Free

Progres Proyek Jambaran Tiung Biru Siap Ngegas

Kendati kemajuan proyek pengembangan gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) masih berada di bawah target rencana awal yakni 99,38 persen per Juli, tidak lama lagi proyek strategis nasional itu memasuki fase krusial, yakni gas in.

Ibeth Nurbaiti

29 Jul 2022 - 13.00
A-
A+
Progres Proyek Jambaran Tiung Biru Siap Ngegas

Pertamina EP Cepu telah menyelesaikan tahapan completion yang merupakan proses pemasangan tubing (pipa produksi) beserta seluruh kelengkapannya. Sejauh ini, Proyek JTB yang dioperatori PEPC mencapai 17.391.921 Jam Kerja Selamat. Istimewa - Pertamina

Bisnis, JAKARTA — Progres proyek Jambaran Tiung Biru telah mencapai 96,70 persen per Juli 2022, sehingga diharapkan segera beroperasi dan siap memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan industri, serta kelistrikan khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kendati kemajuan proyek pengembangan gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) masih berada di bawah target rencana awal yakni 99,38 persen per Juli, tidak lama lagi proyek strategis nasional itu memasuki fase krusial, yakni gas in

Gas in adalah pengaliran gas dari sumber sumurnya menuju Gas Processing Facilities (GPF) untuk diolah sebelum memasuki tahap on stream. Gas in juga merupakan fase awal pembuktian bahwa segala peralatan dan instalasi terintegrasi dengan baik, serta pelaksanaannya tetap memperhatikan keselamatan kerja minyak dan gas bumi (migas). Setelah gas in berjalan lancar, tahapan berikutnya adalah gas on stream.

Baca juga: Saatnya Memaksimalkan Potensi Migas Blok Masela

“Realisasi proyek ini tinggal selangkah lagi. Commissioning dan gas in menjadi bukti peralatan dan instalasi plant terintegrasi dengan baik,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangannya dikutip Jumat (29/7/2022).

Itu sebabnya, Arifin meminta Pertamina EP Cepu sebagai operator JBT untuk segera melakukan commissioning dan gas-in ketika meninjau perkembangan proyek tersebut ke Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada Kamis (28/7/2022).


Kunjungan Arifin ini merupakan kali kedua selama pandemi untuk melihat langsung pembangunan JTB. Sebelumnya, pada April 2021 saat pandemi gelombang kedua mengalami kenaikan, Arifin juga menyempatkan untuk mengecek langsung progres JTB.

“Proyek Jambaran Tiung Biru merupakan proyek prestisius yang melibatkan karya anak bangsa. Harus mencari strategi yang tepat untuk mempercepat commissioning dan bisa dilakukan gas in sesegera mungkin,” ujarnya.

Baca juga: Berantas Tuntas Tambang Ilegal Butuh Totalitas

Pasokan gas dari proyek JTB nantinya diharapkan dapat segera dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik, sektor industri terutama pupuk, serta industri lainnya seperti keramik dan petrokimia di sejumlah wilayah yang ada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui transportasi pipa gas Gresik-Semarang.

Saat ini, Pertamina tengah mempersiapkan diri memasuki proses gas in di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur.

“Sekarang ini hanya tinggal menunggu persiapan gas in saja, untuk kemudian dilanjutkan dengan commissioning start up,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. 

Dengan tren harga minyak dan gas dunia yang tengah tinggi saat ini, menurut Nicke, keberhasilan proyek JTB bakal berdampak positif pada sisi pemasukan negara.

Proyek pengembangan gas Lapangan Unitisasi JTB merupakan salah satu PSN sektor energi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Proyek dengan capital expenditure (Capex) mencapai US$1,5 miliar tersebut diproyeksikan menjadi salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia, dengan produksi sales gas mencapai 192 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Dari jumlah tersebut, 100 MMscfd telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT PLN (Persero).

Baca juga: Skenario Terburuk Atasi Lonjakan Subsidi Energi Disiapkan

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengingatkan pentingnya keselamatan dalam kegiatan usaha migas. 

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja, serta sumber dan proses produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

“Keselamatan kerja merupakan suatu keharusan agar tenaga kerja selalu sehat karena tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan migas,” kata Tutuka. 

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, JTB merupakan proyek pembangunan gas onshore yang paling besar, dengan cadangan mencapai 2 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/Tcf) dan produksi hingga 330 MMscfd. Proyek gas JTB tersebut dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu dengan rencana produksi selama 16 tahun (plateu) dan total masa produksi hingga 30 tahun.

Selain dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, sebanyak 72 MMscfd gas JTB rencananya akan disalurkan ke sejumlah industri di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Adapun, di sisi hilir, Pertagas Niaga membangun pipa gas penyalur mulai dari Semarang, Bojonegoro, Blora, dan Gresik dengan panjang pipa sejauh 267 km. (Nyoman Ary Wahyudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.