Pemda di China Mulai Beri Kelonggaran untuk Likuiditas Developer

Pemerintah daerah di China mulai melonggarkan kemungkinan developer berperingkat tinggi untuk mendapatkan pinjaman setelah pengetatan likuiditas yang memacu developer berebut jualan rumah.

M. Syahran W. Lubis

25 Nov 2021 - 18.10
A-
A+
Pemda di China Mulai Beri Kelonggaran untuk Likuiditas Developer

Wajah properti di Chengdu, China./Chengdu Realty

Bisnis, JAKARTA – Kota Chengdu di China meluncurkan serangkaian langkah pelonggaran untuk meningkatkan likuiditas pengembang properti, menjadi pemerintah daerah besar pertama di negara itu yang berupaya membantu mengatasi krisis uang tunai yang melanda industri real estat.

Chengdu, ibu kota provinsi barat daya Sichuan dengan populasi sekitar 21 juta, berkomitmen mempercepat persetujuan penjualan rumah dan pinjaman properti serta mengurangi pembatasan penggunaan hasil dari prapenjualan, menurut pernyataan otoritas perumahan setempat pada Rabu (24/11/2021) yang ditulis Bloomberg dan dikutip Bisnis.com.

Berikut adalah beberapa langkah utama Chengdu yang memungkinkan pengembang untuk meningkatkan uang tunai:

= Otoritas perumahan berjanji mempersingkat waktu untuk prosedur prapenjualan wajib setidaknya sepertiga;

= Pengembang dapat menggunakan hasil dari prapenjualan jika mereka memenuhi kemajuan konstruksi tertentu.

= Chengdu akan bekerja dengan lembaga keuangan untuk meningkatkan kuota kredit untuk pengembang dan mempercepat persetujuan pinjaman.

= Kota mengatakan akan berkoordinasi dengan bank untuk memperpanjang pinjaman pengembangan properti untuk pengembang utama.

Yan Yuejin, Direktur Riset di E-house China Research and Development Institute yang berbasis di Shanghai, mengemukakan bahwa Chengdu menjadi otoritas kota pertama yang menyerukan pinjaman properti yang lebih cepat dalam pernyataan resmi yang jelas. “Kami kemungkinan akan melihat inisiatif lain untuk mendesak perbankan agar memberi hipotek lebih cepat.”

Langkah untuk meningkatkan likuiditas di bisnis properti muncul ketika kemerosotan sektor tersebut di China semakin dalam yang bermula dari krisis utang developer raksasa Evergrande, yang kemudian menambah tekanan pada pihak berwenang untuk membuat sejumlah langkah yang bertujuan menstabilkan industri yang diperkirakan menyumbang hampir seperempat dari output ekonomi.

Beberapa pemerintah kota pekan lalu melonggarkan aturan untuk penjualan tanah—sumber pendapatan utama bagi mereka—setelah kalangan developer properti yang kekurangan uang menjadi enggan untuk menawar. Dewan Negara China meminta pemerintah-pemerintah daerah untuk menjual lebih banyak obligasi khusus tahun ini untuk meningkatkan investasi di tengah perlambatan ekonomi.

Baca Juga: Angin Segar Properti China, Boleh Terbitkan EBA Lagi

Saham pengembang China naik. China Evergrande Group—yang dililit utang hingga USS300 miliar atau Rp4.200 triliun—naik 6,1% di bursa Hong Kong. Sementara itu, saham Sichuan Languang Development yang berbasis di Chengdu naik 2,3% dalam perdagangan bursa China daratan.

HARGA RUMAH TURUN

Harga rumah baru di Chengdu turun 0,6% pada Oktober dari bulan sebelumnya, terbesar dalam 4,5 tahun, data resmi menunjukkan. Regulator menyempurnakan tindakan keras jangka panjang mereka pada sektor properti setelah krisis kredit di Evergrande dan pengembang peringkat sampah lainnya mulai menyebar ke rekan-rekan berperingkat lebih tinggi.

Pada akhir September, bank sentral China mendesak lembaga keuangan untuk membantu pemerintah daerah menstabilkan pasar perumahan yang mendingin dengan cepat dan meringankan hipotek untuk beberapa pembeli rumah. Media resmi melaporkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa hipotek yang lebih cepat sedang diproses.

"Ini menunjukkan bagaimana pemerintah kota peduli dengan risiko likuiditas pengembang," ungkap Pan Hao, analis properti di KE Holdings, seraya menambahkan bahwa Chengdu sedang mencari langkah-langkah berbeda untuk mencegah risiko masalah dana tunai pengembang meledak.

Kebijakan tersebut diprediksi membantu menghasilkan pendapatan yang mengalir di pengembang berkualitas atau berperingkat tinggi, analis SWS Research termasuk Yuan Hao menulis dalam satu catatan.

Perdana Menteri Li Keqiang memimpin rapat Dewan Negara, kabinet China, pada Rabu, mendesak pemerintah daerah untuk melaksanakan lebih banyak proyek pekerjaan umum pada awal tahun depan, tulis Xinhua yang dikutip Bloomberg dan dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: China Benahi Properti, Pertumbuhan Ekonomi Balik ke 1990

Pemerintah daerah harus meningkatkan persiapan proyek, memfasilitasi peluncuran pekerjaan yang matang, dan membuat permintaan yang wajar untuk kuota obligasi khusus tahun depan, menurut Xinhua.

REBUTAN JUALAN

Sebelumnya sempat muncul laporan bahwa perebutan uang tunai oleh kalangan developer properti China semakin ketat karena industri tersebut mencari cara untuk mengurangi tekanan likuiditas yang bersejarah.

Pada 18 November lalu para pengembang mengumpulkan US$2,4 miliar hanya dalam 24 jam, sehingga total selama sepekan terakhir menjadi setidaknya US$4,2 miliar.

Penggalangan dana terbaru termasuk divestasi saham China Evergrande Group di HengTen Networks Group dan penempatan saham kedua Country Garden Services Holdings dalam 6 bulan, serta penjualan obligasi oleh dua pengembang milik negara.

Developer properti meningkatkan upaya untuk mengumpulkan uang tunai karena mereka berusaha membayar utang pada saat aturan ketat tentang leverage, biaya pinjaman yang meningkat, dan penurunan penjualan rumah membatasi sumber dana tradisional.

Pembuat kebijakan China menjelaskan bahwa mereka mengharapkan pengembang memenuhi kewajiban mereka, bahkan ketika para pejabat mempertahankan pembatasan pada sektor ini.

Baca Juga: Kemerosotan Bisnis Perumahan di China Makin Dalam

"Banyak pengembang melakukan segala yang mereka bisa untuk mencegah default," kata Abhishek Rawat, manajer portofolio di Hong Kong Asset Management, yang menjadi lebih positif di sektor ini bulan lalu.

"Itu pertanda baik karena menyiratkan bahwa mereka peduli dengan reputasi mereka. Ini menunjukkan kesediaan mereka untuk membayar," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.