Bisnis, JAKARTA - PT Multipolar Tbk. (MLPL) terus bertransformasi menjadi perusahaan investasi teknologi yang mumpuni. Perusahaan yang merupakan bagian dari Grup Lippo itu bahkan sampai mengubah nama dan logo menjadi MPC.
"Hari ini, dengan bangga kami umumkan tekad kami menjadi perusahaan investasi teknologi terbesar. Kami PT Multipolar Tbk, bertransformasi menjadi MPC," ujar Presiden Direktur dan CEO Multipolar, Adrian Suherman, pada Selasa (14/12/2021.
Tidak hanya itu, emiten berkode MLPL itu juga telah menyiapkan strategi taktis untuk terus bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Salah satunya dengan melanjutkan investasi di perusahaan-perusahaan rintisan alias startup.
Adrian mengatakan perseroan telah berinvestasi pada lebih dari 50 perusahaan teknologi dalam lima tahun terakhir. Beberapa perusahaan tersebut bahkan telah menjadi pemimpin di industrinya masing-masing.
"Kami akan terus berinvestasi di early stage, dan later stage digital company," kata Adrian.
Pada early stage, MLPL bakal berinvestasi di perusahaan rintisan dengan fokus di Indonesia dan Asia Tenggara. Selain startup, perseroan juga mengincar perusahaan berbasis teknologi.
Itu lantaran perseroan yakin pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bakal didominasi oleh perusahaan berbasis teknologi. Oleh karena itu perusahaannya juga bakal aktif menanamkan modal dengan ikut berpartisipasi dalam initial public offering (IPO).
"Kami akan berpartisipasi dalam IPO dan pre-IPO market perusahaan teknologi Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Adrian menjelaskan bahwa selain perusahaan teknologi, pihaknya juga fokus berinvestasi pada tiga sektor lainnya, yaitu omni channel retail, layanan kesehatan, dan jasa keuangan. "Empat area ini yang akan menjadi fokus MPC dalam dua sampai tiga tahun ke depan," kata dia.
Bentuk Platform Perdagangan Kripto
Selain berinvestasi, MLPL juga bakal membentuk platform perdagangan aset kripto. Perseroan baru-baru ini mengumumkan perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan dua perusahaan teknologi global.
Pertama, MLPL menggandeng Ping An untuk mendirikan perusahaan patungan berbentuk lending company dengan nama Ringan. Dia menyebut Ringan tidak hanya memberikan pendanaan di pinjaman konsumtif, tetapi juga di pinjaman produktif.
"JV kita sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diizinkan beroperasi di Indonesia," kata Adrian.
Sementara itu, JV kedua didirikan bersama Luno dan berbentuk platform perdagangan kripto. Perseroan bersama Luno akan membentuk cryptocurrency wallets and exchange di Indonesia.
"Dengan misi mendemokratisasi akses masyarakat ke aset kripto," ujar dia.