga BBM nonsubsidi Pertamina?

Yang jelas, hingga kini Pertamina masih mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam penetapan harga BBM nonsubsidi, yakni Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan/atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

Baca juga: Pemetaan Arah Subsidi BBM Kian Sulit, ‘Tersandera’ Tahun Politik

Seperti yang pernah diungkapkan Direktur Penugasan Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, saat ini Pertamina masih memantau pergerakan tren harga minyak mentah global untuk menentukan harga BBM nonsubsidi.

“Karena kan harga BBM nonsubsidi, ya khususnya, ini kan mengikuti harga minyak global. Kalau tren globalnya tidak naik turun, saya rasa tidak perlu ada penyesuaian [per minggu]. Nanti kita akan melihat,” kata Ega di Gedung Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Rabu (4/1/2023).

Namun, menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, rencana pemerintah untuk memastikan Pertamina bisa memberlakukan penetapan harga BBM nonsubsidi secara fluktuatif dinilai wajar dan sesuai dengan regulasi, sehingga tidak ada halangan untuk tidak diberlakukan. 

Baca juga: Daya Lemah Ungkit Lifting Migas, Target 1 Juta Barel Hanya Mimpi

Terlebih, imbuhnya, untuk harga BBM nonsubsidi yang fluktuatif sepertinya sudah menjadi hal yang biasa bagi konsumen, relevan dengan harga minyak mentah dunia. BBM nonsubsidi memiliki RON yang lebih tinggi, yang sebenarnya lebih menguntungkan konsumen karena kandungan kalorinya lebih tinggi. 

“Lagipula pengguna BBM non-PSO [nonsubsidi] kan tipe konsumen yang daya belinya lebih baik dari pada pengguna BBM PSO [subsidi],” kata Tulus dalam keterangan resminya, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Pemerintah Atur Strategi Amankan Pasokan Energi

Dia menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan BBM penugasan atau BBM PSO, seperti Pertalite dan Solar. Jenis BBM PSO inilah yang harganya diintervensi oleh pemerintah selaku regulator.

Tidak jauh berbeda, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah meyakini bahwa masyarakat pada dasarnya sudah mengetahui informasi mengenai perbedaan jenis BBM dan harganya. 


Namun, dinamika yang terjadi di tengah masyarakat seharusnya bisa ditangani dengan sigap. “BBM nonsubsidi sama dengan barang lain yang naik turun, tidak ada masalah,” katanya.

Untuk diketahui, Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo per 1 Maret 2023.

Baca juga: Persaingan Ketat Badan Usaha Berebut Pasar BBM Tanah Air

Berdasarkan pengumuman pada laman resmi Pertamina, Rabu (1/3/2023), penyesuaian harga tersebut dilakukan perseroan sesuai dengan Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020.

Dengan adanya penyesuaian tersebut, harga Pertamax (RON 92) dan Pertamax Turbo (RON 98) mengalami perubahan per 1 Maret 2023. Untuk harga Pertamax di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Bali ditetapkan naik menjadi Rp13.300 per liter dari sebelumnya Rp12.800 per liter.

Baca juga: Daftar Alokasi Biodiesel B35, Pertamina Menguasai Pasokan 2023

Selain itu, harga Pertamax Turbo di Pulau Jawa juga tercatat naik menjadi Rp15.100 per liter dari sebelumnya Rp14.850 per liter.

Sementara itu, harga Dexlite turun menjadi Rp14.950 per liter dari sebelumnya Rp16.150 per liter, sedangkan harga Pertamina Dex turun menjadi Rp15.850 per liter dari sebelumnya Rp16.850 per liter. (Nyoman Ary Wahyudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.