Bisnis, JAKARTA — Hasil riset daring yang dilakukan oleh perusahaan riset digital Snapcart Indonesia, GrabFood memimpin pasar industri pesan antar makanan pada konsumen dan penjualan di Indonesia.
Riset mengenai industri pesan antar makanan ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dan menyasar konsumen dan penjual (merchant) pada pasar pertama dan kedua.
Pasar pertama yakni megapolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi); dan pasar kedua yakni kota besar Bandung, Surabaya, Medan, Bandar Lampung, Purwokerto, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar.
GrabFood adalah aplikasi pesan antar (e-delivery) makanan yang paling banyak digunakan merchant dengan pendapatan harian rata-rata tertinggi. Hasil riset menunjukkan bahwa 82% restoran dan toko makanan dan minuman menggunakan aplikasi GrabFood untuk layanan mereka, diikuti GoFood (71%) dan ShopeeFood (28%).
Sebanyak 42% penjual dalam riset ini mengatakan mereka telah memanfaatkan aplikasi pesan antar makanan setidaknya dalam 12 bulan terakhir.
Survei juga menemukan rata-rata penjualan harian merchant dari penggunaan GrabFood sebesar Rp750.000, lebih tinggi 13% dibandingkan dengan menggunakan GoFood sebesar Rp670.000. Penjual di Jabodetabek melaporkan penjualan dengan aplikasi GrabFood lebih tinggi 10% dibandingkan dengan GoFood.
Sementara itu, di kota yang lebih kecil, seperti Purwokerto, penjualan merchant dengan menggunakan aplikasi GrabFood lebih tinggi 16% dibandingkan dengan menggunakan GoFood.
Astrid Wiliandry, Direktur Snapcart Indonesia, mengatakan bahwa riset industri pesan antar makanan biasanya fokus pada konsumen. Namun, dalam riset ini, Snapcart melakukan pendekatan yang lebih mendalam dan holistik, mencakup konsumen dan merchant, untuk mengetahui aspek kompetitif dari masing-masing pelaku industri.
“Itulah mengapa kami memasukkan juga survey merchant dalam riset ini. Dan apa yang kami temukan dalam riset ini, antara konsumen dan penjual seperti dua sisi koin yang sama, keduanya mempunyai kecenderungan yang serupa. Sebagai contoh, kami menemukan konsumen menggunakan GrabFood lebih sering dan membelanjakan uang lebih banyak saat menggunakan GrabFood, seperti juga merchant menggunakan dan mendapatkan penjualan lebih banyak saat menggunakan GrabFood,” katanya melalui siaran pers, Selasa (23/11/2021).
Astrid menjelaskan bahwa di antara konsumen pengguna aplikasi pesan antar makanan, hanya 36% yang mengatakan baru menggunakan aplikasi pesan antar makanan dalam 12 bulan terakhir, sedangkan 54% konsumen mengaku penggunaan aplikasi pesan antar makanan meningkat selama pandemi.
Tingkat popularitas GrabFood dan GoFood sama, sedangkan ShopeeFood di belakang keduanya, karena ShopeFood merupakan pendatang baru di pasar.
Seratus persen konsumen tahu dan mengenal GoFood dan GrabFood, sedangkan 52% tahu ShopeeFood. Data yang sama menunjukkan 92% dan 90% konsumen telah berpengalaman menggunakan aplikasi GrabFood dan GoFood, sedangkan 35% pernah menggunakan ShopeeFood.
Data preferensi menunjukkan bahwa 54% responden memilih GrabFood sebagai aplikasi pesan antar makanan yang mereka rekomendasikan, diikuti GoFood (34%) dan ShopeeFood (12%).
Riset juga menemukan bahwa rata-rata konsumen menggunakan GrabFood enam kali dalam sebulan, sedangkan GoFood sebanyak lima kali dalam sebulan. Rata-rata volume pemesanan melalui GrabFood juga lebih tinggi 11% daripada GoFood.
“Kami menemukan faktor nonpromo ketika konsumen memilih aplikasi yang hendak digunakan, seperti variasi dan jumlah restoran dan makanan yang tersedia dalam aplikasi, kemudahan menggunakan aplikasi, dan kecepatan mendapatkan driver,” kata Astrid.