Meneropong Arah Kepulan Asap Emiten Rokok

Kinerja sejumlah emiten rokok pada kuartal III/2021 masih mengepul. Namun, bagaimana prospeknya? Simak penjelasannya.

Duwi Setiya Ariyant*
3 Nov 2021 - 22.20
A-
A+
Meneropong Arah Kepulan Asap Emiten Rokok

Kinerja sejumlah emiten rokok pada kuartal III/2021 masih mengepul. (Bisnis/Dwi Prasetya)

Bisnis, JAKARTA— Kinerja sejumlah emiten rokok pada kuartal III/2021 masih mengepul yang tecermin pada penjualannya selama sembilan bulan. Lalu, bagaimana prospeknya?

Berdasarkan laporan keuangannya, emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) misalnya, mencatatkan penjualan bersih senilai Rp72,5 triliun hingga akhir September 2021. Penjualan ini naik 6,99 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp67,7 triliun.

Lalu, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) membukukan pendapatan Rp92 triliun hingga akhir September 2021, naik 10,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp83,3 triliun.

Kemudian PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) membukukan penjualan Rp1,9 triliun pada kuartal III/2021, meningkat 37,19 persen dibandingkan kuartal III/2020 sebesar Rp1,39 triliun.

Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan, turunnya laba bersih emiten-emiten rokok ini diakibatkan meningkatnya beban pokok penjualan masing-masing emiten.

"Terutama dengan alokasi beban untuk pembayaran tarif cukai. Beban ini memiliki kontribusi besar terhadap total beban perusahaan selain dari beban biaya SDM," kata Reza dihubungi Bisnis, Rabu (3/11/2021).

Reza cenderung merekomendasikan investor untuk hold saham-saham emiten rokok ini. Menurutnya, investor bisa melihat perkembangan kinerja dari emiten-emiten rokok.

Dia menilai penerapan tarif cukai berpotensi menghalangi pertumbuhan kinerja emiten rokok. Reza berujar kenaikan harga rokok bisa terjadi karena kenaikan beban akan dikompensasikan ke harga jual rokok.

"Kecuali, mereka ada pengembangan lain, semisal anorganik yang dapat mengimbangi beban tarif cukai tersebut," tuturnya.

Ke depan, Reza menuturkan investor bisa melihat kembali di masyarakat, apakah tren konsumsi rokok meningkat atau stagnan, atau malah turun dengan semakin sadarnya masyarakat akan kesehatan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan secara umum, penerapan cukai rokok berimbas pada margin emiten rokok tak terkecuali GGRM. GGRM, menurutnya, masih mampu mencetak pertumbuhan pendapatan akibat kinerja penjualan produk sigaret dan kenaikan harga produk sekunder.


"Laba bersih perseroan sejalan dengan pencapaian run rate 80 persen dari estimasi full year 2021 kami, tetapi, di bawah ekspektasi konsensus karena hanya mencapai run rate 67 persen terhadap estimasi 2021," kata Christine dalam risetnya, dikutip Rabu (3/11/2021).

Dia melanjutkan pertumbuhan bottom line GGRM secara kuartalan didukung oleh ekspansi margin di kuartal III/2021, serta efisiensi biaya operasional.

Selain itu, Christine menyebut biaya operasi perusahaan turun 18,8 persen secara kuartalan dan 19,9 persen secara tahunan. Dengan efisiensi tersebut, GGRM mampu membukukan margin laba usaha sebesar 7,2 persen di kuartal III/2021, naik dibandingkan kuartal II/2021 sebesar 2,2 persen.

Mirae Asset Sekuritas memasang target harga Rp33.000 terhadap saham GGRM, didasarkan price to earnings (PE) sebesar 11 kali pada 2022.

"Kami mempertahankan perkiraan dan rekomendasi hold untuk saat ini," tulisnya.

Untuk saham HMSP, Christine menetapkan target harga Rp1.220 per saham dengan rekomendasi hold.   

 
"Kami menurunkan rekomendasi ke hold, karena kami menyempurnakan estimasi kami karena hasil sembilan bulan pertama 2021 di bawah estimasi," tuturnya.

Dia menilai pendapatan HM Sampoerna yang lebih rendah disebabkan karena margin kotor yang lebih rendah dari perkiraan. Margin kotor yang lebih rendah merupakan konsekuensi perusahaan yang tak menaikkan harga jual Sampoerna A untuk menjaga posisinya di pasar.

Mirae Asset Sekuritas mencatat penjualan Sampoerna A tumbuh kuat sebesar 22,5 persen secara tahunan menjadi 9,7 miliar batang di kuartal III/2021.

Selama kuartal III/2021, lanjut Christine, laba kotor HMSP tercatat sebesar Rp3,8 triliun, turun 13,2 persen secara tahunan. Sementara itu, gross profit margin (GPM) turun sebesar 3,8 persen secara tahunan menjadi 15,7 persen dari 19,5 persen di kuartal III/2020.

Secara kumulatif di sembilan bulan 2021, HMSP membukukan laba bersih sebesar Rp5,5 triliun. Menurutnya, laba bersih ini di bawah perkiraan karena hanya mencapai 68 persen dari perkiraan Mirae Sekuritas dan 65 persen dari perkiraan konsensus.

Terpisah, analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya mengatakan kinerja GGRM juga menunjukkan margin lebih rendah kendati pendapatan masih tumbuh. Margin rendah menjadi imbas pengenaan cukai pajak yang lebih tinggi.

"Laba bersih sembilan bulan 2021 adalah 74 persen dari perkiraan full year 2021 kami, masih sejalan, dan 67 persen dari perkiraan konsensus," kata Natalia, dikutip Rabu (3/11/2021).

Dia menjelaskan ketidakmampuan perseroan mengenakan pajak cukai yang lebih tinggi memberikan tekanan pada margin kotor GGRM selama sembilan bulan di 2021.

Sebagai informasi, di kuartal III/2021, GGRM melaporkan margin kotor sebesar 12,2 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal III/2020 sebesar 14,5 persen. Adapun selama sembilan bulan, GGRM menghasilkan margin kotor sebesar 11,3 persen.

"Meskipun beban bunga lebih rendah dan pendapatan lain-lain lebih tinggi, margin kotor yang lebih rendah memberi tekanan pada pendapatan," ucapnya.

BRI Danareksa Sekuritas melihat, harga jual yang lebih tinggi sangat penting untuk mempertahankan margin. BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan preferensi konsumen terhadap sigaret kretek mesin full flavour (SKM FF) akan menopang penjualan GGRM ke depan.

Adapun BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan sell saham Gudang Garam, dengan target harga Rp28.600.

"Namun, kami melihat ada hambatan sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang pajak cukai 2022," tulisnya.

 

(Reporter: Annisa Saumi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.