Rahasia ADHI Tetap Laba Walau Pendapatan Turun

Pertumbuhan laba PT Adhi Karya (Persero) Tbk. pada periode Januari - September 2021 disokong oleh penurunan beban usaha dan peningkatan pendapatan ventura bersama.

Dwi Nicken Tari

1 Nov 2021 - 19.19
A-
A+
Rahasia ADHI Tetap Laba Walau Pendapatan Turun

Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis, JAKARTA — Emiten kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. masih mampu membukukan kenaikan bottom line kendati pendapatan tertekan pada periode 9 bulan pertama tahun ini. Pemasukan dari laba ventura bersama terpantau menjadi salah satu penopangnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham ADHI ini mengalami penurunan pendapatan usaha sebesar 13,08% menjadi Rp7,35 triliun dari sebelumnya Rp8,45 triliun pada kuartal III/2020.

Namun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,59% menjadi Rp17,01 miliar dari sebelumnya Rp15,38 miliar.

Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto menjelaskan Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Adapun, beban usaha perseroan turun menjadi Rp490,52 miliar dari sebelumnya Rp563,50 miliar. Sementara itu, bagian laba ventura bersama melesat 124,59% menjadi Rp184,53 miliar pada kuartal III/2021 dari sebelumnya Rp82,16 miliar pada kuartal III/2020.

“Dari sisi laba kotor, ADHI mencetak laba kotor sebesar Rp1,1 triliun dengan margin sebesar 14,8%,” tulis Farid dalam siaran pers, Senin (1/11).

Lebih lanjut, Farid menerangkan bahwa pada periode Januari - September 2021 ini perseroan telah menerima realisasi pembayaran untuk pekerjaan proyek Jalan Tol Banda Aceh-Sigli senilai Rp1,7 triliun. ADHI juga menerima realisasi pembayaran proyek LRT Jabodebek Fase I sekitar Rp500 miliar.

Adapun, pembayaran itu disebut akan meningkatkan likuiditas ADHI yang dapat mendukung percepatan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur khususnya Proyek Strategis Nasional.

Untuk progres terbaru dari proyek LRT Jabodebek Tahap I, ADHI telah menerima rangkaian kereta atau trainset terakhir.

“Sebanyak 6 kereta dalam satu rangkaian tiba dan langsung diangkut secara perlahan untuk naik ke lintasan,” imbuh Farid.

Sembari itu, ADHI juga telah melakukan tes beban pada infrastruktur prasarana LRT Jabodebek pada 16-17 Oktober 2021. Tes beban dilakukan di bentang panjang yang terletak di atas jalan Tol Jakarta, yakni Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Bentang panjang tersebut memiliki panjang hingga 90 meter atau mengalahkan salah satu bentang terpanjang di Dubai yakni 74 meter.

Dalam proyek LRT Jabodebek ini, ADHI berperan mengerjakan penyambungan lintasan, pembangunan fisik stasiun, jalur layang, trackwork dan lintasan rel, serta persinyalan.

Hingga akhir September 2021, kemajuan pembangunan prasarana Kereta Api Ringan atau LRT yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) Tahap I secara keseluruhan telah mencapai 87,54%.

Seiring dengan target operasional LRT Jabodebek Tahap I dimulai tahun depan, anak usaha ADHI yang bergerak di sektor properti transit oriented development (TOD) yaitu PT Adhi Commuter Properti pun mengebut persiapan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Corporate Secretary Adhi Commuter Properti Adi Sampurno mengatakan pihaknya belum dapat menyampaikan secara rinci mengenai progres IPO tersebut.

“Tetapi secara umum, progresnya positif dan nanti pasti akan kami sampaikan secara detail terkait IPO ketika sudah waktunya,” kata Adi kepada Bisnis.

Dalam catatan Bisnis sebelumnya, PT Adhi Commuter Properti menargetkan bakal IPO pada kuartal IV/2021 dengan membidik dana segar Rp1,5 triliun.

REKOMENDASI SAHAM

Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya mengatakan operasional LRT Jabodebek yang dijadwalkan pada 2022 bakal dapat meningkatkan kinerja segmen properti PT Adhi Karya (Persero) Tbk. lewat PT Adhi Commuter Properti yang mengelola hunian TOD di sekitar stasiun LRT.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk ADHI dengan target harga Rp1.170,” tulis RHB Sekuritas dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg.

Selain prospek dari LRT Jabodebek, Ryan dan Andrey menilai kemampuan perseroan mendapatkan kontrak baru dari proyek swasta dapat memitigasi risiko refocusing anggaran terhadap perseroan di sisa tahun ini.

Per September 2021, ADHI membukukan nilai kontrak baru Rp11,3 triliun atau naik 82,3% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp6,2 triliun.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari pemerintah sebesar 34%, sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 10%, sedangkan proyek kepemilikan swasta/lainnya sebesar 56%.

Walaupun RHB Sekuritas menurunkan proyeksi EBITDA dari ADHI sebesar 10% pada 2021 dan 4,6% pada 2022 karena pemulihan yang lebih lambat pada semester I/2021, produktivitas ADHI dinilai akan segera meningkat lagi pada semester kedua ini.

Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael memberikan rekomendasi tahan untuk saham ADHI degan target harga Rp1.150. Dia menilai lonjakan kasus Covid-19 pada awal kuartal III/2021 telah menyebabkan perlambatan tender proyek.

Namun, Joshua menunjukkan katalis terdekat untuk ADHI bakal datang dari realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pembayaran proyek LRT Jabodebek.

“Rekomendasi kami saat ini [untuk ADHI] tahan, dengan target harga Rp1.150,” kata Joshua kepada Bisnis, Senin (1/11).

Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo dan Arnanto Januri menambahkan sentimen perpindahan ibukota baru tetap dapat membawa angin segar untuk emiten kontruksi. Kendati demikian, progres perpindahan ibukota baru ini masih menantang dari sisi pendanaan.

“Kami memperkirakan investor swasta dapat berpartisipasi lebih di proyek yang banyak menelan alokasi bujet negara ini yang juga menandakan keseriusan pemerintah,” tulis J.P. Morgan.

Menuju 2022, J.P Morgan pun memperkirakan fase pemulihan di sektor infrastruktur Indonesia akan lebih banyak didorong oleh kelanjutan proyek-proyek eksisting yang tertunda sebelumnya.

Dari konsensus analis yang dihimpun Bloomberg, sebanyak 10 analis merekomendasikan beli, 5 analis merekomendasikan tahan, dan 1 analis merekomendasikan jual saham ADHI.

Di lantai bursa, saham ADHI ditutup naik 0,95% menjadi Rp1.060. Dalam 3 bulan terakhir, ADHI menanjak 50,35% dengan kapitalisasi pasar Rp3,77 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.